Senin, 29 Februari 2016

MELANJUTKAN, ATAU MENGAKHIRI PERNIKAHAN..

Buat saya, kehidupan pernikahan adalah segalanya, seperti bernafas, tanpa suami dan anak-anak--maka saya akan "mati".
Sebegitunya?
Memang iya. saya selalu menempatkan kehidupan dalam zona nyaman.
hmm..bukankah itu membosankan?
Bahkan tidak, Karena untuk menuju zona nyaman, selalu berkutat dengan ketidaknyamanan.
Menghalau yang tak nyaman-nyaman  dan kemudian mendekatkan pada yang nyaman--itu merupakan tantangan setiap hari yang harus ditaklukan.
Begitu pula dalam hubungan suami istri.
Naik-turun, tapi tak setajam roller coster. jika sedang masa-masa harmonis sangat---begitu melenakan. Namun jika sampai pada titik turuun--woww setengah mati menjaganya agar bisa naik kembali, dan itu tantangan menuju ke zona nyaman, sungguh berwarna..

Sebagai pendengar dan pemberi solusi curhatan ibu-ibu yang sedang 'bermasalah' dengan pasangannya, sebagian besar dari mereka berpikir tentang "cerai". jika ingin melanjutkan pernikahan yang terbata-bata, mereka (ibu-ibu) itu dengan banyak keluhan dari 'a-aa' kembali.
Seriuskah mereka untuk melanjutkan pernikahan?
adapula yang tiap hari kerjanya memata-matai suami--menuliskan dengan tinta merah setiap kesalahan suami, dan kemudian melaporkan kepada saya.
haduh! ini untuk apa coba!

Seorang sahabat yang kebetulan seorang single parrent bertutur, pada dasarnya wanita dituntut tegas untuk menentukan jalan kehidupan perkawinannya:
jika masih komitmen ingin melanjutkan perkawinan----tak usah kasak-kusuk menggelar aib pasangan, fokus untuk perbaiki keadaan, tak ada gading yang tak retak, dan stop banyak umbar kesedihan sana-sini.

Nah, jika tak kuat dan anggap kehidupan pernikahan menjadi mudharat untuknya---pikirkan menepi dan tidak takut mengambil keputusan penting dan besar, dan segera memulai kehidupan baru.
Butuh keberanian, bukan suka digantung dan menggantung.
Sulit? itu memang salah satu konsekwensi terbesar dari sebuah perkawinan..

melanjutkan, atau mengakhiri pernikahan bukan hal yang main-main..semuanya serius, bagi para istri untuk komitmen dengan pilihannya.
Lha para suami?
saat ini saya baru nyasar pada ibu-ibu yang hobi curhat ke diriku.
Tak ada sesuatu yang tak mungkin jika dengan niat tinggi untuk perbaiki sesuatu. dengan melanjutkan atau mengakhiri pernikahan, semuanya dengan konsekuensi yang sama-sama tak mudah untuk menanggungnya.
Jangan suka menggantung dan digantung dan jangan membongkar aib keluarga di medsos atau orang lain secara berlebihan..
So, jadilah orang yang bisa menjadikan penentu bagi kehidupanmu sendiri..