Senin, 10 November 2014

Teman Ajal


    Tiba-tiba perasaanku tercekat. Berita duka salah seorang pembimbing skripsiku membuatku sangat galau, bagaimana tidak, munaqosah alias pendadaran skripsi sudah didepan mata, dan bukan hanya itu, sosok dosen itu sangat membekas dihati..
    Hmm..jangan berpikir jika ia seorang yang tampan atau bergaya ya, bukan itu maksud saya, beliau adalah sosok yang baik dan suka menolong, terutama pada mahasiswa yang tengah kebingungan dengan skripsinya, Murah senyum dan yang sangat menyolok adalah tangannya yang selalu memegang benda bulat kecil yang selalu diputar-putarnya. Ya, tasbih. Dosen muda itu mengajar dengan berdzikir...
    Hanya bertanya: Jika njenengan berdzikir, dalam kondisi apa? Shalat? sedih? duka? apakah itu cukup?.
    Belajar dari kisah di masalalu soal dosen saya itu membuat saya terhenyak. Mengapa kita begitu pelit melafalkan dzikir, kalimat thayibah, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan hanya mendengungkannya pada saat-saat tertentu saja. Padahal Dalam surat an Nisa ayat 103 mengataan: Ingatlah Allah pada saat duduk, berdiri atau berbaring. Cara termudah termurah mengingatNya adalah dengan berdzikir.
    Jadi, jangan khawatir Anda terlihat sedang berdzikir walau tengah mengajar, berjalan, duduk mengerjakan sesuatu, menyetir, berbaring sebelum tidur, memasak, memperbaiki sesuatu ngontel (seperti saya), bekerja, sedang berbicara pada teman bahkan sedang..fesbukan! Hingga tak perlu malu dikatakan: sok sucilah, sok agamis-lah, sok sudah sadarlah, lha wong dzikirnya hanya dalam hati, karena memang itu pekerjaan tersembunyi..
    Lalu apa sih untungnya dengan berdzikir? Sangat luar biasa! Bisa menjadi lebih santun, mengerjakan sesuatu dengan dipikir terlebih dahulu, apalagi saat bicara dan menuliskan sesuatu, terhindar dari hasad, iri, dengki, suka melukai orang lain, menjadi lebih syukur dengan pemberianNya. qonaah, terhindar banyak marah, tidak takut atau khawatir tentang sesuatu secara berlebihan,lembut hati, jauh dari rasa sedih dan merasa ditemani, bukan hanya ditemani kerabat, keluarga, rekan tapi Dia Sang Penjaga Hati dan Kehidupan!
    Berdzikirlah sebisanya mulai saat ini juga, jangan khawatir saya tidak bisa melihat Anda sedang berdzikir, jika njenengan malu. Dan percayalah "Ingatlah Allah maka hati akan menjadi tentram" (Ar-Ra'd:28) dan implikasinya, Allah juga akan mengingatmu, mengiringi langkahmu dan berada diseputarmu. Kumpulkanlah dzikirmu, istighfarmu, kalimat thayibahmu, sebagai persembahan meringankan hisabmu diakherat kelak,..dan jika malaikat Izrail mendatangimu dan bersiap menjemputmu, biarlah dzikir itu adalah ucapan terakhir yang njenengan sebut, menjadi teman ajalmu, karena kata-kata itu sudah terbiasa dilafazkan, jadi mudah dan tak gagap terucapkan..
    ***Berdzikirlah mulai sekarang, dalam setiap helaan nafasmu.. (jangan malu karena saya tidak melihatmu)..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar