Jumat, 11 September 2015

HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN AGAR KEUANGAN MENJADI BERKAH


Dalam masalah keuangan dan kekayaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh istri agar memperoleh manfaat, keberkahan dan kebahagiaan. Untuk itu Sahabat ummi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar keuangan keluarga muslim menjadi berkah, yakni dengan cara:
1.      Menerapkan Manajemen Keuangan keluarga dengan benar:
Manajemen keuangan Islami harus dilandasi prinsip keyakinan  jika penentu dan pemberi rezeki  adalah Allah semata dengan upaya dan usaha yang maksimal dengan diniati untuk memenuhi kebutuhan keluarga agar tercipta kebahagiaan dan dapat beribadah dengan khusyu hingga bisa memiliki komitmen dan prioritas penghasilan halal dan membawa berkah dan berusaha dengan keras untuk menghindari penghasilan yang meragukan apalagi yang haram karena hal ini akan berakibat banyak, salah satunya hasil dari pekerjaan suami atau istri akan turut dimakan keluarga, maka jagalah selalu kehalalannya dan bisa timbulkan petaka di dunia maupun akherat. Ada salah satu hadist nabi yang bisa menggambarkan betapa harus berhati-hatinya kita tentang masalah keuangan dalam keluarga, karena jika tidak, kita akan mendapat kebahagiaan semu walau berlimpah uang namun haram.
“Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba memperoleh penghasilan dari yang haram kemudian membelanjakannya itu akan mendapat berkah. Jika ia bersedekah, maka sedekahnya tidak akan diterima. Tidaklah ia menyisihkan dari penghasilan haramnya itu kecuali akan menjadi bekal baginya di neraka. Sesungguhnya Allah tidak akan menghapus kejelekan dengan kejelekan, tetapi menghapus kejelekan itu dengan kebaikan sebab kejelekan tak dapat dihapus dengan kejelekan pula.” (HR. Ahmad)
2.      Peran istri dalam memandang kekayaan suami dan keluarga itu sangatlah kruisal bahkan dianggap memberi andil terbanyak pasang surutnya penghasilan keluarga. Seorang wanita yang shalihah akan selalu berusaha memberikan saran ketika suaminya mencari rezeki dan bisa diajak bertukar pikiran soal mengembangkan usaha, dan suami yang baik selalu mengingatkan  istrinya untuk mengurus dan menjaga harta suami sebaik-baiknya serta amanah dalam membelanjakannya, tidak boros, kikir dan haram. Allah mengingatkan:
“..Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan:67)
3.      Meski bekerja keras merupakan hal yang baik dalam mengupayakan harta keluarga, namun harus memperhatikan kesehatan tubuh yang perlu beristirahat, sosialisasi yang cukup dengan lingkungan sekitar juga tidak menelantarkan keluarga, baik dari segi hak, kewajiban, pendidikan anak-anak dan perhatian keluarga. Dalam istilah Jawa terkenal dengan istilah “ngoyo”, hingga kehabisan waktu di luar untuk bekerja. Islampun mengkritik orang yang sangat sibuk akan pekerjaannya hingga melupakan hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain, apalagi lupa untuk beribadah.

 Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya bagi dirimu, keluargamu dan tubuhmu ada hak atasmu yang harus engkau penuhi, maka berikanlah masing-masing pemilik hak itu haknya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena sebenarnya Allah sudah menetapkan batas-batas kemampuan manusia dalam segala sesuatunya. Namun jika kebutuhan keluarga sangat banyak, misalnya anaknya banyak, maka hal ini harus pandai-pandainya keluarga dalam mengantisipasinya, misalnya kedua suami istri harus bekerjasama mencukupi kebutuhan, paling tidak istri melakukan pekerjaan yang masih bisa mentekel pekerjaan rumahtangga dan mengurus anak-anak.
Rasulullah juga memberi wejangan dengan  ucapannya yang indah“Janganlah kamu bebani mereka dengan apa-apa yang mereka tidak sanggup memikulnya. Dan apabila kamu harus membebani mereka di luar kemampuan, maka bantulah mereka.” (HR. Ibnu Majah). Hal ini mengandung pengertian juga isyarat kerjasama suami istri dalam menggapai kebahagiaan bersama lewat bekerja dengan bijaksana.
4.      Meski tingkat ekonomi sudah memadai, istri harus bijak untuk pilah dan pilih barang-barang atau sesuatu yang harus dibelanjakan, tidak memanjakan anak-anak dengan barang-barang mewah yang kurang berguna, menyisihkan pendapatan untuk sedekah dan zakat tidak boleh terlupa, dan tentu menabung.
Keempat hal ini jika dilakukan dengan baik oleh keluarga muslim insyaAllah kehidupannya menjadi berkah. Semoga Allah memberi kemudahan setiap langkah kita, aamiin.
Referensi:
Candra NMD dan Lisdy Rahayu, Istri Bahagia, penerbit Qibla, 2015
Asraf Syahin, Menjadi Istri Penuh Pesona, 2012, Surakarta: Penerbit Samudra, Cet III.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar