Rabu, 06 Februari 2013

PEREMPUAN YANG CERDAS HADAPI BENCANA




            Suatu hari saya memaksakan diri untuk mengirim SMS kepada rekan yang kebetulan menjadi Ketua Komite Sekolah, Isinya adalah kegalauan Saya terhadap bencana yang baru saja terjadi, yakni gempa besar di Padang, yang merenggut ratusan nyawa, yang sebelumnya Gempa hebat landa kota kelahiran saya, Yogya dan berimbas pada kota-kota sekitarnya, bahkan sampai Solo tempat domisili saya sekarang. Saya minta pada Beliau, yang kebetulan seorang Ibu, untuk tanggap terhadap anak-anak yang belajar di Sekolah, khususnya sekolah anak-anak kami, yang kebetulan merupakan gedung dengan 4 lantai. Sangat rawan bila musibah gempa hebat melanda kota kami, tak terbayang banyak korban yang berjatuhan bukan karena tertelan gempa bumi, namun berdesakan dengan temannya sebab tak ada komando yang tepat dari para guru, dan anak-anak tak terkendali karena tak pernah ada latihan menghadapi gempa bumi atau bencana alam lainnya.

            “Bila ada dua ratus saja anak yang ingat dari sosialisasi tentang gempa dan bencana alam dari sekitar seribu murid yang bersekolah disitu, tentu ini akan membantu menolong diri sendiri dan mungkin turut membantu menenangkan temannya, tentu saja ini InsyaAllah mengurangi jumlah korban, apabila musibah benar-benar terjadi, ,..” kata saya seolah minta pengertian rekan saya ini, agar mengadakan sosialisasi bencana alam disekolah. Jawabnya pendek, dari SMS panjang itu: “ Ya, bu InsyaAllah akan saya pertimbangkan dan rapatkan dalam rapat pengurus Komite Sekolah,…”

            Satu, dua minggu SMS saya berlalu, sampai saya sendiripun lupa pernah mengirim pesan itu pada Ketua Komite Sekolah, sampai pada akhirnya anak sulung saya bercerita bahwa kemarin mereka mengadakan latihan bersama dengan badan penanggulangan Bencana SAR dari Universitas Negeri Surakarta, sekaligus diberi penyuluhan!. Wuuah, leganya saya, ternyata keresahan saya ditanggapi dengan serius. Dan hal ini mejadi teramat istimewa ketika mendengar penjelasan dari ketua Komite sekolah saat kami rapat bersama dengan orangtua wali murid, Ia melaporkan bahwa telah mengadakan kegiatan penyuluhan bencana bagi murid sekaligus latihan sosialisasi gempa bumi, atas usulan dari salah satu wali murid ( tentu yang dimaksud saya), dengan dana menelan jutaan rupiah dan mendatangkan 6 wartawan media massa! Wah,..saya sampai membelalakan mata, tak nyana bahwa kontribusi kecil saya bisa berdampak begitu besar.

            Saya juga ingat ketika bencana meletusnya gunung Merapi tepat setahun lalu  di Yogyakarta, yang dampaknya sangat luas bagi masyarakat sampai radius 23KM dari lereng Merapi, kebetulan keluarga suami yang bertempat tinggal disekitar Magelang terimbas cukup parah dengan abu vulkanik yang begitu tebal menimpa hamper semua infrastruktur diwilayah itu, saya mengabarkan kepada kakak yang kebetulan sebagai pengajar di UGM, dalam tempo yang singkat Ia mengabarkan dan menyebar luaskan kondisi daerah Magelang tempat tinggal saudara suami yang tak tersentuh bantuan sama sekali di internet dan UGM News. Bukan main dampaknya, tak begitu lama, telpon berdering tanpa henti di ponsel suami menanyakan kabar didesa sana, dan bantuan secara nyata langsung berdatangan didaerah itu, bahkan dari sebuah televise swasta nasional memberikan makanan siap santap sehari tiga kali selama dua minggu untuk meringankan beban mereka yang tertimpa musibah, suatu kebetulan yang luar biasa dari sebuah kata : peduli. Peduli akan bencana,.

 
            Seklumit kisah ini, Saya maksudkan untuk sekedar mengingatkan, apapun sebenarnya bentuk kepedulian kita akan bencana yang tak tahu lagi kapan akan terjadi, karena telah nyata ada disekeliling kita, akan sangat nyata menolong diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar dan cakupan yang lebih luas lagi.  Karena mau tak mau suka atau tidak kita hidup dilingkaran rawan bencana. Kepedulian itu sangat beragam, Dari yang sangat sederhana seperti yang saya lakukan, memberi usulan pada pihak-pihak terkait tentang sosialisasi bencana, memberi tahu pada pihak yang sekiranya bisa memberi jalan keluar, ataupun memberi bantuan secara langsung berupa barang atau dana, atau tenaga yakni berupa relawan-relawan, menjadi penyuluh bencana secara independent dilingkungan terdekat, ataupun membantu secara medis dan banyak lainnya, dan itupun banyak dilakukan oleh perempuan.
            Bagi seorang perempuan yang juga seorang ibu, membekali diri dengan pengetahuan mengenai bencana alam berikut persiapan, penanganan dan tips menghadapi Bencana alam, adalah hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan bencana tak pilih waktu, tempat dan situasi. Kadang seorang hanya seorang diri mengatasi bencana yang terjadi dan harus bertindak cepat, tepat dengan anak-anak dan anggota keluarga lain dirumah.

            Tips-tips sederhana dan penting perlu diketahui oleh kita, seperti menghadapi gempa bumi, seperti apa yang dilakukan bila didalam gedung, sikap dan posisi yang benar, dan menggunakan peralatan apa ketika terjadi didalam rumah, misalnya melindungi kepala dengan bantal, sikap menekukkan badan, berlindung dibawah kolong, duduk di sudut ruangan, memakai sepatu yang tak berhak tingggi ketika menyelamatkan diri, matikan kompor dan alat listrik dan keluar gedung atau ruangan pada saat aman atau memungkinkan. Kenali bila gempa hebat menimbulkan tsunami seperti air surut dengan cepat, laut terasa sangat tenang, bau garam dan belerang, prilaku binatang yang mendadak aneh. Air sumur warna, bau dan rasanya berbeda dengan hari biasanya, dan tentu ada ombak besar yang tegak bak dinding. Bila itu terjadi, langsung saja membawa kotak siaga yang telah dipersiapkan dan menghimpun keluarga, tetangga secara kompak untuk mencari tempat yang lebih tinggi.

            Kotak siaga itu, harus di persiapkan jauh hari sebelumnya, karena tingkat kerawanan bencana kita sangat tinggi. Kotak atau tas itu berisi makanan awet, minuman kemasan, surat-surat penting, baju-baju yang pokok saja, selimut, handuk, peralatan P3K yang sederhana, seperti obat-obatan, kapas perban maupun plester juga cairan penutup luka, tak lupa senter dan jas hujan. Dan kotak siaga itu sebaiknya diletakkan dekat pintu keluar, atau ditempat yang mudah dan cepat dijangkau bila sewaktu-waktu bencana tiba.

            Bila terjadi gunung meletus, maka seharusnya terlebih dulu mengenal jalur evakuasi, selalu pantau berita di Televisi, Radio maupun aba-aba dari Tim-tim yang telah dibentuk oleh pemerintah. Lansung mengungsi bila keadaan sudah sangat tidak memungkinkan. Selalu membawa masker, jaket tebal, topi, baju lengan panjang dan celana panjang. Waspadai Awan panas, dan lindungi wajah dan alat indera lainnya dari kemungkinan bahaya tersebut. Bila letusan gunung sudah usai, berganti dengan bahaya lahar dingin, yang tak kalah mencemaskan dari segi kerusakan, dan dampaknya bagi kehidupan manusia.

            Untuk itu diharapkan semua pihak, khususnya para perempuan dan Ibu yang sangat dekat dengan melindungi anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk mulai sekarang peduli bencana, sigap bukan gagap bila bencana alam sudah mulai bergolak. Pengetahuan yang cukup mengenai kebencanaan, yang akhirnya ditularkan pada anak-anak mereka, bukan merupakan hal yang bisa ditunda lagi. Tularkan pengetahuan atau tips-tips penangulangan bencana pada sekitar kita. Menjadi perempuan yang cerdas menghadapi bencana bukan lagi sebuah pilihan, tapi kewajiban. Karena sesungguhnya nyawa itu bukan hanya masalah takdir semata, usaha untuk melindungi nyawa dan harta juga merupakan hal yang seharusnya di lakukan oleh umat. Ingatlah Allah tak akan merubah nasib suatu kaum, apabila mereka sendiri tak mau mengubah nasib mereka, juga takdir mereka.








1 komentar: