Rabu, 21 Oktober 2015

5 KIAT MEMBANTU ANAK YANG KESULITAN BELAJAR


            Sahabat Ummi, terkadang kita tidak sadar saat mendapati anak yang menurun prestasi belajarnya. Bahkan, tak jarang orangtua, guru atau teman-temannya menganggap sebagai anak bodoh. Padahal jika ditelusur, banyak factor yang membuat anak menjadi kesulitan belajar.
            Faktor-faktor tersebut antara lain, belum siapnya usia anak untuk bersekolah, semisal masuk SD pada usia kurang dari 6 tahun, hinga menyebabkan belum matangnya secara psikologis si anak menerima beberapa pelajaran berat, yang sebenarnya ia dalam fase bermain. Atau bisa jadi si anak terlalu dipaksakan oleh orangtua untuk masuk sekolah favorit tertentu, yang mana pelajaran yang ada terlalu berat atau terlalu banyak.
            Ada satu pengalaman menarik saat saya harus menjumpai kenyataan yang tak bisa diduga, saat anak bungsu saya mengalami kesulitan dalam belajar, hingga saat kelas 1 dan 2 SD ia benar-benar mendapat peringkat akhir! Tentu saya sangat shock, hingga berpikir keras untuk mencarikan jalan keluar untuknya, yang berbeda karakter pola belajarnya dengan dua kakak-kakaknya yang punya prestasi bagus di sekolahnya.
            Titik terangpun muncul, setelah ada seorang tetangga yang berprofesi sebagai guru les disuatu lembaga bimbingan belajar mencoba menelaah kesulitan belajar anak saya, yang ternyata setelah wawancara dan mencoba memberi bimbingan anak saya dirumahnya menemukan apa yang menjadi penyebab anak saya kesulitan dalam menangkap pelajaran atau belajar. Ia mengalami pengingat belajar dalam skala pendek, jadi meski sudah belajar mati-matian dirumah, sesampai disekolah sebagian besar hasil belajarnya sudah ikut terbawa angin dalam perjalanan disekolahnya, alias lupa.
            Apakah anak ini bisa di’benahi’? Tanya saya pada guru lesnya. Guru lesnya mengangguk, beliau mengatakan hanya perlu menegakkan kosentrasi anak dan ada beberapa yang bisa diterapkan dalam belajar anak dengan tingkat kesulitan seperti anak saya. Lalu, apa kiat yang bisa dilakukan untuk ‘mengubah’ keadaannya? Coba cermati 5 kiat berikut ini:
1.      Anak dengan tingkat kesulitan belajar dengan pengingat terbatas ini sebaiknya jangan diberi pemahaman pelajaran dengan tulisan yang panjang-panjang dalam satu alenia. Hilangkan beberapa kata hubung atau kata-kata yang tak perlu hingga ia hanya mengingat beberapa kata yang lebih pendek namun pengertiannya sama dengan pengertian yang tertera pada buku. Nah untuk tahapan awal ini orangtua atau pembimbing harus ekstra sabar, untuk memberikan pengertian baru, atau pemahaman baru dari buku pelajarannya.
2.      Buatkan rangkuman untuk setiap sub bab. Rangkuman ini memang sebaiknya ditulis anak, tapi bila kesulitan dibantu dibuatkan oleh pembimbingnya. Ini untuk semua mata pelajaran.
3.      Untuk kalimat-kalimat pembuka atau pengantar hanya diajarkan sekilas saja, tapi yang terpenting untuk anak dengan tipe seperti ini memang lebih banyak porsinya langsung ke pokok masalah/pelajarannya saja.
4.      Ajari anak untuk teliti, seringkali anak dengan tipe seperti ini bukan karena tidak bisa mengerjakan tapi tidak teliti menjawabnya. Hal ini benar-benar sangat fatal saat menghadapi Test atau ujian kenaikan kelas.
5.      Sabar, dan terus menerus membimbing tanpa henti, karena jika tidak total hasilnya tidak akan banyak perubahannya.
Sahabat ummi, dalam kasus seperti ini ternyata jika tak mendapatkan penanganan yang tepat, dengan mudah anak tersebut akan di cap sebagai anak ‘yang bodoh’, padahal pendapat itu keliru. Alhamdulillah setelah bimbingan selama setahun, anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, dari peringkat akhir dikelasnya bisa melonjak diperingkat pertengahan, dan ini sebuah prestasi yang sangat membanggakan. Semoga ini akan membantu prestasi belajar anak..
Referensi : pengalaman pribadi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar