Jumat, 11 September 2015

ANTARA “PELANGI” DAN KEMARAHAN TUHAN LEWAT JIBRIL


Geger legalitas kaum homo dan lesbi di Amerika dan dan sejumlah negara Eropa untuk meresmikan hubungannya dalam pernikahan tanpa sembunyi-sembunyi, sebenarnya bukan hal baru dalam lintasan kisah masalalu. Hal ini  tertuang jelas dalam Al Qur’an sebagai peringatan bagi kaum yang sudah keterlaluan dalam mengumbar sex sesama jenis dan akhirnya mereka musnah atas kemarahan Allah lewat sabetan sayap Jibril dalam sekejab!

Di Indonesia kasus penyimpangan seperti ini memang beberapa kali menjadi polemic besar, karena sudah sampai pada tahap pembunuhan. Kasus yang terjadi sekitar tahun 2012 yang lalu, yakni seorang yang mempunyai perilaku menyimpang, penyuka sesama jenis, Mujianto begitu membahana, berdengung dengan dengungan tak jelas, terlampau absurd menurutku. Berperawakan kecil, namun siapa nyana dibalik dadanya berjuta  dendam terpatri erat. Bagai bom waktu, ia akhirnya menjadi sang pembunuh berdarah dingin. 15 orang menurut pengakuannya telah dihabisi, dan baru sekitar lima jasad yang terbujur kaku yang telah teridentifikasi.

Bukan main, seorang penyuka sesama jenis mempunyai efek lebih mengerikan daripada orang normal lainnya. Kecemburuannya, hatinya yang merasa tersakiti, membuat ia bermata gelap. Nalar tak lagi jalan, hampir sama dengan kasus Ryan tempo lalu yang cukup menyita perhatian public. Parahnya,  ia merasa tak bersalah dan menyesal. Sebentuk penyakit kejiwaan yang telah kronis.  “Para Pelangi” ini lupa atau bahkan sama sekali tak tahu,  suatu saat perilaku mereka jika sudah tahap memuakkan, dikhawatirkan Allah tak berkenan dengan tingkah mereka hingga eksesnya bisa dirasakan oleh seluruh umat, bahkan yang tak melakukan perbuatan seperti itupun.

Sejurus kemudian saya teringat oleh kaum Nabi Luth, merekalah adalah kaum pertama yang terdeteksi pada Al-Qur’an sebagai kaum homoseks, ini terdapat pada QS an Naml 54-55
Dan Ingatlah kisah Luth ketika ia berkata kepada kaumnya:”Mengapa kamu mengerjakan  perbuatan keji itu sedang kamu (melihatnya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsumu, bukan mendatangi wanita-wanita. Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu)
Kaum yang tersesat itu sama sekali tak gubris dakwah Luth yang dilakukan dengan lemah lembut. Mereka malah mencemooh, mendustakan dan menolak mentah-mentah kebenaran dari Tuhan. Mereka adalah kaum yang gemar merampok, melakukan kebathilan, berkhianat setelah wasiat, juga melakukan suatu kejahatan baru yang tak pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya. Perilaku menyimpang, abnormal; penyuka sesama jenis. Naudzubillahimindzalik.
Pukulan tertelak Luth as adalah istri dan keluarganya tak mendukung dakwahnya, mereka malah mendustakan ajakan kejalan Illahiyah. Istri Luth, bak seorang istri Nabi Nuh, istri yang durhaka pada suami yang tengah berjuang di jalan kebenaran (at Tahrim 10). Yang akhirnya keduanya binasa karena azab Allah. Puncak dari derita Luth ketika ia diusir oleh orang-orang yang membencinya, juga keluarganya.
Ditengah kesedihan yang sudah berada dititik nadir, doa-doapun tak lelah dipanjatnya, berharap pintu ‘Arsy segera memberi jawaban dan jalan keluar atas sedihnya. Tersakiti oleh kaumnya bukan cuma secara psikis , namun sudah menjurus ke fisik. Saat galau melanda, Allahpun memberi jawaban, Dia memerintahkan malaikat Jibril untuk turun tangan atas izinNya. Jibrilpun datang dengan wujud sebagai manusia, memperkenalkan sebagai tamu Luth dengan wajah yang sangat tampan. Sontak kaum yang tersesat itu langsung bergumam demi melihat tamu sang nabi. Mereka bersama-sama ingin segera menghujat dan menghakimi Luth beserta tamunya. Didorong-dorong dengan paksa pintu rumah nabi as sambil berteriak-teriak intimidasi. Untuk melindungi tamunya dalam serbuan umat, sekuat tenaga Luth mempertahankan pintu agar tak terbuka, disaat kritis, ia berseru kepada satu-satunya sandaran hidupnya, Sang Khalik, sandaran yang tak pernah dipercaya oleh kaum Luth .
Pada saat yang tepat, sang tamu langsung beranjak dari duduknya, karena saatnya telah tiba untuk menunjukkan bahwa pertolonganNya nyata adanya. Jibrilpun bertindak, dibuka pintu rumah Luth dan ditunjuklah dengan jari  tepat di mata orang-orang yang berniat aniaya sang nabi. Seketika itu juga semua mata mereka menjadi buta! Subhanallah, Allah telah mulai tunjukkan azabNya.
Bukan hanya berhenti sampai disitu, ada hal yang terdasyat yang terjadi. Apakah anda percaya oleh keajaiban? Percaya kalau mukjizat Allah itu nyata, bukan hanya sekedar isapan jempol belaka dan sebagai hiasan cerita saat lalu, saat nabi-nabiyullah berusaha tegakkan agama Allah? Saya baru “ngeh” kalau  kapal Nuh itu benar-benar sangaat besar, setelah ditemukannya bangkai kapal Nuh bertengger disebuah bukit di Turki? Atau bulan itu benar-benar terbelah, saat Nabi Muhammad ditantang kaum musyrikin untuk membelah bulan kalau ia benar-benar utusanNya, karena para ahli antarikasa telah menemukan bukti, kalau saat lampau ternyata bulan pernah terbelah dan direkatkan kembali. Tahukah juga kita jika ada bukti roda-roda kereta kerajaan Fir’aun dibawah laut Merah. Bukti bahwa para pengejar Nabi Musa, telah tenggelam saat laut Merah yang terbelah oleh tongkat Musa telah kembali bergolak, dan merekapun tak berdaya didasar lautan.
Lalu apa yang terjadi pada Jibril, selain membutakan kaum Luth yang tersesat dengan telunjuknya? Kemarahan Allah tak berhenti disini azab yang terdasyat dimulai, tujuh kota tempat bersemayam kaum Luth itupun di angkat oleh Jibril dengan “sayap”nya, dihujaninya orang-orang pendusta itu dengan batu  panas yang berasal dari neraka, lalu dijerembabkan ke bumi keras-keras, dan musnahlah riwayat kaum homo itu.
Masihkah tak percaya dengan kisah tersebut? Para ahli arkeologi menemukan bahwa ada sebuah danau di Palestina dengan kondisi  dan nama yang  aneh; Al-bahrul mayith. Setelah ditelusuri dibawah danau tersebut ternyata ada sesuatu yang tak terduga, banyak batu-batuan yang meleleh terkena panas sebelumnya, disaat lampau, tentu ini batu yang berasal dari neraka, saat azab Allah mulai datang, saat Jibril tunjukan murkaNya. Dan salah satu kota yang terkena azab itu berada di Palestina. Allah Maha Besar..
Saya jadi tercenung, apakah “Para Pelangi”, kaum homoseksual dan lesbian mengetahui kisah ini? Bahwa perilaku menyimpang orang-orang seperti dirinya dapat melenyapkan tujuh kota dimasa lampau? Mungkin “sayap”Jibril tak ada lagi datang menghampiri, tapi kemarahan dan azabNya bisa datang kapan saja. Azab berupa bencana politik, ekonomi, bencana alam yang dasyat bisa saja menanti bila bila kita umat Muhammad tak lagi peduli dengan segala sesuatu yang bersifat amoral. Membiarkan keburukan terus saja terjadi. Tak bentengi anak turun dengan pagar yang tebal. Mengapa kita tak mulai berbenah agar azab dalam bentuk lain tak lagi singgah? Masih ada waktu, karena Allah sendiri telah berjanji:  akan merubah nasib kaum, jikalau kaum itu sendiri mau merubahnya ..

Referensi:

Candra Nila Murti Dewojati, Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Penerbit Khalil, Jakarta, 2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar