edisi kali ini aku mau bercerita tentang
sejarah,..eiits jangan buru-buru kabur sambil ngrolling mouse-nya dan membatin:
aku aleergi sejarah,.
iya deh saya paham bila ada yang sebut
sejarah, pasti hubungannya disuruh hafalin nama-nama tokoh, tempat berikut
tahun-tahun dan apapun yang melingkupinya. Tak menarik ya,..
Tapi jujur suatu saat kita harus nengok
sejarah,..bukan hanya sekedar tahu, namun mengambil hikmah yang terbesar dari
tokoh sejarah itu, atau tentang apapun itu, dan kalau bisa jadikan panutan.
Ohya sebenarnya saya ini penulis ecek-ecek yang senang hati melayani order dari
suami yang repot buat tulisan untuk kampus-nya, pondok pesantren atau masjid
kampus, jadi tulisan saya berupa "laporan yang kaku", lha ndak
disuruh nglucu sih,..dan kebetulan yang terakhir disuruh nyari Umar bin Abdul
Aziz. Who? saya lumayan bingung lha namanya kurang familier di telinga saya,
yang hanya tahu khalifah 4, khalid bin walid, Harun Al rasyid sampai Bilal.
Sedang dia? wah setelah ditemukan referensi tentangnya, saya jadi
terbelalak,..wow ada seorang pemimpin besar Islam yang terselip diantara
nama-nama besar lainnya,.
aduuuh jangan pergi dulu ya bu sabar
nih,..pembukaannya mbosenin ya,..moga cerita tentang beliau tidak,..
Umar bin Abdul aziz ini tergolong dinasti
Umayyah lahir pada 63 H/682 M di Sam'an Suriah, merupakan khalifah ke-8, dan
hanya memerintah,...coba tebak bu, berapa lama ia memerintah? oii salah kalau
10 tahun,..kaya' masa pemerintahan presiden2 di Indonesia saat ini,..dia
memerintah hanya 2,5 tahun saja!! yakni tahun 99-102H/717-720 M. Bila banyak
berpikir masa memerintah yang "mini' bisa berbuat apa? lha wong presiden
kita aja baru saja me-reshufle kabinet-nya yang dianggap tak sukses jalankan
tugasnya, pada masa memerintah yang ke 2 tahun, di jabatan yang ke-2. Trus
perjalanan pemerintahan yang sudah sekian lama tak gemilang, tak menyodorkan
perubahan yang mencolok mata.
yah, daripada menebak-nebak apa yang terjadi
mending kuterusin ya ceritanya,
Nama lengkap Umar adalah Abu Hafs Umar bin
Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin As bin Umayah bin Abd Syams,..wuiih
puanjang bak kereta ya, ternyata beliau adalah keturunan Umar bin Khattab sang
khulafaurrasyidin dari Ibunya laila, dan Ayahnya sudah pernah jadi gubernur
Mesir, hingga tak heran bakat politisi melekat padanya. Namun secara pribadi
sang Umar kecil sangat kagumi simbahnya,..eh Kakeknya Abdullah bin Umar bin
Khattab, sampai-sampai Ia bilang ingin seperti kakeknya Ulama yang warak,
mumpuni bin tawadhu'.
Umarpun berpendidikan tinggi di Madinah,
disana ia mendapat pendidikan yang baik dan sehat, hingga sangat pengaruhi
kepribadian dan pola pikirnya. Pada masa Khalifah ke 6 Al Walid bin Abdul
Malik, Ia diangkat jadi gubernur Hedzjaz di Madinah pada usia,..berapa bu tebak
lagi,..yang benar dapat Srabi Solo,..yah tak ada yang benar,..24 tahun ! sangat
belia. Ia-pun dipercaya atas proyek pembongkaran masjid Nabawi, menjadi
bangunan yang lebih indah. Penampilannya berbeda jauh dengan gubernur-gubernur
saat itu,karena sangat adil dalam memerintah. dan menerapkan sistem diskusi
denganbentuk "dewan penasehat" yang beranggotakan10 ulama yang
berpengaruh. Hingga tak terjadi kesenjangan dalammasyarakat karena berbagai
masalah bisa terpecahkan bersama.
Mesti dah capek ya mbacanya,..ya udah deh yang
capek boleh rehat dulu,..nanti tengokin lagi ya tulisanku,..tapi saya masih
semangat 45 teruskan tulisan ini.
Tapi apa daya,..model hasut menghasut,..fitnah
memfitnah ndak cuma terjadi marak saat ini,..tapi dah sejak dulu,..lihat Umar
sukses pimpin sebagai gubernur,..tiba-tiba Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, yang
merupakan juga gubernur saat itu dibeberapa wilayah, dengan iri dengki-nya
berhasil menghasut Khalifah tuk singkirkan Umar, hingga Ia berselisih dengan
Khalifah yang akhirnya memecatnya,..yah sedih deh
Namun ternyata oh ternyata nasib orang baik
yang berprestasi tak terpuruk begitu saja, Ia masih dilirik oleh khalifah
sesudahnya yakni khalifah ke 6 yakni Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan tahun
97-99H, sebagai al-Kaatib alias sekretaris khalifah.
Ketika Khalifah Sulaiman sakit keras, khalifah
itu meminta pertimbangan pada Wazir atau perdana menteri tentang siapa yang
pantas menggantikannya karena Putra Mahkota-nya sudah meninggal sejak dulu. Si
perdana Mentri yang bernama Raja' bin Haiwah langsung merekomendasikan Umar bin
Abdul Aziz adalah figur tepat penggati Khalifah.
Tak dinyana tak diduga, ternyata sebelum
perbincangan dengan Khalifah dan Perdana menteri ini berlangsung, Umar sudah
punya suatu firasat akan ditunjukkannya Ia sebagai pengganti, sehingga Ia
berkata pada Raja' :" Dengan saksi kepada Tuhan, saya meminta kepadamu,
seandainya khalifah menyebut-nyebut nama saya untuk jabatan itu,
hendaknya engkau halangi, dan kalau Ia tak menyebutnya,..maka sungguh jangan
kau ingatkan namaku kepadanya,.."
Subhanallah,..masih ada orang yang tersisa
dibumi ini yang bisa berkata seperti itu tentang sebuah jabatan yang
menggiurkan yang selalu berkaitan erat dengan harta, tahta,dan kewibawaan diri.
Wuaah bila saya mengengok saat sekarang,..beda jauuuh, jangankan sudah ditunjuk
belum aja sudah gontok-gontookan cari posisi yang paling empuk dikursi
panas,..kalau perlu saling jegal hasut dan tentu sodor-sodorkan diri biar
dilirik. Nah ini,..malah "menolak" jabatan yang banyak diidam-idamkan
banyak orang.
Seperti yang sudah diduga (emangnya sudah menduga?), ternyata nasi telah jadi bubur yang paling lembek,
sudah terlanjur sang Khalifah bersepakat dengan Wazir untuk tujuk Umar sebagai
pengganti sebelum beliau akhirnya wafat.(mulai turunkan topi,.dan pake kerudung
hitam)
Akhirnya tahun 99 M Umar bin Abdul Aziz
ditunjuk sebagai khalifah,..hanya memerintah dua setengah tahun saudara-saudara
sebelum digantikan yazid bin Abdul Malik (mungkin sudah kesepakatan mau
memerintah cuma sebentar sebelum calon penggantinya siap betul).
Terus,..ada apa dengandua setengah tahun?
kalau dinegeri ini waktu sebentar itu boro-boro buat prestasi,.lagi nyusun
rencana anggaran,..rutin rapat kerja terus klinong-klinong kemana habisin uang
negara (jadi keinget ada rombongan DPR ke Afsel bahas tentang kepramukaan
!,..huwa,..geli seribu persen), dan masih banyak lagi dengan acara seremonial
lainnya. hmm kalau Umar sih beda langsung tancap bak pembalap Vettel di F
1...wuuuuz
Ia berani berbeda dengan pendahulunya, mencanangkan
ide-ide yang brilian, Ia tak takut dengan para peng-kontra yang terkaget-kaget
melihat cara kerjanya dalam memerintah negeri. Ia dikenal sebagai Khalifah yang
alim, bijak, jujur, warak, tawadhuk, dan zahid juga sederhana, dlam berbagai
literatur Ia selalu disandengkan dengan kakeknya Umar bin khattab.
Kebijakan yang utama adalah mengembalikan
kemuliaan agama dan menggunakannya untuk mewarnai kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, tak segan berdialog dengan ulama besar ahli hadis dan fikih dan meminta
fatwa menegenai berbagai kebijakannya, dan mengajak serta rakyat mematuhi hukum
syariat. Hingga akhirnya ia adalah khalifah pertama yang membuat hukum syariat
secara sistematis dan serius.
Ada satu hal yang tak pernah dilupakan dalam
turut mewarnai sejarah Islam, dan jasanya yang paling penting adalah kodifikasi
hadis, yakni menyatukan berbagai hadis nabi SAW yang berserak dipenjuru negeri
menjadi satu mushaf, karena kekhawatiran dengan muncul hadis palsu dan
lenyapnya beberapa hadis karena perawi yang meninggal atau sedang berperang.
ini tak pernah dilakukan oleh pemimpin Islam sebelumnya.
Apa cuma itu ya yang di lakukan Umar?, ya
tentu saja tidak, hampir seluruh bidang jadi "jamahannya'dari bidang
politik: menyeru kaumnya tidak mengejar-ngejar keturunan Ali dan bani Hasyim
dan menyuruh menghentikn perseteruan politik dg kekerasan, karena menurutnya
seluruh Bani adlah sama. Ia membolehkan semua pihak angkat bicara (tak
diberangus). Bidang hukum ia benahi, dan menerapkanlima hal untuk pra hakim.
Urusan menegakkan kebenaran dan keadilan,
Umarlah jagonya,..tak hanya sidak saja di daerah wilayah kekuasanya, kemudian
memberi petunjuk ini dan itu, ia berani langsung memecat para gubernur yang tak
becus urusi rakyat, merampas hak rakyat, zalim, juga tak taat agama. Itu
dialami oleh Yazid bin Abi Muslim (gubernur Afrika utara,..wiii wilayah
kekuasaannya sampai sana ya), juga Salih bin Abdurrahman (gubernur Irak). Dan
tanah rakyat yang terampaspun diperinthkan untuk dikembalikan,.waah bedaaa jauh
dengan yang terjadi saat ini, yang bisa srobot hak rakyat, leha-leha sampai
mereka kering kerontang teriak-teriak
Umar juga tak bernafsu tuk luaskan
wilayah,..ini juga beda jauh dengan karekteristik pemimpin saat lalu yang
sangat gemar berperang. Ia punya pandangan bila harus berdakwah tidak harus
dengan angkat senjata, namun bisa dengan amar ma'ruf nahi mungkar dan lemah
lembut, ( duh saking lembutnya sampai bikin klepek-klepek saya) hingga ia
menyuruh Musallama untuk menghentikan penyerbuan ke Istambul.
Ada ndak ya kira-kira saat itu ilmu
kedokteran,..beneer jawabnya ada. Umar memerintahkan memindahkan sekolah
kedokteran di Iskandariyah (mesir) ke Antakya dan Harran (turki) dengan maksud
tentu agar mendapat fasilitas penunjang yang baik. Trus dibidang ekonomi Ia berhasil
membuat kebijakan yang melindungi rakyat kecil dan mensejahterakannya.
Pajak diturukan bagi non muslim dan dihapus bagi muslim. Membasmi cukai dan
kerja paksa, benahi irigasi, perbanyak sumur, pertanian, pembangunan jalan,
sediakan tempat bagi musyafir dan tentu saja seluruh bidang yang bisa
sejahterakan rakyat. fiyuu,..sampai capek nulisnya
Pernahkah kita sadar kalau doa yang dibaca
Khatib saat kutbah jumat itu, sampai kini adalah peranan besar seorang Umar?
karena sesungguhnya sebelumnya doanya adalah menjelek-jelekan keturunan Ali,
karena perseteruan politik saat itu. dan Umar mengganti kebiasaan yang buruk
itu menjadi doa yang baik,..seperti yang dibaca khatib saat kutbah ke 2.
Sudah capek ya membaca sejarah Umar, bentar
nih tanggung ku tutup sedikit dengan hikmah.Berbagai pejabat dewasa ini,
menganggap jabatan bukanlah amanah, hingga banyak yang memperkaya diri sendiri,
dan lupa akan tanggungjawabbya, hingga banyak proyek yang disambar dan berujung
ke Bui. Sedang Umar tak pernah menyentuh proyek dinegaranya, malahan Ia
mengganti seluruh hidupnya dengan kesederhanaan. Ingat Ia sudah keturunan orang
berada sejak kecil. Ia mengganti pakaian sutranya dengan kain yang biasa
saja,..menjual tunggangan kuda yang berhias, dengan kuda biasa dan uangnya dimasukkan
ke baitull Mall, tanah perkebunan dan perhiasan istrinya rela dijual untuk
kemakmuran rakyat. Whaaat? lha biasanya malah nambah tanah dan perbiasan je,..
Dan yang paling mengharukan dan fenomenal
karena sikapnya, adalah saat putranya datang dengan urusan keluarga. Ia
menjumpai Umar sedang bekerja dikantornya pada malam hari untuk urusan negara.
Kemudian Umar meniup lampu minyak, dan bicara dalam kegelapan dengan putranya,
ketika ditanya putranya :mengapa kita bicara bergelap-gelap gini wahai ayahku?
jawabannya : "nak, kita bicara mengenai
urusan keluarga, sedang minyak yang dibeli pada lampu dikantor itu adalah uang
dari negara, berarti uang rakyat, dan aku tak mengambil uang
rakyat.."
ihik saya benar-benar terharu membaca
pernyataan umar itu,..masihkah ada tersisa seorang Umar untuk kita dinegeri
ini,.. ( berharap sambil geleng-geleng kepala).
Akhirnya rampung juga tulisan
panjangku,..terimakasih yang baik hati dengan sabarnya membaca
tulisan sejarah ini. Sungguh dipermaaf bukan maksudku untuk membuat cerita
sejarah jadi laiknya antalogi,..biar tak bosen aja membacanya,..moga
bermanfaat,..dan wajib untuk komen,..silahkan,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar