Akhir-akhir ini nama Mujianto begitu membahana, berdengung
dengan dengungan tak jelas, terlampau absurd menurutku. Berperawakan
kecil, namun siapa nyana dibalik dadanya berjuta dendam terpatri erat.
Bagai bom waktu, ia akhirnya menjadi sang pembunuh berdarah dingin. 15
orang menurut pengakuannya telah dihabisi, dan baru sekitar lima jasad
yang terbujur kaku yang telah teridentifikasi.
Bukan
main seorang penyuka sesama jenis mempunyai efek lebih mengerikan
daripada orang normal lainnya. Kecemburuannya, hatinya yang merasa
tersakiti, membuat ia bermata gelap. Nalar tak lagi jalan, hampir sama
dengan kasus Ryan tempo lalu yang cukup menyita perhatian public.
Parahnya, ia merasa tak bersalah dan menyesal. Sebentuk penyakit
kejiwaan yang telah kronis. Lalu apa hubungannya Mujianto dengan “sayap”
Jibril?
Sejurus kemudian saya teringat oleh kaum Nabi
Luth, merekalah adalah kaum pertama yang terdeteksi pada Al-Qur’an
sebagai kaum homoseks, ini terdapat pada QS an Naml 54-55
Dan
Ingatlah kisah Luth ketika ia berkata kepada kaumnya:”Mengapa kamu
mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu (melihatnya). Mengapa kamu
mendatangi laki-laki untuk memenuhi nafsumu, bukan mendatangi
wanita-wanita. Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui
(akibat perbuatanmu)
Kaum yang tersesat itu sama
sekali tak gubris dakwah Luth yang dilakukan dengan lemah lembut. Mereka
malah mencemooh, mendustakan dan menolak mentah-mentah kebenaran dari
Tuhan. Mereka adalah kaum yang gemar merampok, melakukan kebathilan,
berkhianat setelah wasiat, juga melakukan suatu kejahatan baru yang tak
pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya. Perilaku menyimpang, abnormal;
penyuka sesama jenis. Naudzubillahimindzalik.
Pukulan
tertelak Luth as adalah istri dan keluarganya tak mendukung dakwahnya,
mereka malah mendustakan ajakan kejalan Illahiyah. Istri Luth, bak
seorang istri Nabi Nuh, istri yang durhaka pada suami yang tengah
berjuang di jalan kebenaran (at Tahrim 10). Yang akhirnya keduanya
binasa karena azab Allah. Puncak dari derita Luth ketika ia diusir oleh
orang-orang yang membencinya, juga keluarganya.
Ditengah kesedihan yang sudah berada dititik nadir, doa-doapun tak lelah
dipanjatnya, berharap pintu ‘Arsy segera memberi jawaban dan jalan
keluar atas sedihnya. Tersakiti oleh kaumnya bukan cuma secara psikis ,
namun sudah menjurus ke fisik. Saat galau melanda, Allahpun memberi
jawaban, Dia memerintahkan malaikat Jibril untuk turun tangan atas
izinNya. Jibrilpun datang dengan wujud sebagai manusia, memperkenalkan
sebagai tamu Luth dengan wajah yang sangat tampan. Sontak kaum yang
tersesat itu langsung bergumam demi melihat tamu sang nabi. Mereka
bersama-sama ingin segera menghujat dan menghakimi Luth beserta tamunya.
Didorong-dorong dengan paksa pintu rumah nabi as sambil
berteriak-teriak intimidasi. Untuk melindungi tamunya dalam serbuan
umat, sekuat tenaga Luth mempertahankan pintu agar tak terbuka, disaat
kritis, ia berseru kepada satu-satunya sandaran hidupnya, Sang Khalik,
sandaran yang tak pernah dipercaya oleh kaum Luth .
Pada saat
yang tepat, sang tamu langsung beranjak dari duduknya, karena saatnya
telah tiba untuk menunjukkan bahwa pertolonganNya nyata adanya.
Jibrilpun bertindak, dibuka pintu rumah Luth dan ditunjuklah dengan jari
tepat di mata orang-orang yang berniat aniaya sang nabi. Seketika itu
juga semua mata mereka menjadi buta! Subhanallah, Allah telah mulai
tunjukkan azabNya.
Bukan hanya berhenti sampai disitu, ada hal
yang terdasyat yang terjadi. Apakah anda percaya oleh keajaiban? Percaya
kalau mukjizat Allah itu nyata, bukan hanya sekedar isapan jempol
belaka dan sebagai hiasan cerita saat lalu, saat nabi-nabiyullah
berusaha tegakkan agama Allah? Saya baru “ngeh” kalau kapal Nuh itu
benar-benar sangaat besar, setelah ditemukannya bangkai kapal Nuh
bertengger disebuah bukit di Turki? Atau bulan itu benar-benar terbelah,
saat Nabi Muhammad ditantang kaum musyrikin untuk membelah bulan kalau
ia benar-benar utusanNya, karena para ahli antarikasa telah menemukan
bukti, kalau saat lampau ternyata bulan pernah terbelah dan direkatkan
kembali. Tahukah juga kita jika ada bukti roda-roda kereta kerajaan
Fir’aun dibawah laut Merah. Bukti bahwa para pengejar Nabi Musa, telah
tenggelam saat laut Merah yang terbelah oleh tongkat Musa telah kembali
bergolak, dan merekapun tak berdaya didasar lautan.
Lalu apa yang
terjadi pada Jibril, selain membutakan kaum Luth yang tersesat dengan
telunjuknya? Kemarahan Allah tak berhenti disini azab yang terdasyat
dimulai, tujuh kota tempat bersemayam kaum Luth itupun di angkat oleh
Jibril dengan “sayap”nya, dihujaninya orang-orang pendusta itu dengan
batu panas yang berasal dari neraka, lalu dijerembabkan ke bumi
keras-keras, dan musnahlah riwayat kaum homo itu.
Masihkah tak
percaya dengan kisah tersebut? Para ahli arkeologi menemukan bahwa ada
sebuah danau di Palestina dengan kondisi dan nama yang aneh; Al-bahrul
mayith. Setelah ditelusuri dibawah danau tersebut ternyata ada sesuatu
yang tak terduga, banyak batu-batuan yang meleleh terkena panas
sebelumnya, disaat lampau, tentu ini batu yang berasal dari neraka, saat
azab Allah mulai datang, saat Jibril tunjukan murkaNya. Dan salah satu
kota yang terkena azab itu berada di Palestina. Allah Maha Besar..
Saya
jadi tercenung, Mujianto yang merasa tak menyesal dengan ulah dan
perilakunya, apakah mengetahui kisah ini? Bahwa perilaku menyimpang
orang-orang seperti dirinya dapat melenyapkan tujuh kota dimasa lampau?
Mungkin “sayap”Jibril tak ada lagi datang menghampiri, tapi kemarahan
dan azabNya bisa datang kapan saja. Azab berupa bencana politik,
ekonomi, bencana alam yang dasyat bisa saja menanti bila bila kita umat
Muhammad tak lagi peduli dengan segala sesuatu yang bersifat amoral.
Membiarkan keburukan terus saja terjadi. Tak bentengi anak turun dengan
pagar yang tebal. Mengapa kita tak mulai berbenah agar azab dalam bentuk
lain tak lagi singgah? Masih ada waktu, karena Allah sendiri telah
berjanji: akan merubah nasib kaum, jikalau kaum itu sendiri mau
merubahnya ..
Sukoharjo, 2222012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar