Hampir semua orang suka dengan
istilah satu itu ya doorprize! Sebab, namanya
diberi hadiah walau berupa benda yang sepele, nampaknya tak ada yang menolak,
apalagi ibu-ibu demen dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan hadiah. Dan jika hadiah yang dinanti cukup
besar dari segi bentuk atau harganya, hmm..tentu itu yang paling diharapkan,
kalau perlu sebelum diumumkan siapa yang mendapatkannya, terlihat sekali mulut
mereka komat-kamit berdoa, berharap doorprize jatuh ketangannya.
Banyak cerita yang berhubungan
dengan doorprize, salah satunya dari suami saya. Jika ada orang lain yang
selalu beruntung mendapatkan hadiah kejutan itu, nampaknya hal itu hampir tidak
pernah terjadi dengannya. Tercatat selalu pulang dengan tangan hampa, jika
hadiri acara yang penuh doorprize. Pernah ada acara keluarga, kami sekeluarga
datang berlima (saya, suami dengan tiga
anak) semuanya pulang dengan ceria karena mendapat doorprize dan tebak yang
hanya diam saja? Hi..hi.. tak lain adalah suami saya.
Dan kejadian yang paling ‘memilukan’
saat dooprize yang disediakan panitia ada 60 buah dan yang hadir 62 orang,
tebak salah satu dari dua orang yang tak mendapatkannya? Iya. Betul! Dialah
suamiku, hingga bisa-bisanya pulang dengan wajah malu karena hampir semua peserta
membawa bingkisan. Tapi, kenapa juga panitia tak menambah hadiahnya menjadi
semuanya mendapatkannya ya,..lha kok jadi nyalahkan panitia..
Tapi gara-gara doorprize pula,
sebuah rapat anggota koperasi memutuskan membatalkan doorprize untuk tahun
depan dan seterusnya karena dianggap tak mencerminkan keadilan, menimbulkan iri
dengki bagi anggota yang tak pernah dapat dan hanya menghabiskan anggaran yang diperuntukan bagi
yang langganan mendapatkannya. Alhamdulillah terakhir kalinya saya sempat
mendapat setrika dari koperasi itu, lumayan..
Ada cerita unik teman saya, saat ia
dan suami selalu rajin menghadiri acara pengajian di kantornya yang terkenal
molor. Meski demikian, suaminya selalu on time, Namun saat disodori absen, ia
hampir selalu tandatangan daftar kehadiran nomor 4 keatas, bukannya nomor awal
meski datang pertama kali ditempat pengajian itu, karena terlalu asyik
berbincang dengan teman lain, sambil menunggu acara dimulai. Dan tiba-tiba ada
pengumuman mengejutkan dari panitia, jika jamaah yang paling rajin absen nomor
satu untuk maju kedepan dan diberi reward
alias doorprize dari panitia agar menjadi contoh jamaah lainnya. Tiuuung..suami
teman saya tadi sukses melongo dengan memelas.
Dan
terakhir, ada pula cerita seorang teman yang heran mengapa masjid kampung sebelahnya itu selalu penuh jamaahnya
setiap saat? Ternyata setelah ia mencoba berjamaah disana, rahasia itu terkuak.
Panitia menyediakan doorprize berupa umrah gratis bagi jamaah yang paling rajin dengan cara absen sidik
jari..hi..hi..anaknya merengut setelah tahu hadiah hanya diperuntukan warga
sana, padahal sudah semangat 45! Kreatif benar ya cara panitia memakmuran masjidnya dan menempatkan doorprize
menjadi bermanfaat dan tepat guna..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar