Suatu hari saat melihat anak-anak
membicarakan sesuatu, saya mencoba menguping pembicaraan mereka. Ternyata saya
mendengar sesuatu yang luarbiasa, dimana anak lelaki sulung yang kala itu masih
berusia 9 tahun mencoba menasehati temannya.
“Jangan memanggil teman kita dengan
sebutan yang buruk, kata ibu itu dosa”, katanya sembari mengalihkan pembicaraan
lain saat temannya mencoba mengejek teman lainnya dengan sebutan yang sungguh
tak enak didengar telinga. Saya tersenyum, ternyata nasehat kita yang
sepertinya didengar dengan sebelah telinga, bahkan terlihat tak digubris
ternyata saya salah besar. Anak terkadang mendengar tanpa harus terlihat
menoleh, ia akan men-cam-kan nasehat itu bahkan bisa menularkan pada temannya!.
Sahabat Ummi, pernahkah kita sadar
jika , cara bersikap, bertutur bahkan sampai tahap pola pikir orangtua, kelak
akan sangat berpengaruh pada anak-anaknya kelak? Jika memang demikian, maka
jangan ragu-ragu menjadi ibu yang hanya biasa-biasa saja untuk anak-anak, namun
jadilah ibu yang luarbiasa bagi mereka. Bagaimana caranya? Tengoklah hal-hal
berikut ini:
- 1. Jadilah pendengar yang baik.
Sekecil
anak, selalu mempunyai pendapat. Anehnya, seringkali kita tidak terlalu respek
dengan pendapat mereka karena merasa belum saatnya mereka mengeluarkan pendapat
dan didengar. Padahal seringkali kita bisa takjub karena anak-anak kadang
memiliki pemikiran yang ‘ajaib’. Jika ia punya keluh kesah, biasakan mereka
mengutarakan dengan baik, dan jangan diam saja. kata “takut jika ibu dan ayah
marah” sebaiknya hal itu dihilangkan pada si anak, katakan pada mereka jika
orangtua marah pada porsinya, melihat kesalahan yang ditimbulkannya, dan itu
adalah keadaan yang wajar. Hadiahkan pelukan setiap saat, waktu senang apalagi
saat sedih. Saya percaya pelukan itu akan sangat dahsyat manfaatnya untuk anak.
- 2. Jika harus memberi nasehat, berikan nasehat cerdas.
Nasehat
yang itu-itu saja akan membuat anak bosan. Kemaslah nasehat secara menarik,
bila bisa kita menasehati anak secara samar, seperti saat melihat suatu
kejadian, hubungkanlah dengan keadaan anak. Semisal melihat anak kecil jadi
pemulung, katakan pada anak,”Nak, mengapa kamu selalu menyia-nyiakan makanan, juga
tak belajar dengan baik. Lihatlah anak-anak yang kurang beruntung itu, untuk makan
saja harus bekerja memunguti plastic atau kardus, belum lagi harus sekolah”.
Hal ini akan berbeda saat kita menasehati anak dengan. “cepat makan sana, dan
jangan susah makan!” atau “Belajar yang baik, biar jadi anak pintar..”
- 3. Jadikan ibu teman, tapi adakalanya harus dihormati seperti laiknya orangtua.
Terkadang
saya prihatin melihat anak tetangga yang kurang menghormati ibunya karena unsur
‘terlalu’ dekatnya ibu dengan anak, dan sedihnya pada saat-saat tertentu ia
membiarkan ‘menjajah’ ibunya. Hingga dengan ibu atau orang tua kurang sopan dan
tidak mengerti keadaan ibunya. Maka jadilah seperti layang-layang, untuk tarik
ulur memperlakukan anak.
- 4. Kita itu panutan anak, dan itu harga mati.
Jangan
biarkan ia mencari panutan lain yang negative akan mempengaruhi kehidupannya.
Hingga tak jarang karena terpengaruh teman, anak bisa lihai mengumpat, bahasanya buruk, melalaikan
sholat, jarang belajar karena banyak
bermain bahkan berani melawan orangtua. Jangan biarkan mimpi buruk itu terjadi,
makanya untuk menjadi panutan memang harus kerja keras untuk memperbaiki diri.
Jadikan anak tegar untuk mempunyai sikap agar tidak mudah dipengaruhi teman.
Jangan bilang tidak bisa, jika kita tak pernah lelah mengusahakannya.
- 5. Tanamkan Agama sejak dini
Kitalah
guru yang paling awal, jika kurang mampu mendidik dalam bidang agama lebih
mumpuni, carikan guru ngaji untuk mereka.
Sekolahkanlah ditempat terbaik, bukan berarti pada sekolah mahal dan
bergengsi. Tentu juga doakan mereka dengan menyebut namanya disetiap doa-doa,
insyaAllah doa orangtua—sangata mustajab untuk diijabahi Allah.
Lima
langkah itu jika dijalankan dengan baik, bukan tidak mungkin kitalah menjadi
ibu yang luarbiasa bagi anak-anak. Sediakan waktu sebaik-baiknya untuk mereka
dikala kesibukan yang tiada henti. Anak
adalah investasi akherat yang tak tergantikan walaupun kita berkalang tanah
sekalipun. InsyaAllah kita keluar menjadi pemenang dihati mereka…
Referensi:
beberapa sumber
Tulisan ini sudah saya share di ummi online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar