Minggu, 19 Oktober 2014

BENCI YANG AKAN MENERKAMMU !

"..Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa" (Al Maidah ayat 8)

Saat merenungi salah satu ayat itu, ada sebersit tanya, mengapa Illahi Rabbi menekankan suatu kebencian yang terhubung dengan takwa? ternyata sebenarnya jawabannya sederhana. Manusia secara manusiawi selalu saja terhubung dengan cinta dan benci; dan keduanya bisa  sama-sama melambungkan ke surga, atau melemparkan kedalam neraka.

Jika manusia membenci ketidak adilan, kesewenangan, membenci orang-orang yang melakukan kerusakan dimuka bumi, kekufuran dan hal buruk lainnya mungkin itu kebencian yang tepat, hanya saja masih ditelusur juga; masihkah ada lain dalam tendensi benci itu? Dan jika ia membenci sesuatu secara berlebihan seseorang yang sebenarnya hanya perasaan tak suka, atau sebenarnya orang itu bukan pilihan hatinya untuk menduduki posisi tertentu, benci pada seseorang yang melukai hatinya, benci pada tetangga atau teman dengan tingkat nyebelin ekstra dan lain sebagainya, yang terkadang menaikan tensi benci itu dengan kadar berlebih; menghujat. Dan sungguh, orang yang sudah benci akan melalaikan keadilan, ia tak peduli seseorang yang ia benci melakukan kebaikan, kebenaran sekalipun, hingga tak bisa berbuat adil kepadanya.

Pun, di media sosial, berulangkali harus menahan diri melihat kebencian orang-orang yang tak terlalu suka dengan sesuatu atau seseorang sampai-sampai  membicarakannya dengan nada minor 'sengit ndulit', 'entek amek kurang golek' dan segudang keburukan lainnya yang tersaji yang terkadang membuat sesak nafas.

Saya hanya berpikir, mengapa juga mereka melakukan hal demikian, tak sadarkah yang membaca status  atau postingan mereka adalah orang banyak yang mungkin sangat tak setuju dengan pendapatnya, dan itu sebenarnya melukai mereka?

Saya menahan diri untuk 'membela' seseorang yang mereka benci yang sebenarnya saya cintai. Buat saya, ini sebentuk pembelajaran yang menarik dari dumay yang bisa saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ya, kemampuan menahan diri dulunya dari saya yang tak seberapa, kemudian dengan drastis harus saya tingkatkan, dengan belajar untuk diam.

Kadang kala, diam itu bisa menyelamatkan dirimu dari rasa malu, sok tahu, ketidakpandaian mengolah bahasa dan strategi pemetaan berpikir yang kurang, tidak menambah 'panas' suasana dan tentu mengurangi dosa. Tahukah Anda ada seorang ulama Abdullah bin Abi Zakaria dan Mauriq berlatih untuk diam selama duapuluh tahun? bahkan yang lebih ekstrim Artha'ah bin al Munzir belajar untuk diam selama 40 tahun!

Hati-hati dengan lidah yang teruai dalam pembicaraan atau tertuang dalam sebentuk tulisan dengan nada hujatan.
"Sesungguhnya lidahku adalah binatang buas, jika aku lepaskan dia akan menerkamku!" begitu Ibnu abi Dunya meriwayatkan  bila lidah tidak dipergunakan dengan baik.

Untuk itu, hati-hati mulai sekarang untuk menyusun kata, pun hanya pada sebaris tulisan yang tersebar di media masa-- media sosial. Kebencian itu tak akan menolong dalam kondisi apapun jika itu benci yang tak mendasar, atau dibenarkan menurut syar'i. Dan terkadang, bisa jadi orang yang dibenci pada akhirnya suatu ketika malah menolongmu. Hati-hati pula menulis sesuatu yang buruk di media sosial, karena bisa jadi itu tulisan terakhir yang terbaca temanmu yang melongok Wall-mu, karena setelah itu malaikat Izrail mencabut nyawamu atas izin Allah.

Bila diam untuk adalah pilihan terbaik, daripada bicara yang tak bermanfaat yang penuh kebencian, maka lakukanlah! Dalam banyak kesempatan Rasulullah lebih memilih berdiam diri bila itu memang pilihan yang paling tepat, lalu Beliau bersabda:
"Barangsiapa  beriman pada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam!" (HR. Muslim)


** buku referensi ; "Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat" by Candra NM Dewojati

12 komentar:

  1. Benci dan dendam jangan dipelihara deh
    Terima kasih pencerahannya.
    Salam saying Dari Jombang

    BalasHapus
  2. maturnuwun pakde, selalu setia mengunjungi saya

    BalasHapus
  3. Nggak mau aaah diterkaam benci dan dendam...tulisanmu selalu inspiratif Mbakyuu

    BalasHapus
  4. Diam itu emas disaat yang tepat hehe

    BalasHapus
  5. tentu yang dimaksud bahwa jika tidak bisa berkata yang bermanfaat, maka lebih baik diam mbak,..

    BalasHapus
  6. Semoga saya dijauhkan dari sifat benci dan dendam. Amin....

    BalasHapus
  7. nicepost mbak, sangat bermanfaat,
    makasih pencerahannya, :) salam kenal,

    BalasHapus