Sahabat Ummi, di era sekarang, wanita
yang mempunyai pengetahuan dan kecerdasan intelektual yang hampir sama dengan
lelaki, tak begitu saja hanya bisa berdiam diri dirumah. Jika ia mempunyai
kemampuan yang luarbiasa yang bisa dibagi untuk kemaslahatan orang banyak dan
dirinya maka sebaiknya memang bisa melakukan hal tersebut dengan bekerja di
luar rumah. Atau saat keadaan
perekonomian keluarga yang kurang menguntungankan, tidak bisa dikesampingkan
lagi jika wanita memang harus membanatu perekonomian keluarga.Tentu hal ini
atas seizin suami dan memenuhi norma-norma imani yang berlaku dalam islam.
Berikut sambungan bagian kedua norma-norma yang dimaksud adalah:
1.
Wanita yang berkarier diluar rumah
sebaiknya perbanyak istighfar dan silaturahmi untuk luaskan rezeki. Dalam
berbagai ayat, ada hubungan yang erat antara takwa, perbanyak istighfar dan luasnya
rezeki. Sesungguhnya Islam itu bukan hanya sekedar ruh saja namun juga berupa
materi yang sangat perhatikan jasad manusia.
Menurut Dr. Asyraf Muhammad Dawwaba, dengan takwa dan istighfar ruh akan naik sehingga Allah memudahkan rezeki dan memberikan kebahagiaan, untuk itulah muslimah yang bekerja diharapkan terus menjaga takwa dan istighfarnya.
Menurut Dr. Asyraf Muhammad Dawwaba, dengan takwa dan istighfar ruh akan naik sehingga Allah memudahkan rezeki dan memberikan kebahagiaan, untuk itulah muslimah yang bekerja diharapkan terus menjaga takwa dan istighfarnya.
Dari
Abdullah bin Abbas dari Rasulullah
saw, bahwasanya beliau bersabda:
“Barang siapa selalu beristighfar, maka Allah
jadikan baginya kelapangan dari setiap kesusahan dan jalan keluar dari setiap
kesempitan serta memberi rezeki dari cara yang tidak disangkanya.”
2.
Jangan iri dengan perbedaan rezeki. Sifat yang
manusiawi dengan wanita itu memang iri terhadap apaun yang berupa kesuksesan,
perbedaan nasib yang begitu menyolok. Pun, yang berhubungan dengan rezeki orang
lain. Padahal perbedaan rezeki itu merupakan sunatullah, karena memang manusia
satu dengan lainnya mempunyai perbedaan talenta.
Hakikat
kehidupan manusia yang tak sama dalam kesempatan kerja, posisi pekerjaan,
profesionalisme juga ketekunan dan ketepatan
memilih pekerjaan yang akhirnya akan menumbuhkan tingkat perbedaan penghasilan.
3.
Muslimah yang bekerja tidak boleh melulu
melihat kesuksesan seseorang saja yang nantinya akan menimbulkan iri dengki,
seharusnyalah melihat yang lebih rendah, seperti sabda Nabi Muhammad saw:
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah
darimu, dan janganlah kamu melihat kepada orang yang berada di atasmu, karena
hal itu lebih baik agar kamu tidak melalaikan nikmat Allah SWT” (H.R. Ibnu Majah).
Kunci
yang termudah dari itu semua adalah harus banyak bersyukur dengan apa yang
telah diberi Allah, setelah banyak berusaha menggapai rezeki yang halal.
4.
Bersikap qana’ah dan ridha dengan ketentuan Allah.
Ridha
adalah perasaan yang ikhlas dengan ketentuan dan takdir yang ditentukan oleh
Allah. Keridhaan dan keikhlasan ini sebenarnya akan menumbuhkan kebahagiaan
manusia, dan sebaliknya menurut Dr. Asyraf Muhammad Dawwaba sikap yang tidak
bisa menerima ketentuan Allah adalah penyebab kesengsaraan. Mengenai hal ini bisa dilihat dari
hadits dari Sa’ad bin
Abi Waqhash berkata bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Diantara
kebahagiaan
seorang anak Adam adalah keridaannya terhadap ketentuan Allah, diantara
kesengsaraan anak Adam adalah kebenciannya terhadap ketentuan Allah” (H.R
At-Tirmidzi).
5. Seorang
wanita hatinya yang penuh dengan rasa rela, ikhlas dan ridha akan mendatangkan kedamaian, ketenangan, ketentraman dan kesejukan hati jauh
dari rasa benci, galau, kemarahan yang tak terkendali, bingung dan rasa yang
tak nyaman.
6. Rasa
zuhud dan qanaah yang harus dipunyai oleh muslimah ini bukan berarti
menggunakan masalah ini sebagai alasan untuk tidak mau berusaha dengan keras,
pasrah dan
bermalas-malasan saja. Sesuatu yang ingin diharapkan besar, seyogyanya harus
dengan upaya yang lebih keras baik dari segi material dan berdoa serta tawakal
pada Allah semata.
Disamping itu ada norma-norma akhlaki yang harus dipatuhi oleh wanita yang
memutuskan untuk bekerja di luar
rumah. Norma-norma akhlaki
ini diperlukan oleh wanita karier agar kelak dirinya dapat mencapai derajat
yang lebih tinggi, menjadi seorang yang penuh kelembutan, sopan santun, ramah,
menjadi panutan dan penuh kehormatan. Abu Hurairah menyitir sabda Nabi Muhammad
saw:
“Sesungguhnya orang yang lebih aku sukai di
antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya dan lemah-lembut yang bisa
memberikan ketenangan dan dapat menyatukan yang lain”
(H.R Ibnu Hibban).
Referensi:
Candra Nila MD dan Lisdy Rahayu, Istri Bahagia, Tuntunan dalam Islam, menurut
Al Qur’an dan Hadist,Qibla, 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar