Jumat, 25 Januari 2013
JODOH
"Percaya Jodoh. Itu hal yang rumit atau bahkan sebenarnya sederhana. Menikahlah dengan jodoh yang telah dipersiapkan Tuhan kepadamu. Pertahankan dengan segenap rasa, dan nantikan keajaiban cinta dari jodohmu,.."
Sepenggal komentarku atas status teman. sebenarnya bukan hal yang luar biasa. cuma ketika komen lain yang menanyakan "keabsahan" pemikiran saya tentang jodoh itu, membuatku tergelitik. Saya komen lagi, meski menghindarkan dari debat kusir (apalagi pak kusir tak suka berdebat), saya kok tetep 'gatel' ingin menyambung lagi diskusi itu. kutulis banyak-banyak, alhamdulillah koneksinya lemot, jadi komenku tak pernah bisa dibaca. Saya membayangkan terjadinya jawab menjawab akhirnya berdebat. Syukurlah saya tak jadi umat nabi yang tak mendapatkan hidayah, karena Islam melarang debat kusir, meski kita merasa benar..
Memang sih saya bukan ahli tentang jodoh. Buktinya saya tak membuka iklan :"ketik REG spasi JODOH kirim ke ganulganul (3030), sebanyak banyaknya,..Namun pengalaman hidup (ceile,..memang pengalaman hidup tentang jodoh dah banyak?) membuat saya mempunyai presepsi tersediri untuk sang "JODOH".
"Candra, lihat lelaki didepanmu, wajahnya mirip sekali dengan kamu, apalagi didahi terlihat dua tanda bekas sujud,.." kata seorang sahabat dekatku Hanum, disuatu siang di Kantin Kampus. Dengan sedikit terkejut kupandangi sesosok makhluk "indah" yang semeja dengan saya. Apa benar ada seorang lelaki yang wajahnya bisa mirip denganku? Dengan bekas sujud di dahi? seperti inginku dimasa lalu dapatkan seorang lelaki yang bisa jadi "imam" buat ku dan anak-anak dikala sholat? Dan sungguh sekelebat mirip wajah kami bukan sekedar isapan jempol, saat itu banyak orang mengatakan hal yang sama.
Saya langsung berbisik, harus kudapatkan lelaki didepan ini yang baru kukenal. karena dia adalah "jodohku" yang telah kutemukan, yang telah diturunkanNya untukku. dengan semangat 45 kususun strategi bersama sahabatku. kataku, sekarang atau tak usah sekalian mendapatkannya...
Ternyata kemiripan itu bukan hanya sampai disitu. Tulisan tangan kamipun ternyata mirip. Seorang teman yang meminjam buku saya, yang sebenarnya itu catatan dia atas pesanku unutk terjemahkan kitab kuning kedalam bahasa Indo (maklum aku buta huruf Kitab Kuning yang gundul itu), tak percaya saat kuberi tahu itu adalah tulisan lelaki jodohku. Temanku itu sampai teriak berulang kali, "..ini tulisanmu to dra..?". Setelah kuamati, lha kok ya mirip. Padahal Ia seorang lelaki, bisa mirip tulisannya denganku. kakak perempuanku yang telah bersama-sama denganku selama dua puluh tahun saja berbeda jauh modelnya tulisannya denganku.
Kadang cara memandang sesuatu kemudian memecahkannya sudah seia sekata. Misalnya hal paling sederhana memesan nasi goreng dan nasi "mawut" di suatu warung. Saya bilang : "Pak, pesen nasi goreng, tak pakai sayuran tidak pedas, dan Nasi mawut pedasnya sedikit,.." Sang Jodoh ini beringsut dari sepeda motor dan mengulang apa yang saya pesan (dikiranya saya belum pesan) bahasanya persis plek dengan apa yang saya katakan, sekalian titik koma, tanda penthung, tanda tanya dan tanda perintah..hwiiiiii bisa-bisanya seperti orang kembar, pak penjual nasi gorengpun tersenyum lihat tingkah kami, yang tak disadari oleh Jodohku ini,..
Sampai hari inipun kamipun tahu, apa yang menjadi salah satu diantara kami, itu adalah perkataan bersama. Telepati selalu kami asah. Meski tak ada gading yang tak retak, bagi kami bila ada yang retak, bersama bisa diperbaiki.Suatu ketika Ia mengatakan :"Apa yang kamu rasakan, seolah saya ikut berasakan,.." ihik suwit..suwit rasanya melayang jauh, meski sudah 15 tahun menikah dan 21 tahun mengenalnya,..
Buatku, Jodoh itu memang benar ada dan nyata adanya. Bila ada yang mengatakan tak sejalan lagi dengan "jodoh"nya, maka jodoh ya sudah sampai disitu, apalagi buat yang tak bersungguh-sungguh dengan jodohnya. Bila jodoh itu karena dijodoh-jodohin dan kemudian menikah dan tersiksa dengan "jodohnya' ya, bukan jodohnya namanya. Jodoh itu mententramkan, menyenangkan jauh dari kata menyakiti secara fisik maupun batin. Ia akan selalu "ada" bila dibutuhkan, tak pernah mengecewakan, selalu menjadi pembela dan menyerahkan pundaknya untuk sedih pasangannya. Jodoh itu misteri, dan bila sampeyan nanya saya lebih lanjut, belum tentu saya jawab dengan baik. Karena saya tak buka lapak untuk ketik REG spasi JODOH itu,..kalau ngeyel lagi tentang tulisan saya mengenai Jodoh ini ya monggo, karena Jodohku tak pernah begitu,..berarti kita memag tak "jodoh" ya,..
Ini sekedar suka-suka tak usah dipikir terlalu dalam
karena aku baru padamu kangmasku,..Sukoharjo, 2 Februari 2012..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya setuju dengan mbakyu Candra. Jika seseorang tetap berusaha mecari jodohya sesuai dengan kata hatinya kemungkinan ia akan menemukan jodoh yang tepat yang sesungguhnya telah dipersiapkan oleh Sang Pencipta untuknya. Dan menurut saya hal ini berlaku juga untuk bidang pekerjaan. Apabila kita memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan kata hati kita Insya Allah tidak akan menjadikan pekerjaan itu suatu beban tapi justru sebaliknya mendatangkan ketentraman dan kedamaian di hati. Begitu kan kira-kira , mbak Candra…
BalasHapusnggih mbakyu Nuryani, ini memang terlihat seperti misteri tapi entah saya sangat percaya itu, dan benar apa yg kau katakan tentang pekerjaan. Saat saya putuskan keluar pada pekerjaan saya dulu karena sangat menjadi beban untukku. nuwun dah mampir...
BalasHapus