Piknik
bersama keluarga itu menyenangkan, apalagi melihat diorama di Taman Pintar,
Yogyakarta, seperti yang dilakukan Tom Gembus dan keluarga yang kebetulan
domisili di Solo. Saat memasuki diorama
yang tingkat pencahayaannya rendah, pandangan Cempluk, istrinya tertuju pada
sebuah patung seorang tokoh didepan pintu masuk, langsung hobi narsisnya kumat.
“Mas,
tolong foto saya bersama patung ini dong..” Pinta Cempluk pada suaminya. Ia
langsung ambil posisi tersenyum lebar sambil memeluk patung tokoh itu. Semenit,
dua menit berlalu, tak ada reaksi suami menurunkan hapenya seperti posisi
motret.
“Sudah
belum mas, kok lama sekali sih, ‘selak garing’ mulutku tersenyum” . Protes Cempluk.
“Hah,
ada apa?” kata Tom Gembus dengan posisi sama seperti tadi, Hapenya terangkat
keatas.
“Lha dari tadi apa sampeyan ndak motret aku?”. Tom Gembus menggeleng. Dia mengatakan kalau dari tadi SMS temannya, karena pencahayaan pada ruangan diorama itu rendah, maka ia mengangkat hape-nya tinggi-tinggi, agar lebih dekat dengan lampu atas.
“Lha dari tadi apa sampeyan ndak motret aku?”. Tom Gembus menggeleng. Dia mengatakan kalau dari tadi SMS temannya, karena pencahayaan pada ruangan diorama itu rendah, maka ia mengangkat hape-nya tinggi-tinggi, agar lebih dekat dengan lampu atas.
“Tiwas,
isin mas, dari tadi senyam-senyum sambil peluk patung, dilihatin pengunjung
lainnya lagi, jebul..”
“Lha
gimana, saya potret sekarang ya?” Hibur Tom Gembus hibur istrinya, karena dari
tadi tidak ‘ngeh’ atas permintaaan istrinya.
“Ogaaaah!”,
jawab Cempluk menjeb sambil berlalu.
Dimuat di Solopos pada rubrik Ah Tenane tanggal 20 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar