Sahabat Ummi, seringkali kita merasa
apa yang telah kita upayakan dengan maksimal tidak berhasil dengan baik,
padahal senjata doa juga sudah dikeluarkan. Apa yang salah dengan hal ini?
Ternyata ada beberapa hal yang salah yang dilakukan saat kita mulai berdoa,
yakni tidak mengindahkan adab berdoa
yang dituntukan oleh Rasulullah SAW.
Sebenarnya berdoa itu sangat
fleksibel, bisa di mana dan kapan saja.
Tidak harus diawali dengan wudu. Redaksi doa pun tak ada yang baku,
cukup sesuaikan dengan kebutuhan. Namun, ada beberapa adab yang perlu
diperhatikan agar doa itu lebih cepat sampai dan diterima karena merupakan
penghormatan kepada Allah swt. Sama ketika seseorang berkunjung dan
mengutarakan maksudnya kepada kita.
Bila sopan, berpakaian pantas, kata-katanya
indah tak menyakitkan hati, tahu waktu dan tahu diri, mungkin yang mendengarnya
lebih bisa memahami dengan baik dan merasa senang hati bila bisa membantu.
Demikian juga bila kita memiliki permohonan kepada Allah. Bila lebih tahu
adabnya, Allah akan lebih menyukai kita, sehigga memudahkan doa-doa kita
dikabulkan. Apa saja kiat agar doa terkabul? Berikut adalah uraiannya:
- Bersungguh-sungguh
dalam berdoa.
Yakinlah
bahwa segala permohonan yang akan dipanjatkan akan terkabulkan. Bagaimana
mungkin Allah akan mengabulkan doa orang yang dia sendiri tak yakin dengan
doanya sendiri akan terkabul?
Rasulullah
saw. pernah bersabda, ”Berdoalah kepada
Allah, sedangkan kalian yakin akan dikabulkan doa kalian. Ketahuilah bahwa
Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Ahmad)
- Bila
memungkinkan, berdoalah dalam keadaan suci atau punya wudu.
Namun,
bila tidak memungkinkan karena dalam perjalanan atau dalam keadaan yang darurat
maka tidak mengapa dalam keadaan tidak suci. Paling tidak, sucikan hati agar
doa tidak tercoreng dengan kesombongan, iri, dengki, atau kebencian pada orang
lain.
- Berdoa
sebaiknya harus dengan hati yang ikhlas.
Pasrahkan
segalanya kepada Allah semata seperti yang dijelaskan dalam Alquran surah
Al-Bayyinah ayat 50. Awali doa dengan pujian kepada Allah swt, juga bacaan
selawat Nabi saw.
- Tidak
mendoakan yang buruk untuk orang lain.
Allah
melarang hamba-Nya berdoa untuk kejahatan, menjatuhkan azab, atau memutus
silaturahmi.
- Mulailah
doakan diri sendiri, kemudian mendoakan orang lain.
Ketika
berdoa, maka kita dianjurkan untuk mendoakan orang lain pula.
- Ulang-ulangilah
doa atau zikir sesering mungkin.
Paling
tidak pengulangannya 3 kali dan jangan terburu-buru. Berdoa dilakukan dalam segala
keadaan. Bukan saat bahagia lupa berdoa dan saat sedih memperbanyak doa.
- Upayakan
mengangkat tangan saat berdoa, menghadap kiblat, dengan suara rendah,
merendahkan diri, khusuk, dan diiringi rasa takut Allak tidak mengabulkan
doa kita.
Ini
mengandung pengertian bahwa kita adalah hamba lemah yang tak berdaya, hanya
pertolongan dari yang Mahatinggi yang selalu diharapkan.
- Berupaya
selalu hidup di jalan Allah.
Bagaimana
Allah akan mengabulkan doa seorang umat, jika ia masih gemar maksiat, makan
minum yang haram, serta suka mengambil hak saudaranya dan anak yatim?
- Nada berdoa
memohon bukan memerintah.
Redaksi
kata dalam berdoa itu sangat penting. Bila kita runtut, memohon dengan rendah
hati diserta kalimat halus dan baik, insya Allah akan lebih baik daripada orang
yang berdoa secara tak beraturan.
- Upayakan
kalimat doa-doa kita adalah yang pernah dicontohkan nabi terdahulu dan
orang-orang yang saleh.
Contoh
doa-doa terdahulu adalah seperti doa Nabi Muhammad saw. saat sedih, doa Nabi
Ayub saat menghadapi sakit dan kesulitan, doa terhindar bencana, penawar hati
derita serta rasa takut dan lain-lain.
- Hati-hati
dengan doa yang berbalut kemusyrikan.
Sangat
dikhawatirkan benda yang didoakan selanjutnya dipakai oleh seseorang, atau
diminum dan dimakan bukan berasal dari ajaran Islam, karena Rasulullah saw. tak
pernah mengajarkan demikian. Akhirnya, orang-orang menganggap bahwa benda-benda
itu yang bertuah atau menyembuhkan, bukan karena Allah.
Bagaimana
sahabat Ummi, masih putus asa atas doa-doa kita yang belum terkabul? Sebaiknya
jangan. 11 langkah ini InsyaAllah akan menjawab permasalahan tidak terkabulnya
doa kita, semoga manfaat!
Referensi:
Al-Mishri
Mahmud. 2010. Selamat Tinggal Kesedihan. Solo:
Pustaka Arafah.
An-Nu’aim,
Muhammad bin Ibrahim. 2005. Manajemen
Umur. Jakarta: Pustaka At-Tazkia.
Al-Qahthani
Sa’id bin Ali bin Wahf. 2011. Hishnul
Muslim. Solo: Pustaka Arafah.
Candra
Nila Murti Dewojati, Ayat-ayat Tolak Derita, GPU, Jakarta 201
tulisan sudah saya share di Ummi online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar