Sahabat Ummi, bekerja diluar rumah
bagi wanita sejak zaman dahulu sampai sekarang bukan hal baru dan bukan sesuatu
yang tabu. Bahkan, wanita jika mempunyai kemampuan mumpuni dalam satu bidang
yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak, tentu ada baiknya dibagi, seperti
jadi dokter, perawat, guru, arsitek, juru dakwah dan lain sebagainya. Wanita
berkarier diluar rumah tidak boleh sembarangan dalam berperilaku, bersikap,
berpikiran, atau memakai pakaian juga cara berjalannya.
Ada beberapa norma imani bagi
muslimah yang memutuskan untuk bekerja diluar rumah, baik untuk alasan ekonomi,
maupun untuk mengembangkan ketrampilan yang dimilikinya dan keahlian itu sangta
dibutuhkan orang banyak.
Muslimah berkarier harus memahami beberapa norma-norma
imani, karena dari beberapa ayat Al Qur’an terlihat jika ada hubungan yang cukup
signifikan antara iman, kerja dan amal sholeh. Seharusnya wanita yang berkarier
di dalam dan luar rumah harus memahami
jika:
- Harta yang diupayakan itu
adalah bukan mutlak hasil usahanya sendiri, melainkan hanya titipan dari
Allah swt semata. Muslimah yang bekerja harus menyadari jika pekerjaannya
hanya menopang hidup diri dan keluarganya sebagai bentuk ketaatan kepada
Allah semata. Ia juga mempunyai kewajiban mengemban misi khilafah di satu sisi dan di sisi lain harus mampu menahan
diri dari godaan duniawi yang buruk dari aktivitasnya tersebut.
2. Seorang
muslimah yang berkarier juga harus bisa memandang harta yang dimilikinya
sebagai amanahNya yang mana ia hanya sarana bukan tujuan, maka muslimah harus
mencari harta secara halal, menunaikan hak Allah dan dilarang merasa sombong
dan kuat atas prestasi yang diraihnya karena akan termasuk orang-orang yang
dicela Allah seperti firman
Allah: “Hartaku
sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku” (Al-Haqqah ayat 28). Untuk itu
berhati-hatilah saat mengelola harta agar tidak jatuh dalam kesia-siaan.
- Niatkan lurus untuk bekerja. Wanita karier harus
mempunyai niat lurus untuk apa sebenarnya keputusan bekerja di dalam, apalagi di luar rumah. Jika diniatkan guna mencukupi kebutuhan
keluarganya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sarana untuk
lebih mendekatkan diri kepada Allah, maka niat bekerjanya merupakan ibadah dan dianggap berjihad
di jalan Allah.
4. Jangan
sampai pekerjaan itu hanya untuk membunuh waktu, riya, sombong, pamer, dorongan
cinta harta, atau propaganda dan suka jika disebut sebagai wanita karier atas
nama emansipasi. Jika niat itu baik dan kukuh dan hanya mengharapkan ridha
Allah, maka keikhlasan dalam niat bekerja itu akan mendapatkan pertolongan
Allah. Ini sama dengan wasiat Rasulullah kepada Sa’ad bin Abi Waqash r.a:
“Sesungguhnya
kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, hingga melakukan pekerjaan untuk
mengharapkan ridha Allah, kecuali bertambahnya kebaikan, derajat dan kedudukan.”
(H.R Ahmad)
- Belajar bertawakal setelah
berusaha dengan keras mencari rezeki. Bukan perkara mudah untuk melakukan
hal demikian setelah usaha. Karena bisa jadi, tak banyak wanita karier
dapat ikhlas saat diberi kegagalan dalam setiap usahanya. Tawakal itu
terjadi setelah wanita berusaha dengan sebaik-baiknya mendulang rahmat
Allah. Tawakal adalah inti sari dari ‘menghadirkan’ Allah dalam setiap
langkah.
6. Semua
yang diupayakan dengan sungguh-sungguh dipulangkan kepada Allah apapun
hasilnya, dan akan selalu bersyukur atasnya. Sedikit banyak, sukses gagal atau
hanya biasa-biasa saja tanpa peningkatan berarti, itu sesungguhnya adalah
kehendak Allah, dan tugas manusia hanya bertawakal setelah berusaha, dan
sungguhnya itu salah satu bukti ketakwaan
seorang hamba pada TuhanNya.
“Seandainya
kamu semua bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, maka Allah
pasti memberikan rizki kepadamu seperti Allah memberikan rezeki pada burung
yang pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam
keadaan kenyang” (HR At Tirmidzi).
7.
Muslimah harus yakin dengan tingkat kehalalan rezeki yang
dikaisnya. Sebab itu akan merupakan rentetan panjang sebuah proses usaha yang
berhubungan dengan ketenangan dan kenyamanan. Ucapan bijak dari Abu Sulaiman ad-Darani
mengenai hal ini cukup menjadi renungan:
“Barang siapa yakin dengan rezekinya, maka kebaikan akhlaknya bertambah,
pikiran tenang, hati bahagia dan semakin sedikit godaan dalam shalatnya.”
Inilah 7 hal yang harus dilakukan oleh para muslimah
jika ingin bekerja diluar rumah, masih ada beberapa poin lagi yang akan saya sampaikan
mengenai norma imani muslimah yang bekerja diluar rumah bagian ke 2.
Referensi:
Candra Nila MD dan Lisdy Rahayu, Istri Bahagia, Tuntunan dalam Islam, menurut
Al Qur’an dan Hadist,Qibla, 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar