Ucapan Rasulullah memang patut dicermati. Terkadang dalam benak, sabar itu diletakkan dalam bab terakhir setelah babak kehidupan penyelesaian masalah dimulai.
Ternyata, dalam pola pikir bisa dibalik, kita tempatkan sabar sebagai perisai hidup, karena sejatinya kita tidak tahu jika rentetan panjang saat manusia menghadapi masalah itu adalah pukulan terberat lainnya. Dan jika kita bisa lewati 'pukulan pertama' dengan sabar, insyaAllah 'pukulan' lainnya berupa cobaan lebih berat, bisa dilewati lebih ringan.
Allah mengisyaratkan jika siapapun orangnya yang bisa bersabar diatas ujian yang menimpanya, Allah akan sempurnakan sabarnya lalu memasukkannya kedalam surga mana yang ia suka, Subhanallah itu janji Allah, tak ada satu pihakpun yang akan mampu menghalanginya.
Salah seorang anak bertanya kepada saya, dimanakah letaknya tawakal? Sebenarnya kita bisa meletakkan dimanapun saja tempat ternyaman, tak harus sesuai urutan tertentu dalam perjalanan akhlak kepada Allah, seperti juga sang Nabi SAW tempatkan sabar pada pukulan pertama.
Ada sebuah kisah sederhana yang bisa tunjukkan dimana letak tawakal. Dikampung saya yang memang tingkat pengamalan agamanya lumayan baik--dengan indikasi berapapun masjid diseputaran kampung, insyaAllah selalu penuh saat shalat lima waktu tiba, ada seorang penjual durian yang bergegas menuju masjid saat dzuhur tiba. Tanpa menempatkan buah durian dengan baik sebelum ia tinggal jamaah, ia berlalu begitu saja. Seolah yakin, niat baiknya beribadah pada Allah akan dibalas berlipat pahala dan rezeki.
Akhirnya kisahnya bisa tertebak, buah duriannya sebagian besar lenyap--digondol anak-anak iseng. padahal ia hanya berharap mereguk keuntungan lima ribu perak perbiji saja dari harga durian yang bisa mencapai 50 ribu perbijinya. Coba hitung berapa kerugiannya. satu hal lagi---ia juga rugi--sebagai hamba yang menyuruh Allah sebagai penjaga buah duriannya--suatu hal ngawur bin konyol.
seharusnya urutannya tentu begini, saat manusia diwajibkan berikhtiar dengan hal yang halal untuk apa saja demi perbaikan hidupnya, ikhtiar untuk mencari rezeki, ikhtiar untuk menyelesaikan masalah setelah itu manusia diharapkan untuk bertawakal kepada Allah atas semua upaya yang dilakukan.
Rahasia tawakal seseorang agar sukses sebenarnya sederhana---ia memang beriman dan percaya benar jika Allah adalah satu-satunya Maha dalam kehidupan. Letak Allah bukan di 'atas' sana--kebiasaan konvensional seseorang saat 'menunjuk' keberadaanNya. Tapi disini--tunjuk hati dan jantung! Dia berada diseputar alam semesta, yang langsung 'bereaksi' saat hambaNya yang percaya padaNya meminta pertolonganNya, welas AsihNya dan kasih sayangNya.
Setelah langkah tawakal itu dilakukan, manusia seharusnya menerima ketetapan Allah kepadanya, berupa qonaah. Hamba yang qonaah akan terlihat lain dengan yang tidak, ia tak akan meraung-raung saat permasalahan itu muncul, mencoba tegar dan selesaikan masalah dengan kelapangan hati. Dan setelah itu sabar mulai berperan.
Menurut Ibnu Hamzah Lc, sabar itu merupakan cara tercerdas mengatasi berbagai masalah, Dari semua episode drama hidup yang semua manusia memainkannya, akhirnya membuktikan jika sabar bisa membuat manusia berpikir dua kali untuk melakukan dosa, membuat manusia mampu merenung, intropeksi dan tentu membuat jernih proses berpikir dan selanjutnya bisa lakukan langkah tertepat.
Akhirnya, syukur mengambil peran dibagian akhir berbarengan dengan ikhlas. manusia beriman akan selalu bersyukur atas apapun yang terjadi padanya. Tak peduli seburuk apapun, karena yakinlah ia bukan satu-satunya yang mengalaminya masih berjibun manusia lainnya dengan masalah yang lebih berat dari itu. Ilmu ikhlas terakhir mengambil peran. "Jika memang kehendak Allah sudah ditetapkan demikian, apalah arti manusia menolaknya, hadapi dengan gagah berani--karena janji Allah akan terpenuhi bagi hamba-hamba terpilih dengan perjuangan kehidupan yang dilandasi dengan ikhtiar, tawakal, sabar, qonaah, syukur dan berakhir dengan ikhlas..
Bagi yang sedang didekap masalah, cobalah langkah-langkah keimanan ini diambil, percayalah Allah akan selalu bersama orang yang sabar dan tulus mencintaiNya--tak pernah meninggalkannya. jadikan sabar sebagai pukulan pertama, atau tempatkan ditengah atau tempat terakhir? Terserahlah ambillah tempat ternyaman untuk Anda..
Tawakal diambil setelah berusaha. Rasulullah Saw juga menegur orang yang belum mengikat untanya ketika masuk masjid. "ikat untamu, baru tawakal."
BalasHapusSabar dan syukur adalah sikap orang beriman dan keduanya baik baginya.
Salam hangat dari Surabaya
iyaa pakde,..tambahan njenengan sangat berarti nuwun tinggalkan jejak
HapusMotivated banget..., jd merasa malu...krn lebih sering mengeluh, kurang bersyukur dan kurang sabar dlm menghadapi cobaan-cobaan kecil yg menerpa...
BalasHapusnggih mbak Ika, sama-sama belajar syukur, sabar dan tawakal..
HapusSabar sabar...supaya subur.
BalasHapusIkhlas, sabar dan mensyukuri yang ada :)
ada mbak Tatit,..makasih buanyak mampir sini nggih
HapusPaling susah menempatkan kesabaran di depan mbakyuuu....hehehe
BalasHapus