Acara yang dihadiri para pustakawan seputar Solo, Yogyakarta, dan kota-kota terdekat lainnya, masyarakat umum dan petinggi kampus ini cukup inspiratif, karena selain menghadirkan Andy F Noya, juga ibu Dra Sri Sularsih, Msi sebagai Kepala Perpustakaan Nasional. salah satu ucapan yang menarik saat ibu Sri Sularsih mengatakan, jika membaca adalah jendela dunia, dimana sebuah rumah yang tak berjendela tentu akan menyulitkan penghuni melihat situasi luar rumah.
Selanjutnya beliau juga mengatakan jika dengan membaca Ir Soekarno bisa melupakan kemiskinan dimasa kecil dan berasa berjumpa dengan tokoh-tokoh dunia. Bapak Rektor IAIN, Imam Sukardi juga memberikan pepatah bagus, jika nilai seseorang itu tergantung pada buku yang dibacanya, kemudian dengan ilmu yang diperolehnya sebaiknya ia dapat menularkan ilmu itu pada lebih banyak orang lagi.
Satu seloroh Bapak Rektor yang cukup menyegarkan suasana adalah,"Pak Andy ini pemikir kelas berat, buktinya sampai kepalanya botak, mirip saya, bedanya dia wagub, yakni wah gundul banget, sedang saya masih ada rambutnya.."
Tibalah saat Andy F Noya beraksi eh tampil didepan untuk menguraikan hal menarik sebagai duta buku. Sebenarnya jika dilihat sepintas gaya bicaranya tak banyak tingkah seperti yang terlihat di televisi, bahkan cenderung lambat-lambat. Memang tipikal dia tak banyak mengumbar kata. Pilahan diksi katanya tepat, dan selalu berisi, mengundang tanya dan terdengar semua yang diucapkan penting. itulah yang membedakan dia dengan presenter lainnya.
"Baru berapa menit saya ketemu sama pak rektor saya dibilang wagub-lah, gundullah,..sebenarnya beliau itu iri dengki pada saya, terbukti setelah saya teliti beliau itu ternyata orang Jombang, sedang saya orang Surabaya. Jadi saya arek kota, beliau orang ndeso, makanya dia iri,.." kalimat pertama keluar dari mulut Andy ini disambut tertawa meriah. Apalagi saat ditanyakan pada audiens:
"Siapa dari kalian yang suka dengan penampilan gundul saya?" beberapa orang tunjuk jari. "Nah kalau saya yang keriting?" Beberapa orangpun tujuk jari. Dan kalimat selanjutnya cukup mengejutkan, "Jika yang tidak setuju saya gundul dan mau saya keriting bin kribo , silahkan keluar ruangan ini segera,..sudah tahu saya gundul kok ndak suka malah disuruh kribo lagi.."
Peserta talk show terbahak-bahak.
Ternyata, Andy tidak bicara sendiri di podium, ia menggandeng seorang tuna netra yang pernah menggegerkan dumay tempo tahun 2010 lalu saat dia tampil di Kick Andy sebagai Tuna netra dengan segudang prestasi yang sangat pandai menggunakan aplikasi komputer sampai-sampai dia mengaku sebagai pengisi musik pada aplikasi game Jepang, dan ternyata itu hanya pengakuan saja tanpa bisa dibuktikan, sebenarnya yang membuat orang lain. Namun akhirnya permohonan maaf dan pengakuan yang menggegerkan itu sempat membuatnya terpuruk dan depresi sampai bertahun-tahun, hingga akhirnya ia mencoba bangkit dan memperbaiki diri dengan berbagai prestasi.
Seorang istimewa itu bernama Eko Ramaditya Adikara seorang Tuna netra sejak lahir yang berupaya mandiri mengalahkan keterbatasannya. Terbukti sekarang ia menjadi Dosen dan motivator, yang sebelumnya lulus dalam Sarjana Administrasi Negara. Dengan tekad bulat diselesaikannya S1 dan S2-nya disekolah normal. Ia sangat menguasai aplikasi komputer yang dimodifikasi dengan perintah suara. Kecepatan mengetik luar biasa, sampai-sampai perintah suara sudah tak berfungsi lagi saking hafalnya dengan kompinya, padahal dia tidak bisa melihat!
Saat ini Rama, panggilannya, sudah menyelesaikan tiga buah buku yang berupa motivasi dan novel. Buku Pertama: "Mata kedua" dan buku keduanya adalah "Hati kedua" sedang yang akan terbit adalah Cinta itu Tunanetra. Matanya berpindah dengan pemanfaatan optimalisasi telinganya. Dan terkadang referensi atau novel yang ingin dibacanya memang harus dicari versi audio suara, yang kebanyakan berbahasa Inggris, karena buku-buku semacam itu hampir tidak mungkin versi huruf braille. Dan lihatlah saat dia memperlihatkan keahliannya dalam mengetik atau operasionalkan peralatan komputernya. Hmm..membuat decak kagum.
Lalu, Rama juga memperlihatkan bagaimana bisa memainkan alat musik berupa suling dengan belajar otodidak, membaca not dengan caranya sendiri.
Sebuah pelajaran yang menarik buat semuanya. Seolah menjadi malu dengan diri sendiri, dengan melihat sosok Rama. Bagaimana tidak Tuhan menganugrahi pancaindera yang kurang sempurna, namun dia berupaya keras untuk mengatasi kelemahannya menjadi sebuah kekuatan.
Bagaimana dengan saya yang begitu mudahnya mencari buku referensi, membaca tanpa kesulitan dengan gaya apasaja, mau duduk, berdiri, tiduran semua bisa dilakukan dengan gampang, satu tahun hanya bisa membuat beberapa buku dan beberapa tulisan saja.
Ah, mumpung masih sehat, mumpung seluruh pancaindera masih berfungsi, mumpung usia masih diberi, mumpung ada kesempatan sebelum sempit, harusnya esok lebih baik lagi. Mari bertekad kuat, InsyaAllah tahun depan berapa naskah ya yang bisa kutulis? setidaknya lima..cukuplah..aamiin..
Terakhir, nyoba foto bareng selebritis yang satu ini susahnya,..dikerubutin puluhan mahasiswa yang tak mau beranjak memotretnya, dan jadinya seperti ini,..ya sudahlah cuma sebagai bukti saja suatu hari pernah berfoto dengan si gundul berbaju merah, eh Andy F Noya yang legendaris itu,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar