Jumat, 11 September 2015

ANAK MOGOK SEKOLAH? INILAH KIAT MENGATASINYA!


                           
Sahabat Ummi, tak semua pengasuhan dan pendidikan pada anak kita berjalan dengan mulus. Hal ini sangat manusiawi, karena semua hal didunia ini tak bisa sesempurna yang kita inginkan . Namun berputus asa lagi menyerah menghadapi masalah timbul dalam pengasuhan anak tentu tak pernah kita lakukan.
Selain menghadapi kebandelan anak, malas belajar dan mungkin malas beribadah, salah satu yang membuat orangtua menjadi galau tingkat pelangi adalah ketika anak mulai mogok sekolah! Hal ini tak hanya terjadi disana, disitu dan dijauh sana, namun diseputaran tempat tinggal saya, bahkan terjadi pada anak tengah saya, yang sempat membuat saya syok untuk sementara waktu. Sungguh tak menduga jika akhirnya kami mendapat giliran kesulitan dalam pengasuhan anak.
Namun Alhamdulillah akhirnya kami bangkit untuk segera menata keadaan, karena anak kala itu ada dipesantren, hingga urusannya tak begitu saja mudah. Sekarang si tengah sudah mulai belajar ditempat lain, masih di sekolah agama dengan prestasi yang membanggakan!, Bagaimana kiat mengatasinya? Cobalah cara berikut ini:
1.      Jangan langsung Marah apalagi menghukum anak!
Jika kita melakukan hal ini, tentu anak bertambah ketakutan dan semakin menjadi-jadi tidak mau bersekolah. Hal yang paling tepat adalah menanyai secara baik-baik dengan lembut dan bukan dengan nada keras, karena terkesan marah. Jika anak menangis, berhentilah dan tunggu sampai dia tenang. Cari permasalahan utama, baru diskusikan dengan anak apa maunya. Apabila orangtua harus turun tangan ke sekolah untuk menyelesaikan, maka selesaikan baik-baik lewat guru wali kelas dan kepala sekolah.
2.      Yakinkan anak jika yang menjadi masalah akan segera berlalu.
Tentu keyakinan ini bukan hanya sekedar janji. Jika anak takut dengan guru yang sering memarahinya, maka cari jalan keluar dengan cara “win-win solution”, karena jika guru yang bersangkutan langsung ditegur dengan cara yang salah, maka yang terjadi sebaliknya, hubungan dengan anak tidak akan bertambah membaik. Jika perlu orangtua minta maaf atas kesalahan anak dan minta jalan keluar mengatasi ini bersama, begitupun jika masalahnya dengan temannya. Jangan biarkan masalah berlarut-larut karena akan mengganggu kenyamanan dan proses belajar anak.
3.      Katakan pada anak, jika kita penuhi keinginannya, maka dia harus konsekuen!
Apabila anak sama sekali tak mau lagi kembali kesekolah itu, jangan dipaksa, beri waktu dia untuk berpikir sembari tetap diberi nasehat terbaik apa akibatnya jika anak tetap tidak bersekolah, namun hal ini berjangka waktu, karena terlalu lama membiarkan anak dirumah akan berakibat fatal! Beri pengertian pada anak jika harus pindah sekolah harus dengan catatan: harus belajar bersungguh-sungguh dan membuktikan jika anak konsekuen dengan pilihannya, dan tidak boleh mogok sekolah lagi. Jika ada masalah menyergap lagi sekuat tenaga harus menyelesaikannya, bukan menghindari!
4.      Kerjasama dengan suami dan jangan menyelesaikan masalah ini sendiri.
Karena ini akan membuktikan jika kita bisa solid menyelesaikan masalah secara bersama dengan pasangan. Tak elok jika hal sebesar ini hanya diselesaikan tanpa konsultasi dengan suami. Dua kepala, akan lebih baik daripada kita memutuskan sesuatu sendirian yang belum tentu hasilnya baik, dan bahkan kita bisa disalahkan oleh pasangan.
5.      Perlu anak diajak ke Panti Asuhan, Rumah singgah anak jalanan.
Selain memberi sumbangan kepada mereka, anak diharapkan tersentuh dengan kondisi anak-anak dipanti asuhan atau rumah singgah dimana keinginan sekolah mereka besar namun terbentur biaya atau tidak mendapatkan kasih sayang lengkap dari orangtua, hingga empati dan simpati diharapkan tumbuh dari jiwa anak. Pelajaran kehidupan ini sangat penting, hingga anak diharapkan untuk bisa menyadari kesalahannya untuk mogok sekolah.
6.      Ajak anak, keluarga secara khusus untuk mendoakan.
Jika kita meminta secara khusus kepada anak, anggota keluarga lain untuk turut mendoakan ini, diharapkan anak sadar jika masalahnya bukan lagi menjadi masalah pribadi namun juga masalah keluarga, dan hal ini juga menunjukkan kepedulian semua anggota keluarga padanya.
7.      Minta pada seluruh keluarga untuk mendukungnya!
Dukungan orang-orang terdekat adalah senjata terampuh untuk anak bangkit dari ketepurukan. Sebaliknya, jika mereka berama-ramai menyalahkan dan menyudutkan, maka yang terjadi anak akan semakin tertekan dan tetap mogok sekolah.
8.      Carikan komunitas tepat untuk anak.
Seringkali anak terpengaruh pada kelompok teman main-nya yang tidak positif. Ini sangat berbahaya jika kita diamkan. Orang berhak untuk melarang anak saat ia hanya melakukan pekerjaan tak postif seusai pulang sekolah, kadang hanya kongkow-kongkow di mall, dipinggir jalan atau ditempat game online. Komunikasikan dengan cara mencari bersama komunitas yang paling disenangi anak, misalnya pencinta reptile, suka merakit robot, melukis, futsal, sains dan matematika, karate, dan masih banyak lainnya. Komunitas yang tepat membuat anak akan berprestasi dan tidak lagi terpengaruh teman yang negative.
9.       Perbaiki cara komunikasi dengan anak.
Salah satu hal yang membuat masalah berlarut-larut pada anak adalah bagaimana cara komunikasi anak dengan orangtuanya. Untuk itu sebelum terlambat kita instropeksasi dahulu bagaimana hubungan personal kita dengan anak. Komunikasi adalah salah satu senjata terbaik dalam membentuk karakter anak; untuk menjadi anak tangguh, cerdas, tak mudah menyerah didera masalah dan menjadi anak jempolan yang tak menyusahkan orangtua dan orang lain.
      Untuk itu sahabat ummi, jangan sepelekan saat anak mulai mogok sekolah. Akan menjadi sangat serius jika dia benar-benar tidak mau melanjutkan studinya, seperti yang dialami tetangga saya. Peran kita adalah yang terbesar dalam membentuk karakter anak. Mau menjadi apapun mereka, sebenarnya itu terpulang pada diri kita. Semoga manfaat.

 tulisan ini sudah dishare di ummi online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar