Jumat, 11 September 2015

ANAK DI BULLY? INILAH KIAT MENGATASINYA


            Sesaat anak menceritakan sedihnya di bully teman sekolahnya, hati orangtua mana yang tak nelangsa. Untung ia masih mau cerita, karena sahabat Ummi beberapa anak saat kedapat dibully teman-temannya mereka malah merahasiakan pada orangtua dan gurunya karena mendapat ancaman. Selain merasa prihatin dan geram, ada semacam perasaan ingin membalaskan perlakuan itu pada anak yang membully, namun apakah itu solusi bijak? Bahkan jika kita tidak hati-hati menyikapinya, anak malah tambah dibully dan dibenci oleh teman-temannya. Lalu sebaiknya bagaimana kita harus bersikap?
            Biasanya, anak yang dibully memiliki cirri yang sama, yakni anak yang berbadan kecil atau terlihat lemah, anak pendiam, penurut, memiliki kelemahan (cacat) atau bahkan orangtua mempunyai profesi tertentu atau masalah tertentu dalam masyarakat yang bisa menjadi bahan bully. Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi jalan keluar saat kedapatan anak dibully:
1.      Upayakan komunikasi yang ditingkatkan.
Anak ajarkan untuk tidak takut untuk ungkapkan perasaan, kejadian yang menimpa berikut ajak diskusi cara mengatasinya. Jangan dengan kalimata kasar, keras dan berteriak, karena akan menambah anak ketakutan untuk mengutarakan perasaan atau kejadian yang dialaminya.
2.      Ajari anak untuk tidak diam saja saat di bully.
Bukan berarti anak diajarkan untuk berkelahi saat ia diberi kekerasan fisik oleh temannya, namun sebisa mungkin tidak diam saja saat dipukul atau diberi kekerasan apapun oleh oranglain. Sebisa mungkin anak diajari untuk menghindar atau menangkis jika sudah tercium tanda-tanda kekerasan, namun apabila terpaksa sekali membalas, balasnya seperlunya untuk membela diri, namun bukan untuk berkelahi.
Jika bully berupa perkataan kasar, sebaiknya anak diajarai untuk menjawab sebisanya dengan baik, jika tidak diam saja namun pergi dari tempat itu. Jika ada didalam kelas sebaiknya, baiknya beritahu guru, dan ini hal yang terpenting.
3.      Bila bully meninggalkan bekas atau kesakitan, maka jangan anggap remeh.
Terkadang ada suatu kejadian suatu penyakit dalam bisa karena pukulan benda tumpul dimasa lalu, dan ini bisa terjadi saat lampau anak dibully. Untuk itu, saat bully menghasilkan cidera maka orangtua tanggap untuk membawanya ke tenaga kesehatan, jika perlu di rontgen lakukan, atau di foto fisik sebagai bukti kekerasan yang mungkin akan berguna jika sampai maju ke ranah hukum.
4.      Komunikasi dengan pihak sekolah, guru, wali murid dan anak yang bersangkutan.
Hal ini sangat penting, jika memungkinkan sarankan pihak sekolah saat ada petemuan komite sekolah membahas khusus tentang bully dikalangan anak, serta akibat yang ditimbulkan secara fisik dan psikis yang menghadirkan psikolog anak. Cobalah juga dipertemukan dengan orangtua anak yang membully atau bahkan temui disekolah anak pembully itu dan bicaralah dari hati kehati, bukan untuk memarahi, hal ini biasanya akan berdampak ampuh. Sarankan pada guru secara periodic mengingatkan anak dikelas mengenai hal ini, karena pada dasarnya nasehat harus secara periodic.
5.      Masukkan anak ke Klub olahraga atau kegemaran yang manfaat.
Anak yang bisa beladiri, pandai berenang, jura Badminton, anak pandai dikelas, pandai menari atau jago bermusik biasanya memiliki kepercayaan diri tinggi, dan akan menghindarkan jadi anak sasaran dibully, apalagi mereka bisa berprestasi pada bidang yang disukainya.
6.      Doakan selalu anak.
Doa orangtua agar anak selalu bisa terhindar dari masalah dan musibah insyaAllah mustajab. Benahi perilaku diri agar jadi panutan anak. InsyaAllah anak sholeh dan sholehah terhindar dari hal-hal buruk.
Semoga anak kita terhindar dari hal-hal yang membuatnya sedih dan tidak betah disekolah. Membuat mereka nyaman, adalah tugas utama kita. Yang buruk memang harus diluruskan dengan cara bijak dan santun, namun penuhi sasaran. Moga manfaat.

TULISAN INI SUDAH DI SHARE DI UUMI ONLINE




Tidak ada komentar:

Posting Komentar