Sesaat anak menceritakan sedihnya di
bully teman sekolahnya, hati orangtua mana yang tak nelangsa. Untung ia masih
mau cerita, karena sahabat Ummi beberapa anak saat kedapat dibully
teman-temannya mereka malah merahasiakan pada orangtua dan gurunya karena
mendapat ancaman. Selain merasa prihatin dan geram, ada semacam perasaan ingin
membalaskan perlakuan itu pada anak yang membully, namun apakah itu solusi
bijak? Bahkan jika kita tidak hati-hati menyikapinya, anak malah tambah dibully
dan dibenci oleh teman-temannya. Lalu sebaiknya bagaimana kita harus bersikap?
Biasanya, anak yang dibully memiliki
cirri yang sama, yakni anak yang berbadan kecil atau terlihat lemah, anak
pendiam, penurut, memiliki kelemahan (cacat) atau bahkan orangtua mempunyai
profesi tertentu atau masalah tertentu dalam masyarakat yang bisa menjadi bahan
bully. Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi jalan keluar saat kedapatan
anak dibully:
1. Upayakan
komunikasi yang ditingkatkan.
Anak
ajarkan untuk tidak takut untuk ungkapkan perasaan, kejadian yang menimpa
berikut ajak diskusi cara mengatasinya. Jangan dengan kalimata kasar, keras dan
berteriak, karena akan menambah anak ketakutan untuk mengutarakan perasaan atau
kejadian yang dialaminya.
2. Ajari
anak untuk tidak diam saja saat di bully.
Bukan
berarti anak diajarkan untuk berkelahi saat ia diberi kekerasan fisik oleh
temannya, namun sebisa mungkin tidak diam saja saat dipukul atau diberi
kekerasan apapun oleh oranglain. Sebisa mungkin anak diajari untuk menghindar
atau menangkis jika sudah tercium tanda-tanda kekerasan, namun apabila terpaksa
sekali membalas, balasnya seperlunya untuk membela diri, namun bukan untuk
berkelahi.
Jika bully berupa perkataan kasar, sebaiknya anak diajarai untuk menjawab sebisanya dengan baik, jika tidak diam saja namun pergi dari tempat itu. Jika ada didalam kelas sebaiknya, baiknya beritahu guru, dan ini hal yang terpenting.
Jika bully berupa perkataan kasar, sebaiknya anak diajarai untuk menjawab sebisanya dengan baik, jika tidak diam saja namun pergi dari tempat itu. Jika ada didalam kelas sebaiknya, baiknya beritahu guru, dan ini hal yang terpenting.
3. Bila
bully meninggalkan bekas atau kesakitan, maka jangan anggap remeh.
Terkadang
ada suatu kejadian suatu penyakit dalam bisa karena pukulan benda tumpul dimasa
lalu, dan ini bisa terjadi saat lampau anak dibully. Untuk itu, saat bully
menghasilkan cidera maka orangtua tanggap untuk membawanya ke tenaga kesehatan,
jika perlu di rontgen lakukan, atau di foto fisik sebagai bukti kekerasan yang
mungkin akan berguna jika sampai maju ke ranah hukum.
4. Komunikasi
dengan pihak sekolah, guru, wali murid dan anak yang bersangkutan.
Hal
ini sangat penting, jika memungkinkan sarankan pihak sekolah saat ada petemuan
komite sekolah membahas khusus tentang bully dikalangan anak, serta akibat yang
ditimbulkan secara fisik dan psikis yang menghadirkan psikolog anak. Cobalah
juga dipertemukan dengan orangtua anak yang membully atau bahkan temui
disekolah anak pembully itu dan bicaralah dari hati kehati, bukan untuk
memarahi, hal ini biasanya akan berdampak ampuh. Sarankan pada guru secara
periodic mengingatkan anak dikelas mengenai hal ini, karena pada dasarnya
nasehat harus secara periodic.
5. Masukkan
anak ke Klub olahraga atau kegemaran yang manfaat.
Anak
yang bisa beladiri, pandai berenang, jura Badminton, anak pandai dikelas,
pandai menari atau jago bermusik biasanya memiliki kepercayaan diri tinggi, dan
akan menghindarkan jadi anak sasaran dibully, apalagi mereka bisa berprestasi
pada bidang yang disukainya.
6. Doakan
selalu anak.
Doa
orangtua agar anak selalu bisa terhindar dari masalah dan musibah insyaAllah
mustajab. Benahi perilaku diri agar jadi panutan anak. InsyaAllah anak sholeh
dan sholehah terhindar dari hal-hal buruk.
Semoga anak kita terhindar dari
hal-hal yang membuatnya sedih dan tidak betah disekolah. Membuat mereka nyaman,
adalah tugas utama kita. Yang buruk memang harus diluruskan dengan cara bijak
dan santun, namun penuhi sasaran. Moga manfaat.
TULISAN INI SUDAH DI SHARE DI UUMI ONLINE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar