Rabu, 16 September 2015

AKHIR EPISODE DHINI

“Dhinii…” Panggil lelaki yang tengah berdiri disebelahku . Aku mendongak sebentar, kaget,lalu dengan gugup kulanjutkan pekerjaanku menekan-nekan tuts laptop asal saja. Guncangan kereta api “Sriwedari” jurusan Solo-Yogya beruntun amat terasa, seguncang hatiku pada titik nadir.
“Ini Dhini khan?”, Lelaki itu terlihat sangat kepo, mendesak sangat, kemudian duduk disampingku. Aku mulai jengah. Menatap sebentar, lalu kembali menatap layar laptop, walau hanya acting. Sok sibuk, sok tak butuh. Akhirnya kuberanikan diri menjawab dengan penekanan kuat.
“Saya bukan Dhini, Anda salah orang!” Terkesiap lelaki itu, tak mengira jawabanku seperti itu.
“Tak salah lagi, ini Dhini. Apa kabar?,  Sama sekali tak menduga bisa bertemu didalam kereta api, duduk berdekatan lagi. Oh My God. Mimpi apa aku semalam.. Yogya-nya mau ke daerah mana? Wah kalau bisa sejalur kita bisa bersama-sama lagi nih, asyeeek..” Lelaki itu nerocos terlihat sangat girang.
 Aku sudah tak tahan lagi, ingin menumpahkan kekesalan hati yang  terpendam selama dua tahun ini. Lelaki didepanku sepertinya  bukan manusia, tapi uka-uka, hantu yang bergentayangan, yang tak pernah buat nyaman rasa.
“Anda siapa? Saya bukan Dhini, dan tak pernah kenal siapa Dhini. Saya tak pernah berjumpa denganmu. Jangan ganggu saya dengan pertanyaan-pertanyaanmu yang absurd!” kata-kataku terlihat juthek. Lelaki itu terlihat speechless. Mulutnya terlihat membola, matanya terbeliak.
Seorang wanita tua dan lelaki berdasi yang duduk berhadapan dengan kami yang dari tadi terdiam,  sampai memperhatikan kami, mungkin karena meningginya  ucapanku. Tapi aku sudah tak peduli. Jika mungkin aku malah mau berteriak, biar satu gerbong dengar.
Kemudian sunyi. Suara decit roda kereta beradu dengan rel saja yang akhirnya terdengar. Kulayangkan pandangan keluar jendela. Masjid Agung “Al Muttaqun” Prambanan terlihat jelas, namun entah kenapa kubah emasnya berubah abu-abu, seolah ikut rasakan perih yang kupendam sejak lama. Jika bisa, akan kutampar lelaki didekatku untuk menyadarkan apa yang dilakukannya selama ini .
Bayangkan, dengan seenaknya  melambungkan rasa ini keawang-awang dengan rayuan mautnya,  hingga aku sampai pisah dengan kekasih setiaku hanya terbuai lelaki ini yang berprofesi sebagai  seorang editor beranak dua ini , kemudian mengenggelamkanku ketempat dasar, sepi dan gelap. Sama sekali tak menjawab WA-ku, Inbox, email bahkan menutup telpon setiap aku mencoba menghubunginya. Lost contact, selama tiga bulan, dan tiba-tiba ada didekatku?
 Tapi mengapa ia seolah tak mengenal wajahku dengan baik? Sebenarnya  bukan hal yang aneh, meski berhubungan selama dua tahun, itu hanya sebatas dunia maya—tak nyata, hanya sekali bertemu itu saja dalam kejauhan, karena ada komitmen tak mendekat. Karena dia punya keluarga dan saya menghormatinya, Itupun sudah menghabiskan hati!
            Lelaki itu tergelepar, sorot matanya tajam tetap menatapku walau ku tak bergeming dengan tetap sibuk dengan laptop. Ia seolah kalah telak. Aku dulu yang begitu menghiba-hiba untuk disapa, tiba-tiba menjelma bak singa betina yang marah. Uka-uka itu ternyata tak tahu aku sebenarnya.
            “Dhini ternyata kau cantik sekali”, Bisiknya mendekat di telingaku. Baru tahu. Baru tahu? Apakah matanya hanya untuk hiasan selama ini, bukan untuk melihatku? Janji untuk melamarku dan menceraikan istrinya itu kemana? Sisa cinta itu tak ada. Hanya sisa kebodohan yang kusesali seumur hidup. Bodoh,..bodoh..stupid..stupid..
            Turun dari kereta dengan buru-buru. Menghindar pertanyaannya,  ogah didekatinya. Entah kenapa rasa sakit hati ini begitu membuncah. Sambil berlari kuseberangi rel tanpa mempedulikan teriakannya.  Tak peduli juga kumelangkah dijalur yang salah, bukan untuk penumpang.  Sekali lagi kudengar teriakannya, kali ini lebih keras seperti petir.
            “Dhiniii,..jangan lewat situuuuu”
            Mengapa saya harus patuh padanya? Seperti kepatuhan untuk tetap bertahan dan meninggalkan segalanya dengan cinta palsu darinya?. Otakku penuh dengan luka. Sekejab kemudian telingaku gantian bergemuruh, dan rel kupijak tiba-tiba bergetar hebat. Sedetik kemudian  hanya terlihat lampu sorot kereta api yang menyilaukan mata, dan teriakan bukan hanya dari lelaki itu, tapi seluruh penumpang yang berjejer ditepi rel membahana, setelah itu gelap. Ringan.
Tak ada lagi sakit hati, tak ada benci. Sebelum Kereta api “Argo Lawu” menyambarku,  sebelum ujung lokomotif menyentuhku, sepertinya terdengar penjelasan lirih dari lelaki itu yang entah darimana datangnya..
“Dhini aku sebenarnya sangat mencintaimu, bahkan  sudah menceraikan istriku. Tapi tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku kekasihmu datang kerumah dengan sebilah parang. Ia mencengkeram anakku yang paling besar yang ada dalam pengasuhanku. Katanya, jika ingin anakku selamat, jangan dekati kamu. Maafkan aku, Dhini karena harus memilih. Dan kau tahu apa pilihanku?Tentu aku pilih Anakku, walau pernikahanku yang lalu sudah kugadaikan demi kamu, dan sebenarnya hari ini aku beranikan diri menyapamu di email tapi tak kau jawab…”
Meleleh, bersama darah yang membasahi seluruh tubuhku. Hangat, setelah tahu, lelaki itu ternyata sangat mencintaiku. Terlambat, karena kebenaran itu harus kutebus dengan nyawaku..


 IIDN SOLO TIADA HENTI BERPRESTASI


Sabtu, 12 September 2015

INILAH SEHARUSLAH ISTRI MEMANDANG SUAMI


Sahabat ummi, ada beberapa kesalahan istri yang sering dilakukan pada suami, hingga membuat suami tidak ridha, dan kehidupan pernikahanpun seakan-akan serba salah hingga membuat kurang harmonis. Sebenarnya ada beberapa hal yang harus diperlakukan sang istri pada suaminya, jika 6 hal ini dapat dilaksanakan, insyaAllah pernikahan akan langgeng sakinah mawadah warohmah. Keenam hal tersebut adalah:
  • Tidak berlebihan menuntut kesempurnaan
Tidak ada yang sempurna di dunia ini melainkan Sang maha Pencipta semata. Jika seorang istri menginginkan suaminya sempurna, begitu pula pernikahannya, tentulah hanya mengada-ada semata. Bukankah seorang istri juga bukan wanita sempurna?
  • Di hadapan suami, jangan mengungkit-ungkit kebaikan Anda
Mengungkit-ungkit adalah perbuatan yang tercela, jika berhubungan dengan kontribusi seorang istri pada suami, walau itu terlihat alamiah semata. Karena pada dasarnya sikap mengungkit kebaikan sepertinya akan menghancurkan amal kebaikan dan menjauhkan dari harga diri. Allah melarang sikap ini dengan firmannya dalam surat Al Baqarah ayat 264)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakitinya
Berbagai pendapat ulama terangkum dengan jawaban senada, jika menyebut-nyebut pemberian bukan merupakan akhlak yang mulia, sebaiknya melupakan pemberian itu kepada orang lain atau siapa saja, termasuk suami bahkan Imam Syafi’i menerangkan hal itu ‘lebih perih ketimbang tusukan belati’.
Meskipun demikian, ada sikap dari hal di atas yang bisa ditolerir yakni saat mengajukan kritik dan menegemukakan alasan. Ibnu Hazm berkata:”Ada dua kondisi yang di dalamnya menjadi baik apa yang buruk dilakukan pada selain keduanya, yakni saat mengajukan kritik dan mengemukakan alasan. Pada keduanya tidak ada masalah untuk menghitung-hitung pemberian dan menyebut-nyebut kebaikan, meski diakui pada kondisi selain itu hal itu buruk untuk dilakukan.

  • Istri Harus Perhatikan Posisi dan Status Sosial Suami
“Menikahlah dengan orang sekufu..” nasehat Islam bukan tanpa sebab. Sekufu memang berarti banyak, bisa setara dalam pendidikan, kekayaan, status sosial dalam masyarakat atau keturunan tertentu. Bukannya mengkotak-kotakkan derajat manusia, namun pada akhirnya kesenjangan yang terlalu dalam akan membuat masalah di kemudian hari yang bukan ringan.
Misalnya seorang istri yang tamat SMP menikah dengan kandidat Doktoral yang suatu saat akan beranjak jadi Profesor. Pola pikir dan cara pandang yang berbeda akan menjauhkan pasangan ini dalam kebersamaan yang seharusnya  bisa mereka raih. Begitu pula misalnya seorang milyarder menikah dengan buruh, saat ada masalah dalam rumah tangga, status sosial yang begitu menyolok ini akan menjadi pemicu permasalahan dan pertengkaran.
Suami yang menduduki posisi intektual tertentu dan kesibukan yang sangat menyita waktu mengharapkan pengertian dari keluarganya terutama sang istri untuk memahami posisi dan pekerjaannya. Istri hendaknya membantu suami dan merelakan sebagian haknya. Pun, jika suami seorang ahli ibadah yang suka berlama-lama denganNya.
Namun demikian menurut buku Min Akhtha’ Al-Azwaj karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, meski sesibuk apapun bukan berarti suami boleh terus menerus mengabaikan hak istri. Penuhi hak istri, meminta maaf jika melalaikan dan saling mengingatkan jika lupa. Akan ada pahala atas kesabaran setelah merelakan haknya.

  • Janganlah terlalu Cemburu Berlebihan pada Suami
Meski merupakan tabiat yang ‘manusiawi’ untuk seorang istri, namun ternyata cemburu itu terbagi menjadi dua. Ada yang bersifat tercela dan ada yang terpuji. Yang tercela tentu saja dikatakan sebagai cemburu buta, meluap-luap banyak prasangka dan kekhawatiran dan bisa berakibat sangat negatif, misalnya bertengkar bahkan saling melukai baik pada suami atau orang lain.
Sedang sikap cemburu yang masih bisa dikuasai dan bisa dipikir secara jernih dan bijaksana, apalagi pandai ditata dalam hatinya, hingga prasangka dan keraguan terhadap suami tidaklah terlalu menguasai atau hanya sedikit saja, masih bisa diterima, bahkan bisa dikatakan sebagai apresiasi positif. Mengapa demikian? Selain menjadi bumbu dalam pernikahan perasaan itu disinyalir adanya cinta yang mendalam dari istri dan suaminya, bukan pada orang lain.

  • Ternyata Suami Mempunyai Kondisi dan Perasaan yang berbeda Satu sama lain
Satu pemikiran yang salah jika mengira tipe suami itu sama, seperti istri yang sensitif, mudah tersinggung dan cemburu, maka suami digambarkan sosok yang tegar, pemaaf dan berwibawa. Ternyata, tidak semua suami bertipe sama. Ada kalanya suami juga mudah sensitif dan marah saat mendapati masalah kantor atau pekerjaan atau masalah dengan koleganya yang tak kunjung selesai. Untuk itu dituntut istri yang cerdas dalam memahami suami saat kondisi apapun juga. Mampu menyejukkan hati, pandai meredakan perasaan suami yang gundah dan berusaha turut mencarikan jalan keluar.
Ibnu Jauzi mengatakan,”Sebaiknya istri yang cerdas akan mendapatkan suami yang sholeh yang sesuai untuknya agar bisa bersungguh-sungguh meraih ridha suami dan menjauhkan segala sesuatu yang dirasa bisa menyakitinya.”

  • Saling Memaafkan Kesalahan
Begitu indah pernikahan jika selalu dihiasi kebaikan. Saling memahami dan memaafkan. Bukan perkara mudah jika ego masing-masing pihak yang lebih mendominasi. Namun jika satu sama lain saling mencintai, bersikap dewasa dan berusaha saling memaafkan kesalahan, surga dunia akherat akan mudah terpapar dan kebahagiaan selalu menyelimuti.
Ada ungkapan manis dari Abu Darda’ kepada istrinya,Jika kamu melihatku sedang marah, maka maafkanlah aku, begitu pula aku akan memaafkan kamu jika melihatmu sedang marah. Jika tidak demikian, mana mungkin kita bisa jalan beriringan.

Referensi:
Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, 26 Dosa Istri yang meresahkan Hati Suami,2009, Solo: Kiswah Media.
Drs. M Thalib, Mengenal Tipe-Tipe Kepribadian Suami,1997, Bandung: Irsyad Baitus Salam
Candra NMD dan Lisdy Rahayu, Istri Bahagia, penerbit Qibla, 2015




AROMA HARUM WANITA PENGHUNI SURGA


Kisah satu ini mengingatkan kita mengenai keteguhan seorang wanita yang amat mencintai agamanya. Ia rela untuk mati atas nama membela agama yang diteguhinya, bahkan atas ancaman terhadap anak-anaknya sekalipun tak membuatnya beringsut untuk memenuhi perintah seseorang yang menyuruhnya meninggalkan agamanya. Dan inilah kisahnya..
Saat menjalankan Isra’Mi’raj, pada malam hari nan hening, Rasulullah ditemani oleh Malaikat Jibril melewati sebuah tempat yang tercium aroma harum semerbak.
“Aroma harum apa ini?” tanya Rasul pada Malaikat Jibril
“Itu aroma yang berasal kuburan Masyitah dan anak-anaknya. Ia adalah pelayan dari putrid Fir’aun.” Jawab Jibril. Rasulullah masih penasaran karena aroma harum itu bukan sesuatu hal yang lumrah.
“Apa yang membuatnya wangi seperti ini?” tanya beliau lagi. Jibrilpun kemudian mulai bercerita asal muasal mengapa kuburan Masyitah itu berbau harum
Ada seorang wanita pelayan putri Fir’aun. Ia bertugas sebagai juru rias. Suatu hari saat ia menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisirnya tanpa sengaja terjatuh dilantai. Saat mengambilnya kembali, mulutnya secara otomatis berucap menyebut asma Allah. Putri Fir’aun sangatlah terkejut. Ia belum pernah mendengar kalimat itu sebelumnya, maka dengan serta merta bertanya.
“Mengapa bukan nama ayahku yang kau sebut?”
“Tidak, karena Tuhanku dan Tuhan Ayahmu adalah Allah” kata Masyitah dengan mantap. Kejadian tersebut ternyata sampai juga ketelinga Fir’aun. Dengan amarahnya yang meluap Fir’aun mulai bertanya kepada Masyitah.
“Apakah kau mengakui adanya Tuhan selain aku, hai Masyitah?”
“Ya! Tentu karena Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah”, Masyitah menjawab dengan keyakinan tinggi, tak tergoyahkan.
Bukan main geramnya Fir’aun mendapatkan jawaban lancang dari pembantunya. Karena selama ini tak ada yang berani untuk menentang segala titahnya. Fir’aun merasa kekuasaannya yang tak terbatas, juga kekayaannya bisa membuat semua orang akan tunduk pada perintahnya. Juga saat ia mempunyai suatu pemikiran gila, menuhankan dirinya sendiri untuk rakyatnya, sehingga tak ada satupun yang terlewat untuk menyembahnya. Ia juga terkenal bengis, suka menyiksa bagi orang-orang yang tak mematuhi perintah dan keinginannya walau itu sesuatu yang tak masuk diakal. Begitu pula yang terjadi pada Masyitah, paksan sang Fir’aupun untuk mencabut ucapannya, ditolak dengan halus olehnya.
Ancamannya diperberat agar Masyitah bisa luluh dan segera membelokkan hatinya untuk tidak menuhankan Allah. Ia dan anak-anaknya diancam untuk dimasukkan dalam kwali besar berisi air yang mendidih. Teriakan anak-anaknya yang hilang ditelan air yang mendidih tak surutkan niatnya untuk bertuhan satu. Ibu yang sangat tegar. Ia tak bergeming menukar imannya, walau nyawa diri dan keluarganya menjadi taruhannya, karena yakin akan indah pada waktunya.. Ia hanya meminta pada sang Fir’aun agar tulangnya dan tulang anak-anaknya kelak setelah direbus dalam air mendidih untuk disatukan dalam lain kafan. Dan permintaan ini dipenuhi, dan dikubur dalam satu liang. Hingga bisa dipahami mengapa kuburannya beraroma harum, seharum pemilik hati yang sangat mencintai Tuhannya.
Kisah yang sama mungkin bisa dirangkai pada saat Indonesia terkena musibah yang sangat dasyat. Allah memberikan gempa dan Tsunami yang timbulkan banyak korban. Diantara ratusan ribu korban yang ditemukan remuk tak berbentuk setelah berhari-hari kemudian di Aceh, beberapa relawan mengisahkan sesuatu yang mencengangkan. Hingga seperti sulit diterima akal manusia. Beberapa mayat korban bencana alam itu diangkat oleh relawan. Kebanyakan dari mayat tersebut berbau tak sedap, Namun ada satu dua mayat yang berbau harum, hingga membuat relawan terkesima dan langsung bisa membuat suatu kesimpulan, bahwa mereka telah mennemukan orang saleh, hamba yang berkelakuan baik selama hidupnya. Dan Tuhan telah berhasil menunjukkan mukjizat pada kaum yang mau berpikir.

referensi : Candra Nila MD, Masuk Surga Walau belum pernah Shalat, 2011, GPU, Jakarta 


Jumat, 11 September 2015

ANTARA “PELANGI” DAN KEMARAHAN TUHAN LEWAT JIBRIL


Geger legalitas kaum homo dan lesbi di Amerika dan dan sejumlah negara Eropa untuk meresmikan hubungannya dalam pernikahan tanpa sembunyi-sembunyi, sebenarnya bukan hal baru dalam lintasan kisah masalalu. Hal ini  tertuang jelas dalam Al Qur’an sebagai peringatan bagi kaum yang sudah keterlaluan dalam mengumbar sex sesama jenis dan akhirnya mereka musnah atas kemarahan Allah lewat sabetan sayap Jibril dalam sekejab!

Di Indonesia kasus penyimpangan seperti ini memang beberapa kali menjadi polemic besar, karena sudah sampai pada tahap pembunuhan. Kasus yang terjadi sekitar tahun 2012 yang lalu, yakni seorang yang mempunyai perilaku menyimpang, penyuka sesama jenis, Mujianto begitu membahana, berdengung dengan dengungan tak jelas, terlampau absurd menurutku. Berperawakan kecil, namun siapa nyana dibalik dadanya berjuta  dendam terpatri erat. Bagai bom waktu, ia akhirnya menjadi sang pembunuh berdarah dingin. 15 orang menurut pengakuannya telah dihabisi, dan baru sekitar lima jasad yang terbujur kaku yang telah teridentifikasi.

Bukan main, seorang penyuka sesama jenis mempunyai efek lebih mengerikan daripada orang normal lainnya. Kecemburuannya, hatinya yang merasa tersakiti, membuat ia bermata gelap. Nalar tak lagi jalan, hampir sama dengan kasus Ryan tempo lalu yang cukup menyita perhatian public. Parahnya,  ia merasa tak bersalah dan menyesal. Sebentuk penyakit kejiwaan yang telah kronis.  “Para Pelangi” ini lupa atau bahkan sama sekali tak tahu,  suatu saat perilaku mereka jika sudah tahap memuakkan, dikhawatirkan Allah tak berkenan dengan tingkah mereka hingga eksesnya bisa dirasakan oleh seluruh umat, bahkan yang tak melakukan perbuatan seperti itupun.

Sejurus kemudian saya teringat oleh kaum Nabi Luth, merekalah adalah kaum pertama yang terdeteksi pada Al-Qur’an sebagai kaum homoseks, ini terdapat pada QS an Naml 54-55
Dan Ingatlah kisah Luth ketika ia berkata kepada kaumnya:”Mengapa kamu mengerjakan  perbuatan keji itu sedang kamu (melihatnya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsumu, bukan mendatangi wanita-wanita. Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu)
Kaum yang tersesat itu sama sekali tak gubris dakwah Luth yang dilakukan dengan lemah lembut. Mereka malah mencemooh, mendustakan dan menolak mentah-mentah kebenaran dari Tuhan. Mereka adalah kaum yang gemar merampok, melakukan kebathilan, berkhianat setelah wasiat, juga melakukan suatu kejahatan baru yang tak pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya. Perilaku menyimpang, abnormal; penyuka sesama jenis. Naudzubillahimindzalik.
Pukulan tertelak Luth as adalah istri dan keluarganya tak mendukung dakwahnya, mereka malah mendustakan ajakan kejalan Illahiyah. Istri Luth, bak seorang istri Nabi Nuh, istri yang durhaka pada suami yang tengah berjuang di jalan kebenaran (at Tahrim 10). Yang akhirnya keduanya binasa karena azab Allah. Puncak dari derita Luth ketika ia diusir oleh orang-orang yang membencinya, juga keluarganya.
Ditengah kesedihan yang sudah berada dititik nadir, doa-doapun tak lelah dipanjatnya, berharap pintu ‘Arsy segera memberi jawaban dan jalan keluar atas sedihnya. Tersakiti oleh kaumnya bukan cuma secara psikis , namun sudah menjurus ke fisik. Saat galau melanda, Allahpun memberi jawaban, Dia memerintahkan malaikat Jibril untuk turun tangan atas izinNya. Jibrilpun datang dengan wujud sebagai manusia, memperkenalkan sebagai tamu Luth dengan wajah yang sangat tampan. Sontak kaum yang tersesat itu langsung bergumam demi melihat tamu sang nabi. Mereka bersama-sama ingin segera menghujat dan menghakimi Luth beserta tamunya. Didorong-dorong dengan paksa pintu rumah nabi as sambil berteriak-teriak intimidasi. Untuk melindungi tamunya dalam serbuan umat, sekuat tenaga Luth mempertahankan pintu agar tak terbuka, disaat kritis, ia berseru kepada satu-satunya sandaran hidupnya, Sang Khalik, sandaran yang tak pernah dipercaya oleh kaum Luth .
Pada saat yang tepat, sang tamu langsung beranjak dari duduknya, karena saatnya telah tiba untuk menunjukkan bahwa pertolonganNya nyata adanya. Jibrilpun bertindak, dibuka pintu rumah Luth dan ditunjuklah dengan jari  tepat di mata orang-orang yang berniat aniaya sang nabi. Seketika itu juga semua mata mereka menjadi buta! Subhanallah, Allah telah mulai tunjukkan azabNya.
Bukan hanya berhenti sampai disitu, ada hal yang terdasyat yang terjadi. Apakah anda percaya oleh keajaiban? Percaya kalau mukjizat Allah itu nyata, bukan hanya sekedar isapan jempol belaka dan sebagai hiasan cerita saat lalu, saat nabi-nabiyullah berusaha tegakkan agama Allah? Saya baru “ngeh” kalau  kapal Nuh itu benar-benar sangaat besar, setelah ditemukannya bangkai kapal Nuh bertengger disebuah bukit di Turki? Atau bulan itu benar-benar terbelah, saat Nabi Muhammad ditantang kaum musyrikin untuk membelah bulan kalau ia benar-benar utusanNya, karena para ahli antarikasa telah menemukan bukti, kalau saat lampau ternyata bulan pernah terbelah dan direkatkan kembali. Tahukah juga kita jika ada bukti roda-roda kereta kerajaan Fir’aun dibawah laut Merah. Bukti bahwa para pengejar Nabi Musa, telah tenggelam saat laut Merah yang terbelah oleh tongkat Musa telah kembali bergolak, dan merekapun tak berdaya didasar lautan.
Lalu apa yang terjadi pada Jibril, selain membutakan kaum Luth yang tersesat dengan telunjuknya? Kemarahan Allah tak berhenti disini azab yang terdasyat dimulai, tujuh kota tempat bersemayam kaum Luth itupun di angkat oleh Jibril dengan “sayap”nya, dihujaninya orang-orang pendusta itu dengan batu  panas yang berasal dari neraka, lalu dijerembabkan ke bumi keras-keras, dan musnahlah riwayat kaum homo itu.
Masihkah tak percaya dengan kisah tersebut? Para ahli arkeologi menemukan bahwa ada sebuah danau di Palestina dengan kondisi  dan nama yang  aneh; Al-bahrul mayith. Setelah ditelusuri dibawah danau tersebut ternyata ada sesuatu yang tak terduga, banyak batu-batuan yang meleleh terkena panas sebelumnya, disaat lampau, tentu ini batu yang berasal dari neraka, saat azab Allah mulai datang, saat Jibril tunjukan murkaNya. Dan salah satu kota yang terkena azab itu berada di Palestina. Allah Maha Besar..
Saya jadi tercenung, apakah “Para Pelangi”, kaum homoseksual dan lesbian mengetahui kisah ini? Bahwa perilaku menyimpang orang-orang seperti dirinya dapat melenyapkan tujuh kota dimasa lampau? Mungkin “sayap”Jibril tak ada lagi datang menghampiri, tapi kemarahan dan azabNya bisa datang kapan saja. Azab berupa bencana politik, ekonomi, bencana alam yang dasyat bisa saja menanti bila bila kita umat Muhammad tak lagi peduli dengan segala sesuatu yang bersifat amoral. Membiarkan keburukan terus saja terjadi. Tak bentengi anak turun dengan pagar yang tebal. Mengapa kita tak mulai berbenah agar azab dalam bentuk lain tak lagi singgah? Masih ada waktu, karena Allah sendiri telah berjanji:  akan merubah nasib kaum, jikalau kaum itu sendiri mau merubahnya ..

Referensi:

Candra Nila Murti Dewojati, Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Penerbit Khalil, Jakarta, 2011




ANDA BELUM CERDAS JIKA BELUM BISA BERPIKIR ALA IMAM SYAFI’I


Berapa nilai intelegensia sahabat Ummi? Jika tinggi, selamat karena dikategorikan seorang yang cerdas. Namun apakah bisa menyamai kecerdasan Imam Syafi’i? Beliau berpikir dengan bijaksana, bukan hanya kemungkinan satu tingkat saja, namun sudah bercabang dan jauh kedepan. Tak setiap orang bisa menyamai kecerdasan beliau. Mengapa demikian? Inilah alasannya..
Imam Syafi’i dikenal sebagai ulama yang cerdas. Tak seperti lainnya ia menggunakan segenap pemikirannya untuk menjawab suatu masalah. Walau terkadang masalah tersebut hanya sekedar untuk menguji kecerdasan beliau. Khalifah Harun al-Rasyid sangat mengagumi dan menyayangi beliau. Sehingga ketika ada sekelompok orang yang iri hati untuk mempermalukan Imam Syafi’i dihadapan sang Khalifah karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
“Ada dua orang Muslim berakal yang minum khmar. Salah satunya diganjar hukuman hadd (cambuk 80 kali), tetapi yang satunya tidak diapa-apakan mengapa bisa demikian? Tanya salah satu dari mereka.
Imam Syafi’i menjawab dengan tangkas,”Salah satu diantara mereka berdua itu sudah baligh sehingga harus dihukum hadd, sedang satunya belum baligh, sehingga ia tidak diapa-apakan.
Merasa kalah start mereka tak habis akal, salah satu dari mereka kemudian bertanya lagi, “Ada lima orang yang menzinahi seorang wanita. Orang pertama divonis dibunuh. Orang kedua dirajam. Orang ketiga dihukum hadd. Orang keempat dikenai setengah hukuman hadd. Sedang yang kelima dibebaskan. Bagaimana mungkin kelima orang yang melakukan perbuatan bersama-sama dikenai hukum yang berbeda?”
“Orang pertama menghalalkan zina sehingga ia harus divonis murtad dan wajib dibunuh. Orang kedua muhshan (sudah menikah) sehingga ia harus dirajam. Orang ketiga ghairu muhshan (belum menikah), sehingga ia harus dihukum had. Orang keempat kebetulan ia budak, sehingga ia dihukum setengah had. Sedangkan orang kelima, atau terakhir adalah gila, sehingga ia tidak mendapatkan hukuman apapaun” kata Imam Syafi’i tanpa berpikir lama.
Mereka pun saling pandang, namun ada satu soal lagi, sebelum mereka mengakui kepandaian sang Imam. “Baiklah satu pertanyaan lagi, Seorang laki-laki mengambil minum dari wadah. Anehnya ia meminum separuhnya saja yang halal, sedang separuhnya dianggap haram, bagaimana ini bisa terjadi?”
Sang Imam yang cerdas lagi bijak itu, lalu menjawab dengan tenang. “Ketika laki-laki itu sedang meminum separuh wadah, ia tak mengalami apa-apa. Namun saat mau menghabiskan separuh wadah itu, tiba-tiba ia mimisan. Sehingga darah yang menetes diwadah itu membuat air menjadi haram diminum baginya”
Akhirnya mau tak mau orang-orang yang iri dengan Imam Syafi’i mengakui keluasan ilmunya, juga cerdas dalam menjawab setiap masalah. Sang Khalifahpun tersenyum, sraya berkata “Semoga Allah memperbanyak pada keluarga besarku orang sepertimu”
Kisah sederhana ini membuktikan bahwa orang-orang yang cerdas disekeliling kita lagi bijak memang sangat diperlukan. Dan bila yang memecahkan masalah adalah orang yang kredibilitasnya baik dibidang yang diempunya, pasti hasilnya akan memuaskan. Namun sebaliknya bila orang-orang yang sebenarnya tak banyak ilmu, ditugaskan menyelesaikan masalah besar yang bukan dibidangnya, maka hasilnya tidak akan sempura.
Referensi:
Candra Nila Murti Dewojati, Masuk Surga Walau Belum pernah Shalat, Penerbit Khalil, 2012

Tulisan ini sudah saya share di Ummi Online

   









ANAK MOGOK SEKOLAH? INILAH KIAT MENGATASINYA!


                           
Sahabat Ummi, tak semua pengasuhan dan pendidikan pada anak kita berjalan dengan mulus. Hal ini sangat manusiawi, karena semua hal didunia ini tak bisa sesempurna yang kita inginkan . Namun berputus asa lagi menyerah menghadapi masalah timbul dalam pengasuhan anak tentu tak pernah kita lakukan.
Selain menghadapi kebandelan anak, malas belajar dan mungkin malas beribadah, salah satu yang membuat orangtua menjadi galau tingkat pelangi adalah ketika anak mulai mogok sekolah! Hal ini tak hanya terjadi disana, disitu dan dijauh sana, namun diseputaran tempat tinggal saya, bahkan terjadi pada anak tengah saya, yang sempat membuat saya syok untuk sementara waktu. Sungguh tak menduga jika akhirnya kami mendapat giliran kesulitan dalam pengasuhan anak.
Namun Alhamdulillah akhirnya kami bangkit untuk segera menata keadaan, karena anak kala itu ada dipesantren, hingga urusannya tak begitu saja mudah. Sekarang si tengah sudah mulai belajar ditempat lain, masih di sekolah agama dengan prestasi yang membanggakan!, Bagaimana kiat mengatasinya? Cobalah cara berikut ini:
1.      Jangan langsung Marah apalagi menghukum anak!
Jika kita melakukan hal ini, tentu anak bertambah ketakutan dan semakin menjadi-jadi tidak mau bersekolah. Hal yang paling tepat adalah menanyai secara baik-baik dengan lembut dan bukan dengan nada keras, karena terkesan marah. Jika anak menangis, berhentilah dan tunggu sampai dia tenang. Cari permasalahan utama, baru diskusikan dengan anak apa maunya. Apabila orangtua harus turun tangan ke sekolah untuk menyelesaikan, maka selesaikan baik-baik lewat guru wali kelas dan kepala sekolah.
2.      Yakinkan anak jika yang menjadi masalah akan segera berlalu.
Tentu keyakinan ini bukan hanya sekedar janji. Jika anak takut dengan guru yang sering memarahinya, maka cari jalan keluar dengan cara “win-win solution”, karena jika guru yang bersangkutan langsung ditegur dengan cara yang salah, maka yang terjadi sebaliknya, hubungan dengan anak tidak akan bertambah membaik. Jika perlu orangtua minta maaf atas kesalahan anak dan minta jalan keluar mengatasi ini bersama, begitupun jika masalahnya dengan temannya. Jangan biarkan masalah berlarut-larut karena akan mengganggu kenyamanan dan proses belajar anak.
3.      Katakan pada anak, jika kita penuhi keinginannya, maka dia harus konsekuen!
Apabila anak sama sekali tak mau lagi kembali kesekolah itu, jangan dipaksa, beri waktu dia untuk berpikir sembari tetap diberi nasehat terbaik apa akibatnya jika anak tetap tidak bersekolah, namun hal ini berjangka waktu, karena terlalu lama membiarkan anak dirumah akan berakibat fatal! Beri pengertian pada anak jika harus pindah sekolah harus dengan catatan: harus belajar bersungguh-sungguh dan membuktikan jika anak konsekuen dengan pilihannya, dan tidak boleh mogok sekolah lagi. Jika ada masalah menyergap lagi sekuat tenaga harus menyelesaikannya, bukan menghindari!
4.      Kerjasama dengan suami dan jangan menyelesaikan masalah ini sendiri.
Karena ini akan membuktikan jika kita bisa solid menyelesaikan masalah secara bersama dengan pasangan. Tak elok jika hal sebesar ini hanya diselesaikan tanpa konsultasi dengan suami. Dua kepala, akan lebih baik daripada kita memutuskan sesuatu sendirian yang belum tentu hasilnya baik, dan bahkan kita bisa disalahkan oleh pasangan.
5.      Perlu anak diajak ke Panti Asuhan, Rumah singgah anak jalanan.
Selain memberi sumbangan kepada mereka, anak diharapkan tersentuh dengan kondisi anak-anak dipanti asuhan atau rumah singgah dimana keinginan sekolah mereka besar namun terbentur biaya atau tidak mendapatkan kasih sayang lengkap dari orangtua, hingga empati dan simpati diharapkan tumbuh dari jiwa anak. Pelajaran kehidupan ini sangat penting, hingga anak diharapkan untuk bisa menyadari kesalahannya untuk mogok sekolah.
6.      Ajak anak, keluarga secara khusus untuk mendoakan.
Jika kita meminta secara khusus kepada anak, anggota keluarga lain untuk turut mendoakan ini, diharapkan anak sadar jika masalahnya bukan lagi menjadi masalah pribadi namun juga masalah keluarga, dan hal ini juga menunjukkan kepedulian semua anggota keluarga padanya.
7.      Minta pada seluruh keluarga untuk mendukungnya!
Dukungan orang-orang terdekat adalah senjata terampuh untuk anak bangkit dari ketepurukan. Sebaliknya, jika mereka berama-ramai menyalahkan dan menyudutkan, maka yang terjadi anak akan semakin tertekan dan tetap mogok sekolah.
8.      Carikan komunitas tepat untuk anak.
Seringkali anak terpengaruh pada kelompok teman main-nya yang tidak positif. Ini sangat berbahaya jika kita diamkan. Orang berhak untuk melarang anak saat ia hanya melakukan pekerjaan tak postif seusai pulang sekolah, kadang hanya kongkow-kongkow di mall, dipinggir jalan atau ditempat game online. Komunikasikan dengan cara mencari bersama komunitas yang paling disenangi anak, misalnya pencinta reptile, suka merakit robot, melukis, futsal, sains dan matematika, karate, dan masih banyak lainnya. Komunitas yang tepat membuat anak akan berprestasi dan tidak lagi terpengaruh teman yang negative.
9.       Perbaiki cara komunikasi dengan anak.
Salah satu hal yang membuat masalah berlarut-larut pada anak adalah bagaimana cara komunikasi anak dengan orangtuanya. Untuk itu sebelum terlambat kita instropeksasi dahulu bagaimana hubungan personal kita dengan anak. Komunikasi adalah salah satu senjata terbaik dalam membentuk karakter anak; untuk menjadi anak tangguh, cerdas, tak mudah menyerah didera masalah dan menjadi anak jempolan yang tak menyusahkan orangtua dan orang lain.
      Untuk itu sahabat ummi, jangan sepelekan saat anak mulai mogok sekolah. Akan menjadi sangat serius jika dia benar-benar tidak mau melanjutkan studinya, seperti yang dialami tetangga saya. Peran kita adalah yang terbesar dalam membentuk karakter anak. Mau menjadi apapun mereka, sebenarnya itu terpulang pada diri kita. Semoga manfaat.

 tulisan ini sudah dishare di ummi online

ANAK DI BULLY? INILAH KIAT MENGATASINYA


            Sesaat anak menceritakan sedihnya di bully teman sekolahnya, hati orangtua mana yang tak nelangsa. Untung ia masih mau cerita, karena sahabat Ummi beberapa anak saat kedapat dibully teman-temannya mereka malah merahasiakan pada orangtua dan gurunya karena mendapat ancaman. Selain merasa prihatin dan geram, ada semacam perasaan ingin membalaskan perlakuan itu pada anak yang membully, namun apakah itu solusi bijak? Bahkan jika kita tidak hati-hati menyikapinya, anak malah tambah dibully dan dibenci oleh teman-temannya. Lalu sebaiknya bagaimana kita harus bersikap?
            Biasanya, anak yang dibully memiliki cirri yang sama, yakni anak yang berbadan kecil atau terlihat lemah, anak pendiam, penurut, memiliki kelemahan (cacat) atau bahkan orangtua mempunyai profesi tertentu atau masalah tertentu dalam masyarakat yang bisa menjadi bahan bully. Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi jalan keluar saat kedapatan anak dibully:
1.      Upayakan komunikasi yang ditingkatkan.
Anak ajarkan untuk tidak takut untuk ungkapkan perasaan, kejadian yang menimpa berikut ajak diskusi cara mengatasinya. Jangan dengan kalimata kasar, keras dan berteriak, karena akan menambah anak ketakutan untuk mengutarakan perasaan atau kejadian yang dialaminya.
2.      Ajari anak untuk tidak diam saja saat di bully.
Bukan berarti anak diajarkan untuk berkelahi saat ia diberi kekerasan fisik oleh temannya, namun sebisa mungkin tidak diam saja saat dipukul atau diberi kekerasan apapun oleh oranglain. Sebisa mungkin anak diajari untuk menghindar atau menangkis jika sudah tercium tanda-tanda kekerasan, namun apabila terpaksa sekali membalas, balasnya seperlunya untuk membela diri, namun bukan untuk berkelahi.
Jika bully berupa perkataan kasar, sebaiknya anak diajarai untuk menjawab sebisanya dengan baik, jika tidak diam saja namun pergi dari tempat itu. Jika ada didalam kelas sebaiknya, baiknya beritahu guru, dan ini hal yang terpenting.
3.      Bila bully meninggalkan bekas atau kesakitan, maka jangan anggap remeh.
Terkadang ada suatu kejadian suatu penyakit dalam bisa karena pukulan benda tumpul dimasa lalu, dan ini bisa terjadi saat lampau anak dibully. Untuk itu, saat bully menghasilkan cidera maka orangtua tanggap untuk membawanya ke tenaga kesehatan, jika perlu di rontgen lakukan, atau di foto fisik sebagai bukti kekerasan yang mungkin akan berguna jika sampai maju ke ranah hukum.
4.      Komunikasi dengan pihak sekolah, guru, wali murid dan anak yang bersangkutan.
Hal ini sangat penting, jika memungkinkan sarankan pihak sekolah saat ada petemuan komite sekolah membahas khusus tentang bully dikalangan anak, serta akibat yang ditimbulkan secara fisik dan psikis yang menghadirkan psikolog anak. Cobalah juga dipertemukan dengan orangtua anak yang membully atau bahkan temui disekolah anak pembully itu dan bicaralah dari hati kehati, bukan untuk memarahi, hal ini biasanya akan berdampak ampuh. Sarankan pada guru secara periodic mengingatkan anak dikelas mengenai hal ini, karena pada dasarnya nasehat harus secara periodic.
5.      Masukkan anak ke Klub olahraga atau kegemaran yang manfaat.
Anak yang bisa beladiri, pandai berenang, jura Badminton, anak pandai dikelas, pandai menari atau jago bermusik biasanya memiliki kepercayaan diri tinggi, dan akan menghindarkan jadi anak sasaran dibully, apalagi mereka bisa berprestasi pada bidang yang disukainya.
6.      Doakan selalu anak.
Doa orangtua agar anak selalu bisa terhindar dari masalah dan musibah insyaAllah mustajab. Benahi perilaku diri agar jadi panutan anak. InsyaAllah anak sholeh dan sholehah terhindar dari hal-hal buruk.
Semoga anak kita terhindar dari hal-hal yang membuatnya sedih dan tidak betah disekolah. Membuat mereka nyaman, adalah tugas utama kita. Yang buruk memang harus diluruskan dengan cara bijak dan santun, namun penuhi sasaran. Moga manfaat.

TULISAN INI SUDAH DI SHARE DI UUMI ONLINE




AJAL YANG SEMPURNA: HATI-HATI MENGHUKUMI ORANG DENGAN SU’UL KHATIMAH


 

Saya iri, saat melihat atau mendengar seseorang wafat dalam sebentuk kematian yang saya sukai: mendekap Al Qu’an, sedang melakukan shalat, julurkan tangan  bersedekah, memberi tausiyah atau sedang mengimani jamaah, atau sebentuk fisikal jika ia orang yang bakal diterima jasad dan ruhnya Sungguh iri,..sepertinya kematian seperti itu langsung saja naik ke langit ketujuh, diiringi senyum dalam wajahnya, khusnul khatimah.
Namun tiba-tiba saya tersentak, suatu saat mendengar berita; seseorang meninggal dalam musibah letusan sang gunung, dalam posisi tersujud! Sebenarnya posisi itu adalah sebentuk fisik, selayaknya orang khusnul khatimah (seperti pikiran saya sebelumnya); padahal beberapa saat sebelum kematiannya ia tetap menjalankan keagamaannya namun berpadu dengan kesyirikannya sungguh perpaduan yang tak manis, jauhkan dari jannah-Nya.
Saya langung men-set ulang pemikiran terhadap posisi, sebentuk kematian yang khusnul khatimah itu; apa sudah benar pemikiranku selama ini? Ternyata tanda-tanda kematian sempurnapun tak sedangkal pemikiran saya, masih seabrek. Mati dalam musibah terbakar, tenggelam, tanah longsor, menegakkan Asma Allah, pertahankan diri dari perampok, dalam keadaan kena sakit mewabah, mati menyebut AsmaNya juga dalam keadaan dahi masih berkeringat, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Banyak sedikit pelayat; sungguh tak jadi ukuran. Karena ada seorang sahabat Rasul yang mati dalam kesunyian, di belantara gurun sahara, tanpa ditemani sanak saudara, bukan dikasur yang empuk dan mungkin dalam keadaan tak tersenyum. Bahkan ia harus ditemukan jasadnya oleh sahabat yang lain, tanpa banyak cakap, apalagi upacara.
Bagaimana dengan kematian badan bersih rapih? Oww bukan jadi jaminan ia dipanggil dalam khusnul khatimah. Beberapa sahabat Rasul, malah mati dalam keadaan tak lengkap pakaiannya karena tercabik-cabik pedang musuh, bahkan dalam keadaan usus terburai! Dan wajah yang susah dikenali,..
Kematian yang indah, kematian yang sempurna adalah rahasiaNya, bila kita dapati seorang meninggal dalam keadaan terbunuh, terbakar, tersia-sia, belum tentu ia mati dalam keadaan yang tak diterima, karena  tak adil bila kita harus diskripsikan “sebentuk indah” dalam kematian itu. Saya teringat dua tahun yang lalu saat saya melayat seorang teman yang suaminya meninggal dalam keadaan kaku, terpeleset air menggenang dekat kulkas, dengan posisi tangan yang menjulur diatas kepalanya, dan harus butuhkan setengah hari sampai ditemukan keluarganya. Istrinya terisak saat temui keadaannya yang demikian; tak meninggal pada dipembaringan yang nyaman, ditemani keluarga dan dalam keadaan tersenyum. Dalam mulutnya terlontar penyesalan yang luar biasa: takut posisi yang demikian suaminya tak khusnul khatimah dalam menghadapNya.
Bagaimana buat orang yang “berjihad” menurut diskripsinya sendiri? Hati-hati sungguh dengannya. Saya malah kasihan kepada orang yang ter dogma oleh pemahaman salah terhadap jihad yang agung milikNya., kasihan saat dangkal cara berpikirnya tak menghasilkan apa-apa, sedang para Malaikat siap dengan pertanyaan yang sudutkannya: kenapa kau sia-sia kehidupan? Menginginkan surgaNya padahal dapatkan kerak neraka?
Kemudian apa yang bisa kita capai mencapai khusnul khatimah? Menanti saat tua tiba, setelah sakit sekian lama? Kenapa harus menunggu sampai uzur menanti untuk persiapan kematian yang sempurna itu. Perbaiki dari sekarang apa yang masih kurang, tambahi amal perbuatan bila itu masih minim, benahi mulai hari pola pikir kita, ibadah kita yang masih amburadul. Stop melukai dan menyakiti orang lain demi materi dan  Isi segenap kehidupan kita dengan hal-hal berguna dan manfaat.
Sediakan jawaban cerdas, saat malaikat izrail datang menghampiri: agar tak tergagap dan mencari-cari alasan serta ngeles untuk bilang tak siap menerima hadirnya, apalagi menyesal kenapa tak rencanakan dengan matang masalah  khusnul khatimah saat tubuh masih tegap dan otak masih bisa berpikir dengan jernih. Memang masalah kematian yang sempurna, kematian yang indah itu wilayah hak prerogratifNya, namun perkara memohon: juga hak kita. Untuk itu pergunakan hak dengan sebaik-baiknya sembari berusaha dan berharap kita dalam barisan orang-orang yang dicintaiNya


5 LANGKAH MENJADI IBU LUARBIASA!


            Suatu hari saat melihat anak-anak membicarakan sesuatu, saya mencoba menguping pembicaraan mereka. Ternyata saya mendengar sesuatu yang luarbiasa, dimana anak lelaki sulung yang kala itu masih berusia 9 tahun mencoba menasehati temannya.
            “Jangan memanggil teman kita dengan sebutan yang buruk, kata ibu itu dosa”, katanya sembari mengalihkan pembicaraan lain saat temannya mencoba mengejek teman lainnya dengan sebutan yang sungguh tak enak didengar telinga. Saya tersenyum, ternyata nasehat kita yang sepertinya didengar dengan sebelah telinga, bahkan terlihat tak digubris ternyata saya salah besar. Anak terkadang mendengar tanpa harus terlihat menoleh, ia akan men-cam-kan nasehat itu bahkan bisa menularkan pada temannya!.
            Sahabat Ummi, pernahkah kita sadar jika , cara bersikap, bertutur bahkan sampai tahap pola pikir orangtua, kelak akan sangat berpengaruh pada anak-anaknya kelak? Jika memang demikian, maka jangan ragu-ragu menjadi ibu yang hanya biasa-biasa saja untuk anak-anak, namun jadilah ibu yang luarbiasa bagi mereka. Bagaimana caranya? Tengoklah hal-hal berikut ini:
  • 1.      Jadilah pendengar yang baik.

Sekecil anak, selalu mempunyai pendapat. Anehnya, seringkali kita tidak terlalu respek dengan pendapat mereka karena merasa belum saatnya mereka mengeluarkan pendapat dan didengar. Padahal seringkali kita bisa takjub karena anak-anak kadang memiliki pemikiran yang ‘ajaib’. Jika ia punya keluh kesah, biasakan mereka mengutarakan dengan baik, dan jangan diam saja. kata “takut jika ibu dan ayah marah” sebaiknya hal itu dihilangkan pada si anak, katakan pada mereka jika orangtua marah pada porsinya, melihat kesalahan yang ditimbulkannya, dan itu adalah keadaan yang wajar. Hadiahkan pelukan setiap saat, waktu senang apalagi saat sedih. Saya percaya pelukan itu akan sangat dahsyat manfaatnya untuk anak.
  • 2.      Jika harus memberi nasehat, berikan nasehat cerdas.

Nasehat yang itu-itu saja akan membuat anak bosan. Kemaslah nasehat secara menarik, bila bisa kita menasehati anak secara samar, seperti saat melihat suatu kejadian, hubungkanlah dengan keadaan anak. Semisal melihat anak kecil jadi pemulung, katakan pada anak,”Nak, mengapa kamu selalu menyia-nyiakan makanan, juga tak belajar dengan baik. Lihatlah anak-anak yang kurang beruntung itu, untuk makan saja harus bekerja memunguti plastic atau kardus, belum lagi harus sekolah”. Hal ini akan berbeda saat kita menasehati anak dengan. “cepat makan sana, dan jangan susah makan!” atau “Belajar yang baik, biar jadi anak pintar..”
  • 3.      Jadikan ibu teman, tapi adakalanya harus dihormati seperti laiknya orangtua.

Terkadang saya prihatin melihat anak tetangga yang kurang menghormati ibunya karena unsur ‘terlalu’ dekatnya ibu dengan anak, dan sedihnya pada saat-saat tertentu ia membiarkan ‘menjajah’ ibunya. Hingga dengan ibu atau orang tua kurang sopan dan tidak mengerti keadaan ibunya. Maka jadilah seperti layang-layang, untuk tarik ulur memperlakukan anak.
  • 4.      Kita itu panutan anak, dan itu harga mati.

Jangan biarkan ia mencari panutan lain yang negative akan mempengaruhi kehidupannya. Hingga tak jarang karena terpengaruh teman, anak bisa lihai  mengumpat, bahasanya buruk, melalaikan sholat, jarang  belajar karena banyak bermain bahkan berani melawan orangtua. Jangan biarkan mimpi buruk itu terjadi, makanya untuk menjadi panutan memang harus kerja keras untuk memperbaiki diri. Jadikan anak tegar untuk mempunyai sikap agar tidak mudah dipengaruhi teman. Jangan bilang tidak bisa, jika kita tak pernah lelah mengusahakannya.
  • 5.      Tanamkan Agama sejak dini

Kitalah guru yang paling awal, jika kurang mampu mendidik dalam bidang agama lebih mumpuni, carikan guru ngaji untuk mereka.  Sekolahkanlah ditempat terbaik, bukan berarti pada sekolah mahal dan bergengsi. Tentu juga doakan mereka dengan menyebut namanya disetiap doa-doa, insyaAllah doa orangtua—sangata mustajab untuk diijabahi Allah.
Lima langkah itu jika dijalankan dengan baik, bukan tidak mungkin kitalah menjadi ibu yang luarbiasa bagi anak-anak. Sediakan waktu sebaik-baiknya untuk mereka dikala kesibukan yang tiada henti.  Anak adalah investasi akherat yang tak tergantikan walaupun kita berkalang tanah sekalipun. InsyaAllah kita keluar menjadi pemenang dihati mereka…
Referensi: beberapa sumber

Tulisan ini sudah saya share di ummi online


4 POIN RAIH BAHAGIA UNTUK ISTRI



Sahabat Ummi, jangan salah untuk menafsirkan kebahagiaan hanya berpusat pada kekayaan dan harta melimpah. Jika seorang istri ingin bahagia yang  tidak hanya berpusat pada materi semata, itulah ciri istri yang sholihah. Ia harus mampu mengendalikan dirinya untuk menjadi panutan terbaik untuk keluarganya terutama anak-anaknya, juga orang di sekelilingnya. Untuk menjadi panutan itu bukan perkara mudah, namun bukan tidak mungkin dapat dipelajari atau dibiasakan mulai dari sekarang, dan tak ada kata terlambat untuk menjadi istri teladan yang bisa menjadi panutan.
            Ada beberapa poin-poin untuk meraih kebahagiaan, diantaranya:
  1. Mampu beriman dan berakhlak mulia
Ingat, akhlak mulia bukan perkara hanya bisa berhubungan dengan Allah semata dengan baik, namun lebih dari itu, ia mampu mengejewantahkan pada suami, anak-anak dan lingkungan sekitarnya dengan baik pula.
Seorang istri yang beriman tentu akan lebih bisa mengendalikan dirinya, memberikan ketentraman dan ketenangan hati, tidak pernah banyak mengeluh dengan segala kondisi dan ujian dari Allah yang menimpa. Ia akan berupaya terus ridha dan dengan apapun yang ditakdirkan Allah untuknya dan kehidupannya. Tak henti untuk bersyukur dan senantiasa sabar dalam segala situasi.
Iman dalam diri seorang muslimah tidak hanya berperan dalam menunjang kebahagiaan semata namun juga bersifat menghilangkan kesengsaraan, senantiasa kuat dan tawakal. Iman akan menggiring pada seseorang berpikir lebih cerdas, mampu memilah dan memilih apa-apa yang harus diambil dan yang harus ditinggalkan, tidak egois dan bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat sekitar.
Akhlak mulia itu mendorong seseorang memiliki kasih sayang cinta kasih pada sesama dan kelembutan selayaknya seorang istri. Hal ini selaras dengan perumpaan dari Rasulullah.
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur." (Muttafaqun ‘Alaihi)

  1. Selalu ingat Allah dengan perbanyak dzikir.
Rahasia bahagia seorang muslimah sebenarnya mudah, saat ia berupaya mengkaitan segala sesuatu dengan Pemilik Kehidupan, dan mulutnya tak henti melafalkan AsmaNya, dan hatinya penuh dengan kalimat-kalimat thayibah yang tak henti didengungkan dalam setiap kesempatan. Kepasrahan, ketegaran, pengkaitan hidupnya akan berbuah manis, karena tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan karena Allah akan bersama dengan orang-orang yang taat dan selalu mencintaiNya.
Dzikir adalah upaya mengikat antara seorang muslimah dengan Allah di segala kondisi tak terbatas ruang dan waktu, ketentraman saat berdzikir akan menghadirkan kedamaian dan otomatis kebahagiaan akan tercipta dengan sendirinya. Seperti yang tertera dalam firman Allah:
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Al Ra'du: 28)
  1. Jika kebahagiaan dunia itu berhubungan dengan materi, maka berusahalah meraihnya!
Ada satu kisah yang bisa dipetik pelajaran, dimana saya melihat di dalam keluarga yang bersahaja mungkin bisa dibilang kekurangan dalam segi materi. Dengan menanggung anak yang banyak, sebenarnya sang kepala keluarga  harus lebih gigih untuk memperjuangkan kehidupannya, paling tidak usaha apa saja yang halal dan tidak menyia-nyiakan waktu yang tersisa. Namun sayang, ia hanya ‘pasrah’ dengan kegiatan yang bisa dilakukannya,yakni sebagai sopir yang tidak tetap, dimana saat ada waktu luang hanya digunakan untuk begadang sampai malam di pos ronda. Padahal jika ia mau banyak pekerjaan selingan yang bisa menghasilkan uang untuk keluarganya, namun sayang ia hanya pasrah dengan keadaan yang melingkupi dan  tidak  gigih untuk meraih materi yang lebih baik untuk keluarganya.
Seorang istri yang baik tentu  juga berusaha memaksimal mungkin membantu perekonomian keluarga dengan hal terbisa yang dilakukannya, jika memungkinkan. Tengoklah sekeliling, Allah memberikan kesempatan untuk meraih kebaikan dan rezeki yang halal di dunia ini, yang menjadikan sarana untuk meraih kebahagiaan.

4.      Bisa membagi waktu dengan baik antara beribadah dengan mencari rezeki dan kesenangan dunia.
Dalam salah satu ayat  disebutkan “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian....” Hal ini mengandung pengertian jika waktu itu sangat berharga dan termasuk menjadi orang yang merugi jika ia selalu sia-siakan waktu, padahal bisa bernilai ganda bagi yang bisa manfaatkannya dengan bijak; di sisi lain akan memberikan pahala sekaligus kebahagiaan dunia akherat. Rasulullah pernah mengingatkan tentang waktu ini  agar menjadi peringatan bagi manusia.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal: Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan; Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja; Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya; Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak." (HR. Tirmidzi )

Kacamata kebahagiaan memang sangat luas, namun pada dasarnya kebahagiaan yang ingin diraih tentu bahagia dunia dan akherat, dan ini sangat ideal sekali untuk manusia. Jika tidak tahu kiat maupun kuncinya tentu akan kesulitan menggapainya. Bahagia memang bisa dicari,  bahkan dipertahankan. Tinggal niat yang membara dari masing-masing pribadi untuk mengeksekusinya

Referensi:
Candra NM Dewojati dan Lisdy Rahayu, Istri Bahagia, Penerbit Qibla, 2014, Jakarta
Tulisan ini sudah saya share di Ummi online