Jumat, 14 Maret 2014

SINGAPORE: PERJALANAN 4 HARI PENUH MIMPI (1)

Prolog..

Pergi ketempat jauh tanpa didampingi suami dan anak-anak yang sebelumnya merupakan satu 'paket', merupakan hal yang luarbiasa untukku. Bagaimana tidak, seorang ibu-ibu rumahan 'biasa' yang hanya duduk manis dirumah yang nyaman dan tentram, harus 'tercerabut' dari 'singasana'nya untuk memulai suatu petualangan di sebuah negeri diseberang pulau. Tapi syukurlah ada kakak tercinta yang bertindak sebagai pemandu wisatanya.

Sebenarnya, kesempatan ini tidak pernah kuambil jika bukan karena hadiah entahlah rasanya tak adil jika saya bersenang-senag diatas 'gigit jari' anak-anak dan suami: yang merasakan aura 'sedih' bin repot harus saya tinggalkan dan ambil alih semua pekerjaan rumah, dan mengasuh si bungsu Fian, yang belum 'nun' kata orang jawa alias belum mudeng benar dengan keadaan sekeliling. Tapi niat itu saya bulatkan setelah ada aba-aba dari suami yang bilang;"Ambil saja, kadang kesempatan itu ada dua kali dalam kehidupan.."


Hadiah perjalanan ke Singapura  dari Parkway Hospital, karena saya menominasikan kakak saya Cahyaningrum, sebagai wanita "Super woman Indonesia" dan diambil pemenang 1 dan 2 yang menominasikan dan yang dinominasikan untuk berangkat ke Singapura. Dan cerita ini kurang istimewa tanpa satu bumbu cerita: Jika kami bisa berangkat ke Singapura atas campur tangan dari Allah, semata. Bagaimana tidak, kami sudah dinyatakan hanya duduki posisi ke 3, dan saya tak peduli juga dengan kekalahan sistem vote ini (karena hampir tak pernah menang dengan sitem ini), apalagi tiga minggu berlalu dan pemenang kedua yang kebetulan teman baik saya, bu Indari Mastuti telah urus paspor dan siap berangkat akhir februari, tapi tiba-tiba..
                                             Duo Dewojati

Tanggal 24 Februari ada kabar jika kami dinyatakan pemenang 'tambahan' dan diminta urus  paspor untuk berangkat, tanggal 10 Maret..saya meleleh..
Ternyata: pemenang pertama tak sanggup berangkat, karena urusan paspor yang mungkin tak bisa terlaksana sesuai tanggal yang diminta, rencanaNya siapa yang menduga..
Fasilitas perjalanan pulang pergi dengan Air Asia, Hotel bintang 5 dan chek up gratis buat yang dinominasikan di Rumahsakit mewah siap menanti,..

perjalanan yang tak terlupa

                                   Air Asia yang mumer tapi asyik

Perjalanan dengan Air Asia cukup menyenangkan. Waktu tempuh 2 jam lebih 20 menit, sampai tak terasa. "Apakah ini sudah sampai Singapura?" tanyaku pada kakak yang sudah 10 kali kesana. "Belum, "katanya pendek. "Jika sudah terlihat gedung bertingkat dan pencakar langit dari kejauhan, berarti sudah sampai," imbuhnya. Benar juga, saat terlihat gedung bertingkat dari kejauhan, maka kedatangan ke negeri Singa makin dekat. Dan jangan diketawain, ini pengalaman pertama saya naik pesawat,..memang harus ada yang pertama jika ingin yang selanjutnya khan? (ck..ck..kasihan-kasihan-kasihan..).

                                                      Taman bunga menakjubkan dalam Bandara

Setiba di Bandara Changi Singapura, saya mendelik, Bandara impian. luasnya ber kilo-kilo jauhnya. Siapkan energi ekstra jika ingin berkeliling disana. No bete, no capek, no  ngrundel jika tunggu lama. Bersih,wangi rapi, serba IT tinggi, full internet, banyak taman buatan dengan bunga asli, banyak petunjuk jalan, banyak ruang "tandas" alias Kamar mandi bin 'rest room'. Hanya saja beristinja' tanpa air dinegeri ini buatku sangat-sangat bete. Ohya 'koper berjalan'-nya sangaaaaat panjaaaaang (ndesit tenin aku ki), tapi bandingin dengan duo Adi, Adi sucipto dan Adi sumarmo, tentu sangat jauuhlah. eh iya, ada kursi pijat kaki gratis segala lho, hihihi saya sempat coba enak tenan..lalu, langsung saja: update status fb (lha internet indo macet smua kalo belom ganti Singtell), bisa juga photo selfi segala, wes lengkap sudah..

Kemampuan berbahasa Inggris yang ecek-ecek cukup merepotkan saya. Bila tak pernah mampir ke Bandara itu dan harus tanya. Terkadang saya mudeng yang dimaksudkan, tapi mau njawab tak bisa. Tapi lebih sering ra dong blash, bila pembicaraan itu dilakukan dengan cepat dan buanyaak kata. Untunglah mbakyuku sigap menjadi pemandu yang baik (yang terkadang bawel hihiih). Lumayan lama di Bandara karena perut sang kakak rada 'konslet', lalu nyetop taksi. Ternyata, oh ternyata pengemudi taksi sudah uzur alias simbah-simbah. Disodori peta hotel, dia mengangguk. Oh jarak antara hotel dan Bandara jebulnya lumayan jauh. sekitar 30 dolar Singapur, lebih kurang RP. 300 ribu..wkwkkw senilai taksi dari Solo-Yogya.
Perjalanan selama 4 haripun dimulai, kepala jadi bak jerapah puter sana sini liet suasana, bak orang ndesit yang pertama kali rambah Jakarta. Dan tiba-tiba...(bersambung ya)