Ada perbincangan menarik, antara diriku dan suami pagi ini.
Saat jalan-jalan pagi, kami bercerita tentang syukur yang tak terhenti atas kenikmatan Allah yang diberi tiada pernah berhenti mengalir .
Sampai suatu titik, mulailah ia cerita, yang terselip gundah belum lama ini saat "tidak terlalu terpakai lagi" di suatu lembaga yang dulu 'membesarkannya'.
"Posisiku,..dijepit,..pit sampai tak leluasa bergerak. Jam mengajar yang biasanya seminggu 3-4 kali mengajar, menjadi hanya sekali saja satu jam. belum sama sekali tak diberi 'jabatan' apapun selain mengajar, padahal sebelum ada perombakan struktur organisasi, semuanya serba menyenangkan, silaturahmi antar teman terjalin indah,..." katanya dengan nada pelan.
"Tapi, bukankah Allah sudah menggantinya jauuh lebih baik?" timpalku dengan mengingatkan.
Ya, memang benar, setelah ditelusur-telusur, seluruh perjalanan kehidupan pastilah mengandung 'rahasia' terbesar Allah, dalam meninggikan derajat umatnya yang mencintaiNya. Meski sudah mulai lambat tapi pasti 'kehilangan' sumber penghasilan dari situ, Allah beri ganti di tempat lain lebih banyak. Mengajar tanpa henti di 3 perguruan tinggi yang berbeda. Bila hanya seorang manusia yang menutupi jalan rizki, maka yakinlah Allah akan membukakan jalan jauuuh lebih lebar dan luas.
La Tahzan!
Janganlah bersedih. NikmatNya tak terkira terbentang dari langit sampai dalam kerak bumi.Bila tak berhasil yang satu, cobalah dengan yang lain. Dan jangan mengira jika ada seseorang yang menutupi rezeki orang lain, maka sesungguhnya Allah telah membukakan jalan yang lebar untuk rezeki yang lainnya.
Janganlah berhenti berusaha, berupaya dan berdoa. Tak ada yang tertukar dari rezeki itu, yang ada masih tertahan, belum digali, belum diburu, dan belum dibuka, jika kita pada titik usaha maksimal.
Qadar Allah masih bisa kita koreksi dengan sejuta upaya dan doa kita..
Tetaplah semangat dan merasa menjadi manusia yang paling beruntung dan bahagia dimuka bumi, karena itulah yang membuat manusia selalu diliputi rasa syukur, jauh dari kufur dan sedih.
Serahkanlah seluruh kehidupan ini pada yang Maha Pemberi Nikmat dan Maha Penghapus Kesedihan, karena hanya dengan itulah kehidupanmu akan menjadi bermakna dan lebih baik lagi..
Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kesulitan datang mendera. Kakang Prabu selalu mengingatkanku jangan sampai sabar dan ikhlas hanya di mulut saja. Hari ini tangisanku tak jadi menetes lagi setelah membaca post ini. Terimakasih, Mbak....
BalasHapus