Jumat, 31 Oktober 2014

DOORPRIZE OH DOORPRIZE..


            Hampir semua orang suka dengan istilah satu itu ya doorprize!  Sebab, namanya diberi hadiah walau berupa benda yang sepele, nampaknya tak ada yang menolak, apalagi ibu-ibu demen dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan hadiah. Dan jika hadiah yang dinanti cukup besar dari segi bentuk atau harganya, hmm..tentu itu yang paling diharapkan, kalau perlu sebelum diumumkan siapa yang mendapatkannya, terlihat sekali mulut mereka komat-kamit  berdoa, berharap doorprize jatuh ketangannya.
            Banyak cerita yang berhubungan dengan doorprize, salah satunya dari suami saya. Jika ada orang lain yang selalu beruntung mendapatkan hadiah kejutan itu, nampaknya hal itu hampir tidak pernah terjadi dengannya. Tercatat selalu pulang dengan tangan hampa, jika hadiri acara yang penuh doorprize. Pernah ada acara keluarga, kami sekeluarga datang  berlima (saya, suami dengan tiga anak) semuanya pulang dengan ceria karena mendapat doorprize dan tebak yang hanya diam saja? Hi..hi.. tak lain adalah suami saya.
            Dan kejadian yang paling ‘memilukan’ saat dooprize yang disediakan panitia ada 60 buah dan yang hadir 62 orang, tebak salah satu dari dua orang yang tak mendapatkannya? Iya. Betul! Dialah suamiku, hingga bisa-bisanya pulang dengan wajah malu karena hampir semua peserta membawa bingkisan. Tapi, kenapa juga panitia tak menambah hadiahnya menjadi semuanya mendapatkannya ya,..lha kok jadi nyalahkan panitia..
            Tapi gara-gara doorprize pula, sebuah rapat anggota koperasi memutuskan membatalkan doorprize untuk tahun depan dan seterusnya karena dianggap tak mencerminkan keadilan, menimbulkan iri dengki bagi anggota yang tak pernah dapat dan hanya  menghabiskan anggaran yang diperuntukan bagi yang langganan mendapatkannya. Alhamdulillah terakhir kalinya saya sempat mendapat setrika dari koperasi itu, lumayan..
            Ada cerita unik teman saya, saat ia dan suami selalu rajin menghadiri acara pengajian di kantornya yang terkenal molor. Meski demikian, suaminya selalu on time, Namun saat disodori absen, ia hampir selalu tandatangan daftar kehadiran nomor 4 keatas, bukannya nomor awal meski datang pertama kali ditempat pengajian itu, karena terlalu asyik berbincang dengan teman lain, sambil menunggu acara dimulai. Dan tiba-tiba ada pengumuman mengejutkan dari panitia, jika jamaah yang paling rajin absen nomor satu untuk maju kedepan dan diberi reward alias doorprize dari panitia agar menjadi contoh jamaah lainnya. Tiuuung..suami teman saya tadi sukses melongo dengan memelas.
Dan terakhir, ada pula cerita seorang teman yang heran mengapa masjid  kampung sebelahnya itu selalu penuh jamaahnya setiap saat? Ternyata setelah ia mencoba berjamaah disana, rahasia itu terkuak. Panitia menyediakan doorprize berupa umrah gratis bagi jamaah  yang paling rajin dengan cara absen sidik jari..hi..hi..anaknya merengut setelah tahu hadiah hanya diperuntukan warga sana, padahal sudah semangat 45! Kreatif benar ya cara panitia  memakmuran masjidnya dan menempatkan doorprize menjadi bermanfaat dan tepat guna..
           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar