Rabu, 06 Februari 2013

UMAR BIN ABDUL AZIZ: MINI MEMERINTAH; MAXI PRESTASI




  edisi kali ini aku mau bercerita tentang sejarah,..eiits jangan buru-buru kabur sambil ngrolling mouse-nya dan membatin: aku aleergi sejarah,.
iya deh saya paham bila ada yang sebut sejarah, pasti hubungannya disuruh hafalin nama-nama tokoh, tempat berikut tahun-tahun dan apapun yang melingkupinya. Tak menarik ya,..

Tapi jujur suatu saat kita harus nengok sejarah,..bukan hanya sekedar tahu, namun mengambil hikmah yang terbesar dari tokoh sejarah itu, atau  tentang apapun itu, dan kalau bisa jadikan panutan. Ohya sebenarnya saya ini penulis ecek-ecek yang senang hati melayani order dari suami yang repot buat tulisan untuk kampus-nya, pondok pesantren atau masjid kampus, jadi tulisan saya berupa "laporan yang kaku", lha ndak disuruh nglucu sih,..dan kebetulan yang terakhir disuruh nyari Umar bin Abdul Aziz. Who? saya lumayan bingung lha namanya kurang familier di telinga saya, yang hanya tahu khalifah 4, khalid bin walid, Harun Al rasyid sampai Bilal. Sedang dia? wah setelah ditemukan referensi tentangnya, saya jadi terbelalak,..wow ada seorang pemimpin besar Islam yang terselip diantara nama-nama besar lainnya,.

aduuuh jangan pergi dulu ya bu sabar nih,..pembukaannya mbosenin ya,..moga cerita tentang beliau tidak,..

Umar bin Abdul aziz ini tergolong dinasti Umayyah lahir pada 63 H/682 M di Sam'an Suriah, merupakan khalifah ke-8, dan hanya memerintah,...coba tebak bu, berapa lama ia memerintah? oii salah kalau 10 tahun,..kaya' masa pemerintahan presiden2 di Indonesia saat ini,..dia memerintah hanya 2,5 tahun saja!! yakni tahun 99-102H/717-720 M. Bila banyak berpikir masa memerintah yang "mini' bisa berbuat apa? lha wong presiden kita aja baru saja me-reshufle kabinet-nya yang dianggap tak sukses jalankan tugasnya, pada masa memerintah yang ke 2 tahun, di jabatan yang ke-2. Trus perjalanan pemerintahan yang sudah sekian lama tak gemilang, tak menyodorkan perubahan yang mencolok mata.

yah, daripada menebak-nebak apa yang terjadi mending kuterusin ya ceritanya,
Nama lengkap Umar adalah Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin As bin Umayah bin Abd Syams,..wuiih puanjang bak kereta ya, ternyata beliau adalah keturunan Umar bin Khattab sang khulafaurrasyidin dari Ibunya laila, dan Ayahnya sudah pernah jadi gubernur Mesir, hingga tak heran bakat politisi melekat padanya. Namun secara pribadi sang Umar kecil sangat kagumi simbahnya,..eh Kakeknya Abdullah bin Umar bin Khattab, sampai-sampai Ia bilang ingin seperti kakeknya Ulama yang warak, mumpuni bin tawadhu'.

Umarpun berpendidikan tinggi di Madinah, disana ia mendapat pendidikan yang baik dan sehat, hingga sangat pengaruhi kepribadian dan pola pikirnya. Pada masa Khalifah ke 6 Al Walid bin Abdul Malik, Ia diangkat jadi gubernur Hedzjaz di Madinah pada usia,..berapa bu tebak lagi,..yang benar dapat Srabi Solo,..yah tak ada yang benar,..24 tahun ! sangat belia. Ia-pun dipercaya atas proyek pembongkaran masjid Nabawi, menjadi bangunan yang lebih indah. Penampilannya berbeda jauh dengan gubernur-gubernur saat itu,karena sangat adil dalam memerintah. dan menerapkan sistem diskusi denganbentuk "dewan penasehat" yang beranggotakan10 ulama yang berpengaruh. Hingga tak terjadi kesenjangan dalammasyarakat karena berbagai masalah bisa terpecahkan bersama.

Mesti dah capek ya mbacanya,..ya udah deh yang capek boleh rehat dulu,..nanti tengokin lagi ya tulisanku,..tapi saya masih semangat 45 teruskan tulisan ini.

Tapi apa daya,..model hasut menghasut,..fitnah memfitnah ndak cuma terjadi marak saat ini,..tapi dah sejak dulu,..lihat Umar sukses pimpin sebagai gubernur,..tiba-tiba Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, yang merupakan juga gubernur saat itu dibeberapa wilayah, dengan iri dengki-nya berhasil menghasut Khalifah tuk singkirkan Umar, hingga Ia berselisih dengan Khalifah yang akhirnya memecatnya,..yah sedih deh

Namun ternyata oh ternyata nasib orang baik yang berprestasi tak terpuruk begitu saja, Ia masih dilirik oleh khalifah sesudahnya yakni khalifah ke 6 yakni Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan tahun 97-99H, sebagai al-Kaatib alias sekretaris khalifah.

Ketika Khalifah Sulaiman sakit keras, khalifah itu meminta pertimbangan pada Wazir atau perdana menteri tentang siapa yang pantas menggantikannya karena Putra Mahkota-nya sudah meninggal sejak dulu. Si perdana Mentri yang bernama Raja' bin Haiwah langsung merekomendasikan Umar bin Abdul Aziz adalah figur tepat penggati Khalifah.

Tak dinyana tak diduga, ternyata sebelum perbincangan dengan Khalifah dan Perdana menteri ini berlangsung, Umar sudah punya suatu firasat akan ditunjukkannya Ia sebagai pengganti, sehingga Ia berkata pada Raja' :" Dengan saksi kepada Tuhan, saya meminta kepadamu, seandainya khalifah  menyebut-nyebut nama saya untuk jabatan itu, hendaknya engkau halangi, dan kalau Ia tak menyebutnya,..maka sungguh jangan kau ingatkan namaku kepadanya,.."

Subhanallah,..masih ada orang yang tersisa dibumi ini yang bisa berkata seperti itu tentang sebuah jabatan yang menggiurkan yang selalu berkaitan erat dengan harta, tahta,dan kewibawaan diri. Wuaah bila saya mengengok saat sekarang,..beda jauuuh, jangankan sudah ditunjuk belum aja sudah gontok-gontookan cari posisi yang paling empuk dikursi panas,..kalau perlu saling jegal hasut dan tentu sodor-sodorkan diri biar dilirik. Nah ini,..malah "menolak" jabatan yang banyak diidam-idamkan banyak orang.

 
Seperti yang sudah diduga  (emangnya  sudah menduga?), ternyata nasi telah jadi bubur yang paling lembek, sudah terlanjur sang Khalifah bersepakat dengan Wazir untuk tujuk Umar sebagai pengganti sebelum beliau akhirnya wafat.(mulai turunkan topi,.dan pake kerudung hitam)

Akhirnya tahun 99 M Umar bin Abdul Aziz ditunjuk sebagai khalifah,..hanya memerintah dua setengah tahun saudara-saudara sebelum digantikan yazid bin Abdul Malik (mungkin sudah kesepakatan mau memerintah cuma sebentar sebelum calon penggantinya siap betul).

Terus,..ada apa dengandua setengah tahun? kalau dinegeri ini waktu sebentar itu boro-boro buat prestasi,.lagi nyusun rencana anggaran,..rutin rapat kerja terus klinong-klinong kemana habisin uang negara (jadi keinget ada rombongan DPR ke Afsel bahas tentang kepramukaan !,..huwa,..geli seribu persen), dan masih banyak lagi dengan acara seremonial lainnya. hmm kalau Umar sih beda langsung tancap bak pembalap Vettel di F 1...wuuuuz

Ia berani berbeda dengan pendahulunya, mencanangkan ide-ide yang brilian, Ia tak takut dengan para peng-kontra yang terkaget-kaget melihat cara kerjanya dalam memerintah negeri. Ia dikenal sebagai Khalifah yang alim, bijak, jujur, warak, tawadhuk, dan zahid juga sederhana, dlam berbagai literatur Ia selalu disandengkan dengan kakeknya Umar bin khattab.

Kebijakan yang utama adalah mengembalikan kemuliaan agama dan menggunakannya untuk mewarnai kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tak segan berdialog dengan ulama besar ahli hadis dan fikih dan meminta fatwa menegenai berbagai kebijakannya, dan mengajak serta rakyat mematuhi hukum syariat. Hingga akhirnya ia adalah khalifah pertama yang membuat hukum syariat secara sistematis dan serius.

Ada satu hal yang tak pernah dilupakan dalam turut mewarnai sejarah Islam, dan jasanya yang paling penting adalah kodifikasi hadis, yakni menyatukan berbagai hadis nabi SAW yang berserak dipenjuru negeri menjadi satu mushaf, karena kekhawatiran dengan muncul hadis palsu dan lenyapnya beberapa hadis karena perawi yang meninggal atau sedang berperang. ini tak pernah dilakukan oleh pemimpin Islam sebelumnya.

Apa cuma itu ya yang di lakukan Umar?, ya tentu saja tidak, hampir seluruh bidang jadi "jamahannya'dari bidang politik: menyeru kaumnya tidak mengejar-ngejar keturunan Ali dan bani Hasyim dan menyuruh menghentikn perseteruan politik dg kekerasan, karena menurutnya seluruh Bani adlah sama. Ia membolehkan semua pihak angkat bicara (tak diberangus). Bidang hukum ia benahi, dan menerapkanlima hal untuk pra hakim.

Urusan menegakkan kebenaran dan keadilan, Umarlah jagonya,..tak hanya sidak saja di daerah wilayah kekuasanya, kemudian memberi petunjuk ini dan itu, ia berani langsung memecat para gubernur yang tak becus urusi rakyat, merampas hak rakyat, zalim, juga tak taat agama. Itu dialami oleh Yazid bin Abi Muslim (gubernur Afrika utara,..wiii wilayah kekuasaannya sampai sana ya), juga Salih bin Abdurrahman (gubernur Irak). Dan tanah rakyat yang terampaspun diperinthkan untuk dikembalikan,.waah bedaaa jauh dengan yang terjadi saat ini, yang bisa srobot hak rakyat, leha-leha sampai mereka kering kerontang teriak-teriak

Umar juga tak bernafsu tuk luaskan wilayah,..ini juga beda jauh dengan karekteristik pemimpin saat lalu yang sangat gemar berperang. Ia punya pandangan bila harus berdakwah tidak harus dengan angkat senjata, namun bisa dengan amar ma'ruf nahi mungkar dan lemah lembut, ( duh saking lembutnya sampai bikin klepek-klepek saya) hingga ia menyuruh Musallama untuk menghentikan penyerbuan ke Istambul.

Ada ndak ya kira-kira saat itu ilmu kedokteran,..beneer jawabnya ada. Umar memerintahkan memindahkan sekolah kedokteran di Iskandariyah (mesir) ke Antakya dan Harran (turki) dengan maksud tentu agar mendapat fasilitas penunjang yang baik. Trus dibidang ekonomi Ia berhasil membuat kebijakan yang melindungi rakyat kecil dan mensejahterakannya.  Pajak diturukan bagi non muslim dan dihapus bagi muslim. Membasmi cukai dan kerja paksa, benahi irigasi, perbanyak sumur, pertanian, pembangunan jalan, sediakan tempat bagi musyafir dan tentu saja seluruh bidang yang bisa sejahterakan rakyat. fiyuu,..sampai capek nulisnya

Pernahkah kita sadar kalau doa yang dibaca Khatib saat kutbah jumat itu, sampai kini adalah peranan besar seorang Umar? karena sesungguhnya sebelumnya doanya adalah menjelek-jelekan keturunan Ali, karena perseteruan politik saat itu. dan Umar mengganti kebiasaan yang buruk itu menjadi doa yang baik,..seperti yang dibaca khatib saat kutbah ke 2.

Sudah capek ya membaca sejarah Umar, bentar nih tanggung ku tutup sedikit dengan hikmah.Berbagai pejabat dewasa ini, menganggap jabatan bukanlah amanah, hingga banyak yang memperkaya diri sendiri, dan lupa akan tanggungjawabbya, hingga banyak proyek yang disambar dan berujung ke Bui. Sedang Umar tak pernah menyentuh proyek dinegaranya, malahan Ia mengganti seluruh hidupnya dengan kesederhanaan. Ingat Ia sudah keturunan orang berada sejak kecil. Ia mengganti pakaian sutranya dengan kain yang biasa saja,..menjual tunggangan kuda yang berhias, dengan kuda biasa dan uangnya dimasukkan ke baitull Mall, tanah perkebunan dan perhiasan istrinya rela dijual untuk kemakmuran rakyat. Whaaat? lha biasanya malah nambah tanah dan perbiasan je,..

Dan yang paling mengharukan dan fenomenal karena sikapnya, adalah saat putranya datang dengan urusan keluarga. Ia menjumpai Umar sedang bekerja dikantornya pada malam hari untuk urusan negara. Kemudian Umar meniup lampu minyak, dan bicara dalam kegelapan dengan putranya, ketika ditanya putranya :mengapa kita bicara bergelap-gelap gini wahai ayahku?
jawabannya : "nak, kita bicara mengenai urusan keluarga, sedang minyak yang dibeli pada lampu dikantor itu adalah uang dari negara, berarti uang rakyat, dan aku tak mengambil uang rakyat.." 
ihik  saya benar-benar terharu membaca pernyataan umar itu,..masihkah ada tersisa seorang Umar untuk kita dinegeri ini,..  ( berharap sambil geleng-geleng kepala).

Akhirnya rampung juga tulisan panjangku,..terimakasih  yang baik hati dengan sabarnya membaca tulisan sejarah ini. Sungguh dipermaaf bukan maksudku untuk membuat cerita sejarah jadi laiknya antalogi,..biar tak bosen aja membacanya,..moga bermanfaat,..dan wajib untuk komen,..silahkan,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar