..
Le, Cah Bagus anak Simbok,
Maaf jika simbokmu dan bapakmu ini mendamparkamu di pesantren
Mungkin berarti kami sudah mencerabut sebagian besar kesenangan dunia:
Maaf jika simbokmu dan bapakmu ini mendamparkamu di pesantren
Mungkin berarti kami sudah mencerabut sebagian besar kesenangan dunia:
Yang
sebenarnya bisa kau reguk
Tak
ada hape, tak boleh lihat telivisi, tak ada gadged terbaru yang bisa kau
mainkan, tak bisa jalan-jalan ke mall sesuka hati,
Apalagi
nonton bioskop dan nongkrong dengan teman-temanmu yang biasanua malah bisa buat lupa pada kami
Bukan karena kami membencimu, justru
sebaliknya : kami mencintaimu
Menempatkamu
di wadah yang semestinya
Jangan
marah pada kami le,
Jika simbokmu dan bapakmu ini punya ekspektasi yang tinggi,
Jika simbokmu dan bapakmu ini punya ekspektasi yang tinggi,
Yang
memungkinkan menyeretmu ke Surga:
Lihatlah le sekarang dahimu yang mulai samar menghitam, pertanda kau banyak sujud
Lihatlah le sekarang dahimu yang mulai samar menghitam, pertanda kau banyak sujud
Juga
lisanmu yang penuh dengan kalimat thayibbah
dibanding hafalan lagu ‘ecek-ecek’ dan tak mendidik.
Apalagi saat dirimu minta doa pada kami: ‘doakan saya agar lebih banyak lagi ayat-ayatNya bersemayam diotak dan tersembur dalam mulut saya’..
Mata mbokmu ini mulai basah..
Apalagi saat dirimu minta doa pada kami: ‘doakan saya agar lebih banyak lagi ayat-ayatNya bersemayam diotak dan tersembur dalam mulut saya’..
Mata mbokmu ini mulai basah..
Maafkan ya le saat kami hanya bisa menasehatimu saat kamu mulai risau dan galau :
kala banyak masalah yang menerpamu disana
Maafkan kami juga jika kamu harus bertahan dan bapakmu selalu berkata:
“Jika kami tak damparkanmu disitu, lalu apa pertanggungjawabanku pada Illahi saat anak-anak pandai dalam pergaulan bebas, lupa untuk tersungkur di AltarNya, mulutnya kotor penuh cacian gejolak remaja, dan membunuh waktu dengan cara sesat?”
“Ya
pak, mbok , aku akan bertahan sebisaku di pesantren ini
walau dengan tertatih, karena aku ingin jadi anak yang cerdas hati dan cerdas
pikir..”katamu dengan senyum, walau terkadang menyisakan getir saat kehidupan
disana tak selama bersahabat.
Selalu
kupeluk cah bagus, kemarin, hari ini dan sampai nanti sebagai tanda bukti
cinta yang tak terperi
Terimakasih
le, atas sabarmu
Jika kami menua dan berkalang tanah,
Dan saat Malaikat Mungkar-Nakir mulai bertanya tentang kamu:
Paling tidak ada beberapa jawaban yang terbaik untuk itu
Jika kami menua dan berkalang tanah,
Dan saat Malaikat Mungkar-Nakir mulai bertanya tentang kamu:
Paling tidak ada beberapa jawaban yang terbaik untuk itu
Sambil
penuh debar menantikan mereka berkata:
Ini dua tiket menuju Jannah, dibelikan dengan ketulusan oleh anak
sholehmu, silahkan kalian menuju sini…
Solo, 10 februari 2014
Note:
Le
= sebutan anak lelaki Jawa
Simbok
= sebutan ibu di Jawa
Cah
bagus = anak tampan
Thayibbah
= Kalimat yang baik
Jannah
= Surga
NB: puisi ini Menang dalam Lomba Pesan Cinta Ananda ALIA mendapat juara 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar