Sahabat
Ummi, tak semua pengasuhan dan pendidikan pada anak kita berjalan dengan mulus.
Hal ini sangat manusiawi, karena semua hal didunia ini tak bisa sesempurna yang
kita inginkan . Namun berputus asa lagi menyerah menghadapi masalah timbul
dalam pengasuhan anak tentu tak pernah kita lakukan.
Selain
menghadapi kebandelan anak, malas belajar dan mungkin malas beribadah, salah
satu yang membuat orangtua menjadi galau tingkat pelangi adalah ketika anak
mulai mogok sekolah! Hal ini tak hanya terjadi disana, disitu dan dijauh sana,
namun diseputaran tempat tinggal saya, bahkan terjadi pada anak tengah saya,
yang sempat membuat saya syok untuk sementara waktu. Sungguh tak menduga jika
akhirnya kami mendapat giliran kesulitan dalam pengasuhan anak.
Namun
Alhamdulillah akhirnya kami bangkit untuk segera menata keadaan, karena anak
kala itu ada dipesantren, hingga urusannya tak begitu saja mudah. Sekarang si
tengah sudah mulai belajar ditempat lain, masih di sekolah agama dengan
prestasi yang membanggakan!, Bagaimana kiat mengatasinya? Cobalah cara berikut
ini:
1. Jangan
langsung Marah apalagi menghukum anak!
Jika
kita melakukan hal ini, tentu anak bertambah ketakutan dan semakin menjadi-jadi
tidak mau bersekolah. Hal yang paling tepat adalah menanyai secara baik-baik
dengan lembut dan bukan dengan nada keras, karena terkesan marah. Jika anak
menangis, berhentilah dan tunggu sampai dia tenang. Cari permasalahan utama,
baru diskusikan dengan anak apa maunya. Apabila orangtua harus turun tangan ke
sekolah untuk menyelesaikan, maka selesaikan baik-baik lewat guru wali kelas
dan kepala sekolah.
2. Yakinkan
anak jika yang menjadi masalah akan segera berlalu.
Tentu
keyakinan ini bukan hanya sekedar janji. Jika anak takut dengan guru yang
sering memarahinya, maka cari jalan keluar dengan cara “win-win solution”,
karena jika guru yang bersangkutan langsung ditegur dengan cara yang salah,
maka yang terjadi sebaliknya, hubungan dengan anak tidak akan bertambah
membaik. Jika perlu orangtua minta maaf atas kesalahan anak dan minta jalan
keluar mengatasi ini bersama, begitupun jika masalahnya dengan temannya. Jangan
biarkan masalah berlarut-larut karena akan mengganggu kenyamanan dan proses
belajar anak.
3. Katakan
pada anak, jika kita penuhi keinginannya, maka dia harus konsekuen!
Apabila
anak sama sekali tak mau lagi kembali kesekolah itu, jangan dipaksa, beri waktu
dia untuk berpikir sembari tetap diberi nasehat terbaik apa akibatnya jika anak
tetap tidak bersekolah, namun hal ini berjangka waktu, karena terlalu lama
membiarkan anak dirumah akan berakibat fatal! Beri pengertian pada anak jika
harus pindah sekolah harus dengan catatan: harus belajar bersungguh-sungguh dan
membuktikan jika anak konsekuen dengan pilihannya, dan tidak boleh mogok sekolah
lagi. Jika ada masalah menyergap lagi sekuat tenaga harus menyelesaikannya,
bukan menghindari!
4. Kerjasama
dengan suami dan jangan menyelesaikan masalah ini sendiri.
Karena
ini akan membuktikan jika kita bisa solid menyelesaikan masalah secara bersama
dengan pasangan. Tak elok jika hal sebesar ini hanya diselesaikan tanpa
konsultasi dengan suami. Dua kepala, akan lebih baik daripada kita memutuskan
sesuatu sendirian yang belum tentu hasilnya baik, dan bahkan kita bisa
disalahkan oleh pasangan.
5. Perlu
anak diajak ke Panti Asuhan, Rumah singgah anak jalanan.
Selain
memberi sumbangan kepada mereka, anak diharapkan tersentuh dengan kondisi
anak-anak dipanti asuhan atau rumah singgah dimana keinginan sekolah mereka
besar namun terbentur biaya atau tidak mendapatkan kasih sayang lengkap dari
orangtua, hingga empati dan simpati diharapkan tumbuh dari jiwa anak. Pelajaran
kehidupan ini sangat penting, hingga anak diharapkan untuk bisa menyadari
kesalahannya untuk mogok sekolah.
6. Ajak
anak, keluarga secara khusus untuk mendoakan.
Jika
kita meminta secara khusus kepada anak, anggota keluarga lain untuk turut
mendoakan ini, diharapkan anak sadar jika masalahnya bukan lagi menjadi masalah
pribadi namun juga masalah keluarga, dan hal ini juga menunjukkan kepedulian
semua anggota keluarga padanya.
7. Minta
pada seluruh keluarga untuk mendukungnya!
Dukungan
orang-orang terdekat adalah senjata terampuh untuk anak bangkit dari
ketepurukan. Sebaliknya, jika mereka berama-ramai menyalahkan dan menyudutkan,
maka yang terjadi anak akan semakin tertekan dan tetap mogok sekolah.
8. Carikan
komunitas tepat untuk anak.
Seringkali
anak terpengaruh pada kelompok teman main-nya yang tidak positif. Ini sangat
berbahaya jika kita diamkan. Orang berhak untuk melarang anak saat ia hanya
melakukan pekerjaan tak postif seusai pulang sekolah, kadang hanya
kongkow-kongkow di mall, dipinggir jalan atau ditempat game online.
Komunikasikan dengan cara mencari bersama komunitas yang paling disenangi anak,
misalnya pencinta reptile, suka merakit robot, melukis, futsal, sains dan
matematika, karate, dan masih banyak lainnya. Komunitas yang tepat membuat anak
akan berprestasi dan tidak lagi terpengaruh teman yang negative.
9. Perbaiki cara komunikasi dengan anak.
Salah
satu hal yang membuat masalah berlarut-larut pada anak adalah bagaimana cara
komunikasi anak dengan orangtuanya. Untuk itu sebelum terlambat kita
instropeksasi dahulu bagaimana hubungan personal kita dengan anak. Komunikasi
adalah salah satu senjata terbaik dalam membentuk karakter anak; untuk menjadi
anak tangguh, cerdas, tak mudah menyerah didera masalah dan menjadi anak
jempolan yang tak menyusahkan orangtua dan orang lain.
Untuk itu sahabat ummi, jangan sepelekan
saat anak mulai mogok sekolah. Akan menjadi sangat serius jika dia benar-benar
tidak mau melanjutkan studinya, seperti yang dialami tetangga saya. Peran kita
adalah yang terbesar dalam membentuk karakter anak. Mau menjadi apapun mereka,
sebenarnya itu terpulang pada diri kita. Semoga manfaat.
tulisan ini sudah dishare di ummi online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar